Ibu Suharsih asal Desa Dukun Sembung 3 Tahun bertarung dengan Kemiskinan

Tegal, MPI.co.id

Minggu pagi bagi masyarakat kabupaten Tegal adalah waktu dan kesrmpatan berolah raga ceria.

Hampir sebagian bedar masyarakat Slawi semenjak pagi pergi jalan jalan menuju Alun Alun Hanggawana.

Setiap minggu pagi di Alun alun Dlawi ini selalu saja ramai dijejali pedagang kuliner, pakaian dan aneka barang kebutuhan masyarakat tak terkecusli makanan khas Tegal.

Suasana alun alun pun setiap minggu pagi tak ubahnya seperti Pasar. dan mas Aji yang sudah setahun jualan Masker menyebut “Pasar Belek” karena pembelinya rata rata dari lepas subuh pada. Melekkan!.

jika memgunglap Pasar tiban Alun alun Slawi tak bisa dipisahkan dari peran IbuSuharsih. ia nenek renta asal desa Dukuh Sembung, Kecamatan Pangkah. kepada media ia mengaku sudah 3 tahun berjualan kueh trafisionsl khasTegal di alun alun Slawi.

“saya selama pandemi tetap berjualan dan punya pelanggan tersendiri.karena tidak punya banyak saingan.

Di usianya yang 71 ia berangkat selepas subuh naik becak. dan tukang becak madih keponakannya menempelkan bener di pohon warakas yang biasa ia jadikan tempat berteduh sekaligus lokasi tetapnya ia berdagang.

“Dulu saya jualan di Alun alun tapi disana sudah dikuasai. “Paguyuban” kalau tidak patuh dgn kewajiban paguyuban ya ditendang tidak boleh jualan di alun alun.

Kini nenek Suharsih memilih di jalan alternatif timur pemkab yang dipilih para pedangang dadakan dengan bebas tanpa ada yang berani malak atau minta uang macam macam.

“paling nganter saya seharian diminta Rp 2000 untuk kebersihan tapi nggak tau kadang orangnya datang kadang tidak.

Mungkin takut kena rajia preman , barangkali. ujar Bu Suharsih yang menyediakan makanan : ” Alu Alu, Ketan Gurih, klepon, krawu dan aneka jajanan pipis. bahan dari singkong. (Nurdibyo)