Bobato Kesultanan Tidore mengembalikan Jabatan Kapita Lao Sangaji Maba Kepada Keluarga Djaelani

Tidore, mediapatriot.co.id – Tarik menarik soal pengangkatan Kapita Lao Sangaji Maba oleh Sangaji Maba mendapatkan titik terang dimana yang pada awalnya di angkatnya saudara Sale Manis sebagai Kapita Lao Sangaji Maba kini Jabatan Kapita Lao telah di serahkan Kepada Keluarga Besar Djaelani.

Derektur Utama PT Aditha Nikel Indonesia Burhanudin Djaelani mengatakan bahwa saat ini Jabatan Kapita Lao Sangaji Maba Telah di serahkan kepada Kami Sebagai Keturunan Asli Kapita Lao Djaelani Sangaji Maba.

” Dari hasil Pertemuan dengan Bobato kesultanan Tidore, Saudara Sale Manis telah ikhlas dan melepas Jabatan Kapita Lao Kepada Keluarga Djaelani dan kami Keluarga Djaelani juga akan mencabut Laporan di Polda”. Ucapnya

Derut PT Aditha Nikel Indonesia yang juga Keturunan Asli Kapita Lao Sangaji Maba itu menambahkan bahwa Jabatan Kapita Lao Sangaji Maba akan dijabat oleh salah satu Keturunan Djaelani.

” Dengan dikembalikannya jabatan Kapita Lao kepada kami keluarga Asli Djaelani maka jabatan itu akan di duduki oleh salah satu keturunan Djaelani dan Saudara Sale Manis akan diberi salah satu jabatan dan nama jabatan itu akan dikonsepkan oleh Djojau kesultanan Tidore”. Tambah nya

” keluarga Djaelani akan memilih dan menunjuk calon yang akan menduduki jabatan kapita lao sesegera mungkin dan dibawa ke sultan tidore kemudian dari pihak kesultanan tidore akan melantik kapita lao yang baru yang benar-benar TrahTurunan asli dari eyang dotu Kapita Lao Djaelani sesuai Nasab nya, Dan segala sesuatunya kita kembalikan pada Allah SWT, karna kita manusia hanya berencana tapi mutlak semuanya hanya sang Arif Raab yg memutuskan”. Tutupnya

Untuk di ketahui bahwa tarik ulur Kapita Lao Sangaji Maba ini kurang lebih sudah setahun kalau bukan campur tangan Direktur utama PT adhita nikel indonesia Burhanudin Djaelani maka tidak akan tuntas dan selesai dan menjadi catatan sejarah buat regenerasi kedepan bahwa yang benar harus di perjuangkan dan yang salah harus di perbaiki seperti dalam bahasa para petua petua terdahulu mengatakan (makanan yang bukan milik kita maka jangan mengatakan milik kita akan tetapi kalo makanan itu milik Kita maka harus di perjuangkan).

Posting Terkait

Jangan Lewatkan