Sehubungan dengan rencana penobatan Raja Kebudayaan Banjar Kalimantan, saudara Cevi Yusuf Isnendar, pada tanggal 6 Mei 2025 di Keraton Majapahit Jakarta, kami, Para Adipati (Pemangku Adat) Kesultanan Banjar, ingin menyampaikan pendirian kami. Penobatan ini dilakukan oleh Menteri Kebudayaan RI, Dr. H. Fadli Zon, SS, MSc., dengan Bapak AM Hendropriyono dan istri sebagai pengundang.
Terlebih dahulu, kami ingin menegaskan bahwa Kesultanan Banjar telah bangkit kembali secara resmi pada tanggal 10 Desember. Ini menjadi momen penting bagi masyarakat Banjar yang selama ini menanti kebangkitan identitas budaya dan sejarahnya. Namun, dalam konteks penobatan Raja Kebudayaan ini, kami ingin mengungkapkan keberatan kami atas tindakan yang dianggap tidak mewakili seluruh aspek kebudayaan dan masyarakat Banjar.
Keberatan kami disebabkan oleh kurangnya keterlibatan yang lebih luas dari tokoh dan pemangku adat lainnya dalam proses penobatan ini. Kami merasa bahwa penobatan Cevi Yusuf Isnendar tidak mewakili kesepakatan bersama dan tidak mempertimbangkan aspirasi dari seluruh lapisan masyarakat Banjar. Dalam kondisi ini, kami sebagai Para Adipati Kesultanan Banjar mengharapkan agar semua pemangku adat, tokoh masyarakat, dan pihak terkait melakukan dialog yang konstruktif untuk menciptakan kesepahaman.
Kesultanan Banjar memiliki akar tradisi yang mendalam dan kompleks, sehingga kami menganggap penting adanya transparansi dan partisipasi dalam setiap langkah yang diambil untuk menghormati warisan budaya kami. Kami percaya bahwa penobatan seorang Raja Kebudayaan tidak semata-mata merupakan acara seremonial, tetapi juga harus mencerminkan jati diri dan kebersamaan masyarakat Banjar.
Dengan pemikiran tersebut, kami berharap bahwa pihak-pihak terkait dapat mendengarkan suara kami dan berpikir ulang mengenai pelaksanaan penobatan yang dijadwalkan. Ini agar acara tersebut dapat menjadi simbol persatuan dan kekuatan budaya Banjar, bukan sebaliknya. Keberatan ini kami sampaikan atas nama seluruh masyarakat Banjar demi menjaga kelestarian dan penghormatan terhadap budaya yang telah menjadi identitas kami.(Hamdanil)
Komentar