Kota Bekasi, MPN
Ada yang menarik saat puncak acara Ciketingudik Culture Fest yang digelar Minggu (11/5) malam. Kegiatan ini diisi dengan beragam aksi seni dan budaya seperti tarian tradisional, pencak silat dan pagelaran wayang golek.
Kagiatan Ciketingudik Culture Festival yang diadakan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Ciketingudik ini juga berkolaborasi dengan kalangan komunitas seni budaya kontemporer yang juga mengadakan acara pameran dan pagelaran seni budaya bertajuk Festival Bantargebang. Bukan hanya pelaku seni budaya lokal, ajang Festival Bantargebang ini juga melibatkan kalangan pelaku seni budaya asal Negara Jepang dan Taiwan.
Puncak kegiatan ditutup dengan pagelaran wayang golek yang disajikan oleh Dalang Muda Chandra Komara. Menariknya, pagelaran wayang golek ini dikolaborasikan dengan seni tari kontemporer yang ditampilkan penari asal Negara Jepang, yakni Sei Kigawa, dan seni musik kontemporer yang diciptakan Muchammad Syachbudin.
Sontak saja, sajian ini langsung mendapat perhatian dari ribuan warga yang datang memadati kawasan Taman Folder Air Ciketingudik, tempat digelarnya kegiatan Ciketingudik Culture Fest. Bukan hanya menikmati kisah lakon pewayangan, pengunjung juga diajak berinteraksi dengan tarian kontemporer yang ditampilkan Sei Kigawa yang mengikuti kisah lakon pewayangan yang dibawakan Dalang Muda Chandra Komara.
Bahkan, kehebohan terjadi saat Sei Kigawa bergerak ke tengah-tengah pengunjung sambil menari dengan menggunakan topeng karakter seekor kera. Aksi yang dilakukan Sei Kigawal ini langsung mengundang tepuk tangan pengunjung yang begitu menikmati sajian yang digelar.
Saat diajak berbincang, Ketua LPM Ciketingudik Salim Samsudin menjelaskan pihaknya sengaja mengkolaborasikan seni wayang golek dengan tarian kontemporer sebagai hiburan yang unik bagi masyarakat pengunjung. “Jujur saja, sangat sedikit masyarakat Ciketingudik khususnya yang minat dengan kesenian kontemporer, begitu juga dengan kesenian wayang golek yang notabene hanya diminati para sepuh atau kalangan orangtua,” katanya.
“Nah kami dari kelembagaan bersama kalangan komunitas seni budaya yang terlibat dalam ajang Festival Bantargebang lalu sepakat untuk mengemas pagelaran wayang golek yang dikolaborasikan dengan seni tari dan musik kontemporer. Alhamdulillaah hasilnya lebih interaktif. Selain terhibur, masyarakat juga seakan ikut terbawa suasana kisah lakon pewayangan melalui gerakan tari dan musik yang ditampilkan,” imbuh Salim.
Salim menambahkan sasaran pengunjung yang hadir dalam ajang Ciketingudik Culture Fest ini adalah kalangan milenial hingga kaum Gen Z. “Karena memang visi kami menggelar Ciketingudik Culture Fest ini adalah mengajak kalangan milenial dan Gen Z untuk lebih peduli dan ikut berperan aktif melestarikan seni budaya tradisional peninggalan nenek moyang kita,” tegasnya.
Hal ini dibuktikan dengan keterlibatan kalangan pelajar tingkat SMP dan SMA untuk tampil dan mengisi seluruh rangkaian kegiatan seni budaya yang digelar, seperti tarian tradisional, pencak silat, pentas musik, serta lomba menggambar dan mewarnai. “Kegiatan ini memang melibatkan seluruh kalangan, mulai dari anak-anak hsia PAUD dan TK serta siswa SMP dan SMA, jadi mereka bukan hanya hadir sebagai penonton tapi juga ikut tampil sebagai pemain atau pelaku seni budaya,” ungkapnya.
Sementara itu Ketua Panitia Penyelenggara, Uatadz Saepuddin, menyampaikan penghargaannya kepada seluruh pihak yang sudah mendukung kegiatan ini hingga terlaksana dengan lancar dan sukses. “Alhamdulillah kegiatan ini mendapat sambutan yang antusias dari masyarakat, dan ini semua berkat dukungan atau peran serta seluruh pihak yang ikut mensukseskan dan memeriahkan kegiatan ini,” pungkasnya. (Mul)