Jakarta, 16 Agustus 2025 –
Momentum peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia menjadi refleksi penting bagi seluruh rakyat Indonesia, termasuk kalangan intelektual, akademisi, dan pegiat literasi. Salah satu tokoh yang turut memberikan ucapan selamat dan doa terbaik bagi negeri ini adalah Arie Widowati, penulis buku “Bedah Manfaat Teknologi Nuklir” sekaligus purnabakti dari Organisasi Riset Tenaga Nuklir, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Dalam pernyataannya, Arie menyampaikan,
“Selamat Dirgahayu ke-80 Republik Indonesia. Semoga bangsa kita semakin maju, cerdas, berdaya, dan mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan serta teknologi, termasuk teknologi nuklir, demi kesejahteraan masyarakat luas. Merdeka bukan hanya berarti bebas, tetapi juga berdaulat dalam berpikir, berinovasi, dan berkontribusi nyata bagi kemajuan bangsa.”
Ucapan itu tidak sekadar simbolis. Kehidupan dan karya Arie adalah bukti nyata dedikasi seorang ilmuwan sekaligus komunikator nuklir yang selama puluhan tahun berjuang menyebarkan informasi, edukasi, dan literasi teknologi nuklir kepada masyarakat.
Perjalanan Karier: Dari BATAN ke BRIN
Sebelum pensiun, Arie Widowati mengabdi di lembaga yang dulu dikenal dengan nama BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional), yang kini telah melebur menjadi bagian dari BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional).
Selama masa baktinya, Arie banyak berkiprah sebagai komunikator nuklir, humas, serta peneliti dengan fokus pada penyebaran informasi publik mengenai manfaat teknologi nuklir. Peran ini sangat penting, mengingat teknologi nuklir seringkali dipandang dengan stigma negatif di masyarakat.
“Tugas saya dulu adalah menjembatani dunia riset dengan masyarakat. Saya ingin publik memahami bahwa teknologi nuklir tidak melulu tentang bom, melainkan juga tentang kesehatan, pangan, energi, dan lingkungan. Ada banyak sekali manfaat yang bisa kita rasakan,” jelas Arie dalam sebuah kesempatan wawancara.
Kecintaan pada dunia komunikasi sains inilah yang kemudian mendorong Arie untuk terus berkarya melalui buku, artikel, hingga keterlibatan aktif di berbagai organisasi profesi setelah purnabakti.
Keterlibatan di Organisasi dan Komunitas
Meski sudah memasuki masa pensiun, Arie Widowati tetap aktif dalam berbagai organisasi, di antaranya:
- Anggota Sekretariat Himpunan Masyarakat Nuklir Indonesia (HIMNI)
- Divisi Humas & Kerjasama Badan Kejuruan Teknik Nuklir, Persatuan Insinyur Indonesia (BKTN-PII)
- Duta Peradaban Percikan Iman
- Pengurus Majelis Taklim Al Amanah
- Sekretaris Komunitas Penulis Indonesia Indscript Creative
Keterlibatan tersebut mencerminkan semangat Arie untuk tetap produktif, mengabdi, dan menyebarkan nilai-nilai positif kepada masyarakat, baik dalam bidang teknologi, pendidikan, maupun kehidupan sosial keagamaan.
Riwayat Pendidikan: Fondasi Ilmu yang Kuat
Arie Widowati menempuh pendidikan dengan konsistensi tinggi di bidang sains:
- S1 Fisika, FMIPA Universitas Indonesia
- S2 Teknik Rekayasa Nuklir, Institut Teknologi Bandung
Bekal akademik ini membentuk fondasi keilmuan yang kokoh, sehingga memudahkan Arie dalam menjelaskan aspek teknis nuklir dengan bahasa sederhana kepada masyarakat awam.
Karya-Karya Inspiratif
Salah satu kontribusi terbesar Arie pasca-purnabakti adalah menghasilkan karya tulis dalam bentuk buku maupun antologi. Karya-karyanya tidak hanya seputar nuklir, tetapi juga menyentuh aspek kehidupan, inspirasi, hingga pengembangan diri.
Beberapa karya yang telah diterbitkan antara lain:
- Nyukcruk Galur Batan Bandung (2019) – sebagai anggota tim penulis
- Bedah Manfaat Teknologi Nuklir (2022) – karya monumental yang menjadi referensi publik tentang pemanfaatan teknologi nuklir
- Solusi Bersih untuk Udara Bersih (2023) – buku yang membahas solusi teknologi bagi permasalahan polusi udara
- Purnama Diri (Antologi 36 penulis), Alineaku (2025)
- Di sini Aku Tumbuh (Antologi 44 penulis), Alineaku (2025)
- Merdeka Berpikir Merdeka Beraksi (Antologi 47 penulis), Indscript (2025)
- Pensiun Bukan Akhir Segalanya, Vol. 2 (Antologi 11 penulis), Indscript (2025)
- Desember Ceria (Antologi 5 penulis), Hafasa (2024)
- Indonesia: Perjuangan dan Inspirasi Anak Negeri (Antologi 48 penulis), Indscript (2025)
- Kopi dan Cerita Tak Bernama (Antologi 30 penulis), Alineaku (2025)
- Panduan Praktis untuk Ibu & Ayah: Mempertumbuhkan Anak dengan Hati & Ilmu (E-book Antologi 25 penulis), Indscript (2025)
- Indonesia Cerdas (Antologi 50 penulis), Indscript (2025)
Daftar panjang karya tersebut menjadi bukti bahwa produktivitas tidak berhenti meski telah pensiun. Justru, masa purnabakti menjadi titik baru bagi Arie untuk menulis lebih banyak, berbagi lebih luas, dan memberi manfaat lebih besar.
Teknologi Nuklir: Antara Stigma dan Manfaat
Dalam banyak tulisannya, Arie berusaha meluruskan pemahaman masyarakat tentang nuklir. Menurutnya, masih banyak yang menganggap nuklir identik dengan senjata pemusnah massal. Padahal, teknologi nuklir di Indonesia lebih banyak dimanfaatkan untuk kesehatan, pangan, lingkungan, hingga energi alternatif.
Contoh pemanfaatan nuklir di Indonesia antara lain:
- Kesehatan – Radioterapi untuk pengobatan kanker.
- Pangan – Mutasi radiasi untuk menghasilkan varietas tanaman unggul.
- Lingkungan – Tracer nuklir untuk mendeteksi pencemaran.
- Energi – Riset pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) sebagai energi bersih.
Melalui buku “Bedah Manfaat Teknologi Nuklir”, Arie ingin memberikan edukasi yang benar, ilmiah, sekaligus mudah dipahami.
Semangat Literasi dan Pengabdian
Dengan karya dan kiprah seperti Arie Widowati, Indonesia memiliki alasan kuat untuk optimis menatap masa depan: sebuah bangsa yang tidak hanya merdeka, tetapi juga cerdas, berdaya, dan berperadaban tinggi.(Redaksi)
Arie Widowati juga aktif dalam berbagai komunitas literasi. Baginya, menulis adalah cara untuk mengabadikan ilmu dan pengalaman agar bisa diwariskan kepada generasi berikutnya.
“Saya percaya bahwa ilmu tidak boleh berhenti pada satu orang. Ia harus dibagikan, ditulis, dan disebarkan, agar bisa menjadi amal jariyah,” tutur Arie.
Tak hanya menulis buku, Arie juga aktif membagikan gagasan di media sosial, baik melalui Instagram, Facebook, YouTube, maupun TikTok. Kehadiran di dunia digital membuktikan bahwa usia bukanlah halangan untuk terus eksis dan produktif.
Kontak dan Media Sosial Arie Widowati
Bagi masyarakat yang ingin berinteraksi, berdiskusi, atau mendapatkan inspirasi langsung dari Arie Widowati, dapat menghubungi melalui:
- Email: ariewido1008@gmail.com
- Instagram: @awido1008, @bisnis_arie
- Facebook: Arie Widowati Aris Soewondo
- YouTube: Arie Widowati
- TikTok: @arie_widowati
Ucapan Dirgahayu ke-80 Republik Indonesia dari Arie Widowati
Dalam momen bersejarah ini, Arie menyampaikan harapan khusus bagi Indonesia yang memasuki usia 80 tahun kemerdekaan:
“Dirgahayu ke-80 Republik Indonesia. Semoga negeri ini semakin mandiri dalam ilmu pengetahuan, berdaulat dalam teknologi, dan mampu melahirkan generasi penerus yang cerdas, berintegritas, serta berakhlak mulia. Mari kita isi kemerdekaan dengan kerja nyata dan pengabdian tulus.”
Kesimpulan
Arie Widowati adalah sosok inspiratif: seorang perempuan purnabakti BRIN yang tidak berhenti berkarya, seorang penulis yang produktif, seorang komunikator sains yang gigih, sekaligus pegiat organisasi yang peduli pada masyarakat.
Ucapan Dirgahayu ke-80 Republik Indonesia darinya bukan sekadar formalitas, melainkan lahir dari pengalaman panjang mengabdi di dunia riset dan literasi. Semangatnya mengingatkan kita bahwa kemerdekaan harus terus diisi dengan kontribusi nyata, baik dalam bentuk ilmu, karya, maupun pengabdian.
Dengan karya dan kiprah seperti Arie Widowati, Indonesia memiliki alasan kuat untuk optimis menatap masa depan: sebuah bangsa yang tidak hanya merdeka, tetapi juga cerdas, berdaya, dan berperadaban tinggi.(Redaksi)
Komentar