Yudhistira Nugraha (Kepala UP. Jakarta Smart City) Menghadiri Acara Collaboration Week Di Concreate Space Gondangdia

MEDIAPATRIOT.CO.ID – Jakarta, 27 September 2022 – Yudhistira Nugraha (Kepala UP. Jakarta Smart City) menghadiri sebagai narasumber acara Collaboration Week (Kolaborasi untuk ekosistem) yang diadakan di gedung Concreate Space Gondangdia Jakarta pada hari Selasa, 27 September 2022, memberikan keterangan pers kepada media elektronik bahwa : “Kita membuka sebuah ruang inovasi bagi masyarakat, karena tadi untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada diperkotaan atau masalah-masalah yang ada di masyarakat kita sebagai Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dan tentunya kita mengajak talent-talent muda untuk bersama-sama Pemerintah untuk menyelesaikan masalah, salah satunya tadi dengan partisipasi masyarakat dalam bentuk start-up ini adalah salah satu sebagai partisipasi masyarakat untuk membantu pemerintah dalam berbagai permasalahan.

Diharapkan yaitu salah satu contoh misalkan kita juga mendorong aktivasi UMKM-UMKM supaya bisa Go On Board yang artinya dengan adanya UMKM ini secara tidak langsung bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi, minimal ekonomi mikro sampai nanti ekononi makro dan seterusnya. Dalam diskusi, kita bicara bagaimana melakukan transformasi layanan publik dimana kita harus mulai berpikir pada saat kita bicara transformasi layanan publik dan kita harus punya mindset bersama yang artinya kita tidak kerja sendiri-sendiri tetapi kita harus menjadi sebuah platform atau hadir untuk menyediakan platform dalam memberikan kemudahan kepada masyarakat. Masyarakat bisa lebih mudah mendapatkan layanan publik yang disediakan oleh Pemerintah yaitu dengan platform ini masyarakat juga bisa memberikan layanan yang sifatnya inklusif.

Jadi dalam Connect Jakarta, tidak hanya warga BerKTP DKI Jakarta saja tapi juga warga yang beraktivitas di DKI Jakarta, yang harus kita bangun model bisnis baru Pemerintah yang terdiri dari platform dan data. Dengan adanya platform dan data kita bisa memberikan layanan yang sifatnya inklusif dimana kita memberikan ruang untuk bersama-sama menjadi kolaborator, karena kita sudah shifting dari government antique menjadi echo centric. Pemerintah berpikir, bahwasanya setiap masalah tidak hanya bisa dilakukan oleh pemerintah saja tapi juga masyarakat sebagai creator seperti masyarakat industri, start up, komunitas, dan lain-lainnya.

Ada 4 ekosistem transformasi digital yaitu ; 1. infrastruktur digital, 2. pemerintah digital, 3. masyarakat digital dan 4. ekonomi digital. Jadi kalau kita lihat dari 3 komponen ini bagian hulu bagian ujungnya adalah infrastruktur, Pemerintah, dan masyarakat digital, contoh platform digital atau startup tidak akan tumbuh kalau tidak ada dukungan dari infrastruktur digital seperti 4G, 5G, dan seterusnya. Tidak akan tumbuh jika tidak ada kemudahan dalam berinvestasi, tidak akan tumbuh jika tidak ada masyarakat digital dalam arti talent-talent. Dengan adanya tiga komponen tersebut maka munculah ekonomi digital dan juga muncul model bisnis baru seperti Gojek memberikan model bisnis baru dan sebagainya.

Dalam konteks perpajakan tentunya kita harus lihat bagaimana mendukung ekosistem berkelanjutan, berkeadilan dalam membangun ekosistem-ekosistem ekonomi digital, artinya kita harus punya datanya siapa yang misalkan setiap startup ini dilihat apakah startup-starup itu harus bayar pajak yang sama dengan dilihat dari potensi, karakteristik, kemampuan startup bisa saja Pemerintah melakukan pemotongan pajak apabila mereka secara rutin melaporkan semua transaksi yang ada di mereka. Bayangkan saja ada ribuan startup dan datanya ada pada kita yang artinya kita tau berapa banyak jumlah transaksi. Apa yang didapatkan startup misalkan dalam bentuk insentif, pengurangan pajak, dan seterusnya dengan mereka masih growing dan tumbuh dan harus ada skema yang mewujudkan ekosistem digital yang berkeadilan atau pajak yang berkeadilan.

Jadi harapanya startup ini juga terus tumbuh tanpa khawatir akan ada pembukuan pajak yang berlebih, bagaimana kita mewujudkan pajak untuk pajak yang berkeadilan untuk semua pihak.
Yang pertama human capital sangat perlu kita lakukan contoh misalkan human capital terbesar di dunia seperti China dan India, China salahsatu contohnya pada saat hubungan China dan Amerika memburuk dimana ada larangan China International Student untuk kuliah di kampus Top Amerika dan itu tidak terjadi karena kalau mereka melakukan itu mungkin kampus-kampus disana akan kolabs sebagian labnya karena disupport oleh student dan profesor dari China. Human capital memberikan sebuah power begitu juga pada saat bicara IT, programer handal itu datang dari India dan saat ada investasi IT pasti ada expert dari India untuk memberikan insight dan seterusnya.

Pada saat kita bicara society, 4.0 fokusnya di masyarakat dan pengembangannya juga fokusnya si people termasuk pengembangan SDM juga perlu. Dalam konteks layanan publik kita fokusnya di customer center city ke user experience. Bagaimana Pemerintah bisa memahami kebutuhan masyarakat dan objektifnya bagaimana kita bisa memberikan kenyamanan dalam pelayanan publik. Ketergantungan ini bagian dari experience, jadi kita tidak hanya membuat sebuah aplikasi dan layanan tapi kita memberikan sebuah experience baru kepada mereka sehingga mereka aman, nyaman, dan bergantung hanya dengan layanan pemerintah mereka sudah puas, salah satu contohnya di Jakarta kita ada vaksin, masyarakat tidak perlu datang ribet antri, mereka tinggal daftar vaksinasi tinggal datang sesuai jam dan lokasinya,” tutupnya.

(red Irwan)


Klik Logo Diatas
Streaming 100.3FM Radio Elgangga

Siapakah Calon Walikota Bekasi 2024? Polling Diselenggarakan Oleh mediapatriot.co.id

View Results

Loading ... Loading ...


Baca Juga Berita Terbaru Hari Ini Seputar Politik, Pendidikan, Ekonomi, Bisnis, Sosial, Budaya, Pertahanan, Keamanan, Luar Negeri dan Dalam Negeri



Promosi Produk Harga Murah dengan Diskon Besar Hanya di Media kami Hubungi Bagian Promosi & Iklan mediapatriot.co.id KLIK DISINI


Posting Terkait

Jangan Lewatkan