Kota Bekasi, MPN
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Unit Pelaksana Teknis Daerah Pengelolaan Air Limbah Domestik (UPTD PALD) milik Pemerintah Kota Bekasi menyatakan optimis mampu mewujudkan cita-cita menjadi perusahaan nasional. Hal ini ildidukung dengan sederet prestasi membanggakan yang diraih selama ini.
Upaya mewujudkan cita-cita merajai oengelolaan air limbah domestik nasional ini diungkapkan Kepala BLUD UPTD PALD Kota Bekasi Andrea Sucipto, baru-baru ini. Bukan hanya menjalin kontrak kerjasama dengan beberapa BUMD, Andrea menyebut pihaknya juga sudah menjalin kerjaaama dengan perusahaan beaar skala nasional.
“Saat ini kami sudah menandatangani kontrak dengan perusahaan-perusahaan besar nasional. Seperti PGN (PT Perusahaan Gas Negara Tbk), McD (McDonald’s Indonesia), Richeese PT Richeese Kuliner Indonesia), HokBen Hokben Indoensia). Itu (kerja sama) untuk semua kantor yang ada di Indonesia. Untuk PGN ini semua kantor mereka. Ada 41 lokasi se-Indonesia,” terang Andrea.
Andeea kemudian menyebut BLUD UPTD PALD Kota Bekasi saat Ini sudah berhasil memiliki branding kuat yang terbentuk lantaran adanya legalitas perizinannya yang kuat, dan ditopang pengolahan yang selama Ini sudah teruji disertai pelayanan yang prima, plus adanya Integritas pelayanan yang tinggi.
Diketahui, tak hanya perusahaan nasional itu saja yang sudah menjalin kerja sama dengan BLUD ini. Ternyata, sudah ada kerja sama dengan BLUD sejenis dari Provinsi Bali dan juga Lampung Selain itu juga beberapa dinas, seperti Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Malang pernah berkunjung ke BLUD UPTD PALD Bekasi ini untuk studi banding.
“Jadi kami ini bukan hanya melayani masyarakat kota Bekasi, tapi juga melayani banyak korporasi di Indonesia,” ucapnya lagi.
Bahkan, dengan statusnya saat ini yang masih sebagai BLUD, dia sudah memiliki tekad jika dalam waktu tak lama lagi akan berubah menjadi BUMD. “Dengan branding kita yang kuat, bayangkan sudah banyak Perusahaan yang percaya kepada kami, sebuah unit (UPTD). Makanya dengan kinerja tersebut, kami sudah punya roadmap, tiga tahun lagi bisa menjadi BUMD,” tekadnya.
.
Strategi KSO
Dengan kiprahnya selama Ini yang sudah menorehkan tinta positif, tentu saja tak lepas dari strategi yang sudah diusungnya itu. Salah satu yang cukup kuat, dan dia mengakuinya, adalah menjalin kerja sama opersional atau KSO.
Dia sadar, dengan armada yang terbatas, agar bisa melayani seluruh masyarakat Kota Bekasi, maka langkah KSO itu sangat jitu. Namun dalam menjalankan KSO itu, pihaknya tetap selekuf, yaitu dengan perusahaan sedot tinja yang sudah tervenfikasi.
“Sehingga KSO-nya itu memang sedikit, akan tetapi yang sudah teregjster di kami ada 147 sistem usaha. Cuma yang benar-benar dapat KSO dengan kita ya itu tadi, hanya tiga. Kenapa tiga? Karena yang tiga ini Syaratnya betul-betul terverifikasi,” katanya, menjelaskan.
“Karena untuk kode KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia) itu ada juga yang belum terverifikasi. Sementara syaratnya itu harus sudah terverifikasi. Jadi yang belum itu bagaimana? Ya teman-teman yang lain itu nanti di bawah perusahaan yang sudah KSO dengan kami. Mereka bermitra. Jadi armada yang ada itu dari pihak lain, sehingga mereka hidup semua,” jelasnya lagi.
Dengan kondisi seperti itu, kata dia, perputaran uang di bisnis ni cukup tinggi. Seperti di tahun 2024 kemarin, dia mengungkap, ada perputaran uang sebanyak Rp47 miliar di bisnis ini, dan sebesar Rp9.8 miliar itu sebapai pendapatan dari BLUD UPTD PALD Kota Bekasi.
“Sementara untuk Siipa atau surpius atau Sisa Lebih Penggunaan Anggaran kami sebesar Rp6,8 miliar. Itu Silpa yang kami dapat di 2024. Atau keuntungan kita. Kalau di BUMD itu laba bersih,” tuturnya.
Performa yang apik itu memang sudah didukung oleh sistem yang sudah terdigitalisasi dan infrastruktur mekanis lainnya. Hal ini pun untuk mendukung bahwa Bantargebang, Bekasi nantinya akan menjadi sentra pengolahan sampah saja.
Kondisi ini, menurut Andrea, selaras dengan keinginan Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahyono bahwa kedepan Kota Bekasi akan lebih concern terhadap penanganan limbah Regional dimana Kota Bekasi akan menjadi sentra pengolahan limbah regional. “Kita akan mendorong UMKM Jasa Penyedotan Limbah Domestik agar terus tumbuh dan Investasi Pengolahan Limbah Domestik juga bisa masuk dan berkembang. Diharapkan dengan dengan meminimalkan penyertaan APBD/APBN dapat menciptakan pertumbuhan lapangan pekerjaan,” paparnya.
“Karena di sini ada semua, sampah, limbah, dan lainnya. Maka, kita pernah mengundang perusahaan Australia terkait waste waterof treatment untuk membantu tujuan tersebut. Hanya saja untuk mewujudkannya, perlu dibahas prosesnya nantinya akan seperti apa, kajiannya seperti apa, dan harus seperti apa langkahnya nantinya, dan proses pendanaan juga harus seperti apa yangnon APBD itu,” jelas Andrea.
Sejauh ini, kata dia, untuk teknologi pengolahannya, BLUD UPTD PALD Bekasi sudah memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang dibangun 204 lalu. Kemudian sebentar lagi akan ground breaking pembangunan Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) tahap II. Selanjutnya, juga akan dibangun tahap III dan tahap IV yang diharapkan pendanaannya nanti bersumber dari non APBD.
Apalagi memang. kata dia, teknologi pengolahannya, BLUD UPTD PALD Bekasi sudah memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang dibangun 2016 lalu. Kemudian sebentar lagi akan ground breaking pembangunan Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) tahap II. Selanjutnya, juga akan dibangun tahap III dan tahap IV yang diharapkan pendanaannya nanti bersumber dari non APBD.
Apalagi memang. kata dia, dengan adanya instalasi saat ini dirasa masih kurang untuk bisa melayani seluruh masyarakat Kota Bekasi. “Sebetulnya idealnya untuk bisa melayani masyarakat kota Bekasi itu, bukan berapa unit yang dimiliki. Idealnya berapa kapasitasnya. Kalau untuk mengcover seluruh Kota Bekasi itu dibutuhkan 1.300 meter kubik per hari. Saat ini baru kapasitas 200 meter kubik per hari. Berarti kan pangsa pasarnya itu masih luas,” jelas Andrea lagi.
Untuk itu, dirinya menaruh harapan terhadap daerah tetangga yaitu DKI Jakarta agar bisa mengalirkan dananya untuk pembangunan instalasi lainnya. “Ya, kata saya sih, bantu kita bangun. Misalkan nantinya, dari 100 persen kapasitas yang terbangun itu, ya sebanyak 70 0ersen menampung limbah DKI dan 30 persen menampung limbah Bekasi. Itu baru sinergi yang bagus,” katanya, berharap.
Lebih lanjut ditegaskannya, dengan adanya kinerja yang positif itu, tak anehj ika target ke depannya dari BLUD UPTD PALD ini akan terus meningkat. Jika mengacu dari target yang diamanatkan dari Pemkot, tahun ini pendapatannya ditargetkan sebesar Rp4 miliar dan tahun depan sebesar Rp6 miliar.
Namun begitu, dirinya dan tim tetap memiliki target sendiri, tentu saja melebihi pencapaian tahun 2024 lalu. “Ya, tahun ini, BLUD ini bisa BEP (break even point) lah,” ujarnya mengakhiri perbincangan. (Mul)
Komentar