UK-Indonesia Medical Genomics Summit 2025 Gelar Talkshow Ngobrol Sehat Bareng Ahli: Genetik, Kanker, dan Masa Depan Pengobatan

 

Jakarta, MediaPatriot.co.id – 2 Mei 2025. UK-Indonesia Medical Genomics Summit 2025 melaksanakan Talkshow Ngobrol Sehat Bareng Ahli membahas genetik, kanker dan masa depan pengobatan. Talkshow ini dilaksanakan dan dihadiri oleh dr. R. Soeko Werdi Nindito D., MARS. (Direktur Utama RSK Dharmais, Ines Atmosukarto (Penasihat Teknis Menteri Kesehatan Indonesia Bidang Inovasi Biomedis/ CEO Lipotek), dr. Hubertus Hosi Hayuanta SpPK (Dokter Spesialis Patologi RSK Dharmais), Dr. Susanti (Peneliti CRUK SI/ CEO Pathgen), Ahmad Rusdan H. Utomo (Dosen Universitas Yarsi) dan Vidi Aldiano (Musisi).

dr. R. Soeko Werdi Nindito D., MARS. Selaku Dirut RSK Dharmais berterima kasih kepada para hadirin yang sudah mendaftar dan hadir diacara hari ini. Kita akan bahas judul genetik apa itu dan dampaknya. Narasumbernya adalah orang hebat di bidang genetik. Kanker itu tidak datang tiba-tiba, ilmu pengetahuan bisa memprediksi kapan datangnya kanker. Teknologi terbaru bisa mendeteksi seseorang apakah kena kanker atau tidak. General check up sekarang lebih canggih untuk deteksi kanker melalui pencocokan dna orang yang sudah terkena kanker.

“Pemerikasaan Genomics ini paling canggih didunia, Insya Allah sudah bisa dilakukan di Indonesia. Untuk mendeteksi kanker dan cara menanganinya secara lengkap. Indonesia tidak boleh ketinggalan di bidang medis, maka perlu berkolaborasi dengan UK”, tutupnya dr. R. Soeko Werdi Nindito D.

Ines Atmosukarto selaku CEO Lipotek menjelaskan bahwa dirinya adalah Peneliti dibidang Biomedis hampir 3 dekade. BGSi mewujudkan pengobatan presisi untuk Indonesia. BGSi adalah inisiatif nasional yang pertama bertujuan memanfaatkan data genom (informasi genetik) untuk mendorong pengembangan pengobatan presisi. Inisiatif ini mendukung upaya pencegahan, diagnosis lebih akurat, serta pengobatan yang lebih tepat sesuai dengan profil genetik. Asia adalah rumah bagi lebih dari setengah populasi dunia, namun hanya menyumbang kurang dari 10,28% data pemilik genomik global.

“Data yang kita dapatkan dari partisipan terjaga dengan baik dan bersifat anonymous. Usia rata-rata partisipan dewasa 46,5 tahun. Terdiri dari 45% Pria dan 55% Wanita. Termuda 1 Tahun dan Tertua 104 Tahun. 11.359 partisipan terekrut di bulan April 2025 dan 100.000 pada akhir 2029 dengan 3.221 partisipan kanker. Sekitar 8.500 pengurusan genom lengkap per April 2025”, tutupnya Ines.

dr. Hubertus Hosi Hayuanta, SpPK selaku Dokter Spesialis Patologi di RSK Dharmais menjelaskan bahwa chromosome jika diurai maka menjadi DNA. DNA itu isinya protein yang tersimpan kode kehidupan manusia. Gene itu adalah tagmen 1 protein. Mutation adalah perubahan seperti penambahan atau pengurangan kode yang ada di DNA, ada Mutation yang menimbulkan penyakit dan tidak. Genoms itu keseluruhan dari genetik. Penyebab mutation adalah terjadi karena alami dan lingkungan. Faktor lingkungan karena radiasi, virus, infeksi dan lain-lain. Penyakit genetik ada yang bisa dicegah dan tidak dapat dicegah.

Dr. Susanti selaku CEO Pathgen menjelaskan bahwa tes genetik adalah sebuah pengujian untuk melihat adanya mutasi atau perubahan tertentu pada gen seseorang. Perubahan pada gen dapat diturunkan oleh orang tua dan dapat pula disebabkan oleh faktor lingkungan seperti radiasi sinar UV. Tes genetik penting untuk mengetahui adanya mutasi gen yang diturunkan yang menyebabkan seseorang tersebut memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker. Mengetahui lebih awal perubahan genetik yang memiliki risiko menyebabkan kanker sehingga dapat melakukan pencegahan lebih awal. Membantu dokter untuk memberikan pengobatan yang cocok pada pasien kanker sesuai dengan mutasi yang dimilikinya.

“Orang yang perlu tes genetik yaitu seseorang yang punya riwayat keluarga penderita kanker. Seseorang dengan risiko tinggi kanker dan orang yang telah didiagnosis kanker”, tutupnya Dr. Susanti.

Ahmad Rusdan H Utomo selaku Dosen Universitas YARSI menjelaskan bahwa para peneliti harus bisa dipertanggungjawabkan penelitiannya agar hasil penelitiannya beretika. Misal dikumpulkan 12 orang pasien kanker, ternyata 11 memiliki variasi di gen X. Pertanyaannya benarkah Mutasi Gen X berhubungan dengan penyakit Pasien? Jawabannya belum tentu. Kita juga harus meneliti orang sehat. Dari 12 orang sehat hanya ada 1 orang mutasi gen X.

“Pasien atau relawan data genetiknya akan dibagikan secara anonimus ke pihak ketiga untuk kepentingan kesehatan bersama”, tutupnya Ahmad Rusdan.

Summit ini digagas dan dipimpin oleh Dr. Susanti, CEO PathGen sekaligus peneliti aktif di Cancer Research UK (CRUK) Scotland Institute. Dengan visi menjembatani ilmuwan diaspora dan pemangku kepentingan dalam negeri, acara ini bertujuan mendorong penerapan teknologi genomik dan pengembangan layanan kesehatan presisi (precision medicine) di Indonesia.

“Genomik bukan sekadar inovasi, melainkan kebutuhan strategis bagi sistem kesehatan kita. Saya ingin Indonesia tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga penghasil pengetahuan dan teknologi genomik yang berdampak,” — Dr. Susanti, Peneliti CRUK & CEO PathGen.

“Kami ingin mempertemukan pengetahuan global dengan potensi lokal. Genomik adalah masa depan layanan kesehatan, dan Indonesia harus menjadi bagian dari revolusi ini,”
— Dr. Susanti, CEO PathGen & Peneliti CRUK Scotland Institute

Red Irwan



Posting Terkait

Jangan Lewatkan