Mediapatriot.co.id Jakarta 22 Mei 2025
RASI MAYJEN TNI (PURN) dr. BUDIMAN, SpBP-RE
Mantan Kapuskes TNI
Mantan Koordinator RS Darurat Covid-19, Wisma Atlit Kemayoran
*Disampaikan pada acara Mimbar Bebas Salemba Bergerak*
*Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-117*
*Aula IMERI FKUI Salemba, 20 Mei 2025*
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Saudara-saudariku sekalian,
Para hadirin yang saya hormati,
Pejuang kesehatan Indonesia yang saya banggakan,
Saya berdiri di sini bukan sebagai purnawirawan Angkatan Darat semata, tetapi sebagai seorang dokter, seorang anak bangsa yang telah mengabdikan hidup untuk kesehatan pertahanan negara kita. Selama puluhan tahun karier saya, saya telah menyaksikan segala bentuk ancaman terhadap ketahanan nasional – dari serangan fisik hingga perang biologis seperti pandemi COVID-19 yang baru kita lalui.
Namun hari ini, saya harus dengan tegas menyatakan: **KETAHANAN KESEHATAN NASIONAL KITA TENGAH TERANCAM!**
Dan ancaman itu tidak datang dari luar, melainkan dari kebijakan-kebijakan yang diambil oleh mereka yang seharusnya menjadi pelindung kesehatan bangsa ini!
PANGLIMA YANG MENGHUJAT PASUKANNYA SENDIRI!
Saudara-saudari sekalian,
Transformasi kesehatan Indonesia saat ini berpotensi menciptakan kerentanan dalam sistem ketahanan nasional apabila tidak dikoreksi secara strategis. Ketegangan antara Kementerian Kesehatan dan stakeholders profesional mengancam stabilitas dan efektivitas sistem layanan kesehatan kita!
Sebagai mantan perwira tinggi TNI, saya tahu betul apa yang terjadi ketika seorang panglima kehilangan kepercayaan pasukannya. Menkes saat ini telah menjadi **superbody yang otoriter**! Narasi komunikasi publik yang dibangunnya di media sosial terkesan memusuhi anak buahnya sendiri!
Saya bertanya: **Bagaimana mungkin kita bisa memenangkan pertempuran melawan penyakit dan kerentanan kesehatan, jika panglima kesehatan kita membenci pasukannya sendiri?**
Menkes saat ini dapat diibaratkan sebagai Panglima Perang yang selalu menghujat pasukannya sendiri, bukan merangkul dan membinanya. MANA MUNGKIN beliau dapat memanfaatkan dan mengendalikan pasukannya untuk mencapai kemenangan!
PERTAHANAN LINI PERTAMA KITA SEDANG DILEMAHKAN!
Ingatlah, Saudara-saudari sekalian!
Keberhasilan Negara Indonesia dalam Perang melawan Pandemi COVID-19 tidak terlepas dari kerjasama antar komponen Bangsa yang disebut dengan Lima Pilar (Penta helix) – Pemerintah, Para Akademisi, Pihak swasta, Media Sosial, dan masyarakat.
Sejarah mencatat bahwa garda terdepan yang menjadi ujung tombak dalam perang biologis menghadapi virus COVID-19 adalah para akademisi praktisi kesehatan – para dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Dan tidak sedikit dari mereka yang telah **GUGUR** dalam tugas mulia tersebut!
Namun sangat ironis, pada saat ini keberadaan komponen tersebut terkesan diabaikan, ditinggalkan, bahkan DIHUJAT oleh Menkesnya sendiri!
Saya bertanya sebagai seorang yang memahami pertahanan: Bagaimana mungkin kita membangun ketahanan nasional bidang kesehatan jika LINI PERTAMA pertahanan kita – para dokter dan tenaga kesehatan – diperlakukan seperti ini?
DEGRADASI KUALITAS ADALAH BENTUK KERENTANAN STRATEGIS!
Saudara-saudari yang saya hormati,
Dalam strategi militer, kami selalu menekankan kualitas pasukan. Satu batalyon tentara terlatih jauh lebih efektif daripada seribu orang yang dipersenjatai namun tidak terlatih.
Kebijakan memaksakan program pembukaan Fakultas Kedokteran baru tanpa perencanaan yang matang, tanpa pelibatan stakeholders terkait, akan **MENURUNKAN KUALITAS** tenaga dokter Indonesia di masa depan!
Hasilnya? Para dokter anak bangsa kita akan kalah bersaing dengan para dokter di dunia kedokteran internasional. Ini adalah bentuk KERENTANAN STRATEGIS!
Program pendidikan spesialis kedokteran berdasarkan hospital base tanpa melibatkan universitas dan kolegium yang telah ada justru akan membebani Rumah Sakit dan menurunkan kualitas dokter spesialis yang dihasilkan!
Bagaimana mungkin kita bisa membangun kedaulatan kesehatan jika PRAJURIT KESEHATAN kita tidak dilatih dengan standar tertinggi?
KOMERSIALISASI YANG MENGANCAM KESELAMATAN RAKYAT!
Kecenderungan komersialisasi layanan kesehatan dengan mengesampingkan kualitas layanan dan keselamatan pasien adalah tanda bahaya yang nyata!
Program medical tourism untuk mendatangkan pasien dari luar negeri ke Indonesia sangat KONTRADIKTIF dengan framing negatif Menkes terhadap para dokter pelaku pelayanan kesehatan dan sistem pelayanan kesehatan di Indonesia!
Di satu sisi, Menkes mengatakan dokter kita tidak kompeten, sistem kita bermasalah. Tapi di sisi lain, beliau ingin mendatangkan pasien asing ke Indonesia. Mana yang benar?
Membuka peluang Rumah Sakit Asing dan Klinik Asing seluas-luasnya, serta membuka kesempatan masuknya **TENAGA KESEHATAN ASING TANPA SKRINING YANG KETAT** adalah bentuk PENGABAIAN terhadap kedaulatan kesehatan nasional!
Dalam strategi pertahanan nasional, kita tidak pernah membiarkan pasukan asing masuk tanpa pengawasan yang ketat. MENGAPA di bidang kesehatan kita melemahkan garis pertahanan kita sendiri?
STRATEGI 3T YANG TIDAK STRATEGIS!
Kebijakan program pengadaan teknologi untuk beberapa penyakit tertentu tanpa disertai analisa ketersediaan SDM dan pendukung sarana prasarana yang tepat adalah contoh strategi yang tidak strategis!
Penyediaan Cath lab jantung, pelatihan dokter umum untuk melakukan Operasi Sectio Caesaria tanpa persiapan yang matang dikhawatirkan akan menurunkan kualitas pelayanan dan MEMBAHAYAKAN KESELAMATAN PASIEN!
Padahal sudah ada beberapa program yang sangat baik seperti program Kapal Satria Air Langga, Kapal Baskara Jaya TNI AL, serta kerjasama penugasan Peserta Program Pendidikan Spesialis pada level mandiri untuk Pelayanan di daerah 3T, yang nyata bermanfaat!
Dalam strategi militer, kami mengenal istilah “penggunaan kekuatan yang tepat”. Jangan gunakan RUDAL untuk membunuh NYAMUK, tapi jangan pula mengirim PISAU ke medan PERANG!
SERUAN UNTUK PERUBAHAN STRATEGIS!
Saudara-saudari yang saya hormati,
Sebagai dokter dan mantanm,.erwira tinggi yang memahami strategi ketahanan nasional, saya menyerukan:
1. **BANGUN KEMBALI DIALOG STRATEGIS** antara Kemenkes dengan para stakeholders! Tidak ada pertempuran yang dimenangkan tanpa komunikasi yang baik!
2. **HENTIKAN LIBERALISASI PENDIDIKAN KEDOKTERAN!** Kualitas harus tetap menjadi prioritas utama!
3. **PERKUAT preventive medicine, LAYANAN PRIMER, dan SPESIALIS berbasis kebutuhan daerah!** Ini adalah bentuk pertahanan lapis pertama kita!
4. **EVALUASI INDEPENDEN TRANSFORMASI KESEHATAN NASIONAL!** Kita butuh kajian objektif untuk melihat dimana kerentanan kita!
5. **EVALUASI pendidikan spesialis kedokteran** menjadi program pendidikan spesialis kerjasama terpadu antara universitas, kolegium dan rumah sakit!
Dan yang tidak kalah penting, jika seorang panglima telah kehilangan kepercayaan pasukannya, telah gagal memimpin pertempuran, maka ROTASI KEPEMIMPINAN adalah hal yang LUMRAH dalam dunia militer!
KESEHATAN ADALAH GARIS PERTAHANAN TERDEPAN BANGSA KITA!
Saudara-saudari sekalian,
Mari kita ingat kembali apa yang terjadi saat pandemi. Ketika perbatasan ditutup, ketika ekonomi lumpuh, ketika semua sektor terguncang – KESEHATAN menjadi pertahanan utama kita!
Tanpa sistem kesehatan yang kuat, tanpa tenaga kesehatan yang berkualitas, tanpa kebijakan yang berpihak pada mutu dan keselamatan pasien – TIDAK ADA KETAHANAN NASIONAL yang bisa dibangun!
Dalam mengamankan negara, kami di militer memiliki satu prinsip: **TIDAK ADA KOMPROMI DALAM HAL KEAMANAN!**
Saya tegaskan di sini, sebagai dokter dan purnawirawan TNI: **TIDAK ADA KOMPROMI DALAM HAL KESEHATAN BANGSA!**
Marilah kita bersama-sama bangkit untuk mempertahankan ketahanan kesehatan nasional kita!
DEMI KESEHATAN!
DEMI KEDAULATAN!
DEMI INDONESIA!
MERDEKA!!!
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Kontributor : ( Indra Permana )
Komentar