1 Jam Kisah Nyata Ade Pemeran Polisi
Sebuah film pendek inspiratif tentang perjuangan figuran yang tak pernah menyerah, hingga bersinar di balik layar.
Karya: Hamdanil Asykar
FADE IN:
INT. KANTOR CASTING AGENSI – PAGI
Ade (45), pria sederhana berwajah bersih dan bersahaja, mengenakan celana bahan dan kemeja lusuh. Ia duduk di antara puluhan orang muda yang antre casting. Mereka membawa map berisi CV dan foto. Ade hanya membawa amplop bekas, diisi selembar fotokopi KTP dan pas foto seadanya.
ADE (dalam hati): “Aku tahu, mungkin aku sudah terlalu tua untuk mulai dari nol. Tapi siapa bilang figuran tak bisa bersinar?”
MONTAGE – PERJALANAN FIGURAN ADE:
- Ade berdiri di ujung jalan jadi tukang parkir dalam sinetron.
- Ade ikut syuting dini hari, hanya dapat nasi kotak basi.
- Ade jalan kaki pulang saat crew sudah naik mobil.
- Ade diomelin karena blocking salah, padahal tak diberi arahan.
INT. STUDIO TV – SIANG
Ade datang untuk jadwal figuran. Tiba-tiba sutradara kehilangan aktor pemeran polisi.
ASDIR: “Pak Ade bisa jadi polisi nggak? Seragamnya ada. Tinggal baca dua baris aja!”
ADE: “Beneran saya, Pak? Saya… belum pernah bawa dialog.”
Ade diberi seragam polisi berpangkat AIPDA. Ia berdiri gugup. Dialog sederhana: “Siap Komandan, tim sudah siap bergerak.” Tapi begitu kamera roll, ekspresi Ade natural dan meyakinkan.
EXT. WARUNG DEKAT STUDIO – MALAM
Ade makan nasi uduk sambil lihat cuplikan dirinya di YouTube. Kolom komentar:
“Eh ini polisi figuran kok keren banget ya?”
“Natural banget, kayak polisi beneran…”
INT. KAMAR KOST – MALAM
Ade menatap langit-langit. Di dinding: lencana wartawan lamanya, dan foto masa kecilnya.
ADE (monolog): “Dulu aku menulis berita. Sekarang aku bagian dari cerita.”
FLASHBACK – INT. REDAKSI MEDIA – 10 TAHUN LALU
REDPEL: “Ade, kita bukan media idealis. Kita media pesanan.”
Ade keluar ruangan dengan kecewa.
INT. RUMAH KONTRAKAN
Istri menghitung uang recehan. Ade duduk depan komputer tua. Situs medianya tutup.
EXT. JALAN – PAGI
Ade berhenti di depan poster “Casting Figuran TV”. Ia mendaftar diam-diam.
INT. SET SYUTING “WARGA PANIK 3”
Ade berdiri di belakang tiang. Sutradara marah: “Yang di belakang tiang listrik ngapain? Cut!”
EXT. PINGGIR SET – MALAM
Pak Bowo (figuran senior) menenangkan Ade: “Rezeki figuran itu jujur. Kalau dapat dialog, itu bonus.”
PERJALANAN BERLANJUT
- Ade ikut figuran jadi penjual bubur, kehujanan
- Ade tidur di mushola lokasi
- Mulai dipercaya jadi polisi dalam sinetron
INT. RUANG KOST – MALAM
Ade membaca pesan: “Pak, Bapak viral jadi polisi figuran.” Follower TikTok-nya naik drastis.
SCENE: TERTIPU AGENSI ABAL-ABAL
Ade membayar Rp500.000 untuk jadi ‘anggota tetap figuran’. Besoknya, grup WhatsApp hilang. Agensi kabur.
INT. KAMAR – MALAM
ADE (lirih): “Aku bukan siapa-siapa. Tapi bukan berarti aku tidak berarti.”
INT. STUDIO FILM KOREA – SHOOTING
Ade memakai seragam resmi. Perannya sebagai polisi anak buah Kapolda. Aktingnya disukai sutradara Korea.
EXT. PANGGUNG MOTIVASI – SIANG
Ade bicara di hadapan puluhan calon aktor:
ADE: “Saya figuran. Tapi saya juga bagian dari sejarah layar kaca. Jangan pernah remehkan langkah kecil kalian.”
EXT. JALAN KECIL – PETANG
Ade membawa nasi bungkus. Anak kecil memanggil:
ANAK: “Om! Om Polisi dari TV ya?!”
Ade tersenyum, menunduk haru.
TAMAT
Catatan Penulis:
Film pendek ini lahir dari kenyataan yang banyak tak disadari orang: bahwa di balik peran kecil di layar, ada perjuangan besar di baliknya. Tokoh Ade adalah perwakilan dari mereka yang tetap setia bekerja dengan jujur, meskipun tidak banyak disorot. Kisahnya bukan hanya tentang figuran, tapi tentang kesabaran dan harga diri.
Semoga naskah ini dapat memberi inspirasi untuk para pembaca media, kreator pemula, dan siapa pun yang sedang berjalan pelan menuju tujuan besar. Karena kadang, yang tampak kecil di layar, justru punya makna besar dalam kehidupan nyata.