Jakarta, 16 Agustus 2025 – Bangsa Indonesia kembali bersatu dalam semangat merah putih untuk memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia. Seiring perjalanan panjang delapan dekade sejak proklamasi 17 Agustus 1945, rasa syukur dan doa mengalir dari berbagai tokoh bangsa. Salah satunya datang dari sosok ulama, akademisi, sekaligus pemimpin spiritual, Datuk Syeikh DR. Ferdinand Fransiscus Tumewu, SpM., STh., MMRS.
Dalam momentum bersejarah ini, beliau menyampaikan ucapan penuh makna:
“Dirgahayu ke-80 Republik Indonesia. Mari kita renungkan perjuangan para pahlawan yang telah menorehkan sejarah dengan darah dan pengorbanan. Kini, tugas kita adalah menjaga persatuan, memperkuat iman dan moral bangsa, serta mengisi kemerdekaan dengan karya nyata. Semoga Indonesia semakin maju, sejahtera, dan diberkati Tuhan Yang Maha Esa.”
Profil Singkat Datuk Syeikh DR. Ferdinand Fransiscus Tumewu
Nama Datuk Syeikh DR. Ferdinand Fransiscus Tumewu, SpM., STh., MMRS. dikenal luas sebagai tokoh yang memiliki perpaduan unik antara keilmuan akademik, kepemimpinan rohani, dan kepedulian sosial. Dengan gelar akademik yang beragam, beliau membuktikan komitmen dalam bidang ilmu pengetahuan, pelayanan masyarakat, dan pembangunan spiritual.
SpM.: menunjukkan latar belakang medis, khususnya dalam bidang kesehatan mata.
STh.: menegaskan kepakarannya dalam studi teologi dan keagamaan.
MMRS.: mengindikasikan kepemimpinan dalam manajemen rumah sakit dan pelayanan kesehatan.
Selain itu, gelar Datuk Syeikh yang disandangnya adalah pengakuan atas kiprah beliau di bidang spiritualitas, kepemimpinan umat, dan ketokohan yang dihormati lintas kalangan.
Makna 80 Tahun Kemerdekaan Menurut Datuk Syeikh DR. Ferdinand
Kemerdekaan Indonesia yang telah berusia 80 tahun bukan sekadar perayaan seremonial. Bagi Dr. Ferdinand, usia ini adalah tonggak kematangan bangsa yang harus dimaknai dengan syukur sekaligus kerja keras.
Beliau menegaskan bahwa bangsa Indonesia telah melewati berbagai fase: dari masa perjuangan fisik melawan penjajah, pembangunan pasca-kemerdekaan, reformasi, hingga era modern berbasis teknologi dan digitalisasi.
“Setiap zaman memiliki tantangan. Jika dahulu para pahlawan kita mengangkat senjata, kini perjuangan kita adalah melawan kebodohan, kemiskinan, korupsi, narkoba, serta degradasi moral. Kita harus menjaga jati diri bangsa melalui iman, ilmu, dan persatuan,” tegasnya.
Doa dan Harapan untuk Bangsa
Sebagai seorang pemimpin rohani, doa adalah bagian penting dari setiap pesan Dr. Ferdinand. Dalam ucapan HUT ke-80 RI, beliau menyampaikan harapan agar bangsa ini terus berada dalam lindungan Tuhan dan semakin diberkati.
Beberapa doa yang ia sampaikan antara lain:
Doa untuk persatuan bangsa: agar Indonesia tetap kokoh dalam keberagaman suku, agama, dan budaya.
Doa untuk para pemimpin: agar diberi kebijaksanaan, integritas, dan hati nurani dalam memimpin rakyat.
Doa untuk generasi muda: agar tidak kehilangan arah di era globalisasi, tetapi tetap menjunjung tinggi nilai Pancasila.
Doa untuk kesejahteraan rakyat: agar kemerdekaan benar-benar dirasakan dari Sabang sampai Merauke.
Peran Spiritual dalam Mengisi Kemerdekaan
Menurut Dr. Ferdinand, kemerdekaan bukan hanya persoalan politik dan ekonomi, tetapi juga persoalan spiritual dan moral bangsa. Ia menilai bahwa tantangan besar Indonesia saat ini adalah menjaga moralitas masyarakat di tengah derasnya arus globalisasi.
“Bangsa yang kuat adalah bangsa yang memiliki pondasi spiritual dan moral yang kokoh. Tanpa itu, pembangunan materi tidak akan membawa kebahagiaan sejati. Kita butuh generasi muda yang cerdas, berakhlak, dan beriman,” jelasnya.
Pendidikan dan Kesehatan sebagai Pilar Bangsa
Sebagai akademisi dan praktisi di bidang kesehatan, Dr. Ferdinand menaruh perhatian besar pada pendidikan dan kesehatan. Ia percaya bahwa kedua aspek ini adalah kunci bagi kemajuan bangsa.
- Pendidikan
Pendidikan harus merata dan berkualitas.
Generasi muda perlu dididik bukan hanya soal ilmu pengetahuan, tetapi juga karakter dan moral.
- Kesehatan
Kesehatan masyarakat adalah fondasi pembangunan.
Pemerintah dan masyarakat perlu bersinergi dalam menciptakan sistem kesehatan yang kuat dan merata hingga pelosok negeri.
Dirgahayu ke-80 RI: Momentum Introspeksi dan Aksi
Dalam ucapan Dirgahayu ke-80 RI, Dr. Ferdinand juga mengingatkan masyarakat untuk tidak hanya merayakan dengan lomba dan upacara, tetapi juga melakukan introspeksi:
Apakah kita sudah benar-benar merdeka dari kebodohan dan kemiskinan?
Apakah kita sudah merdeka dari korupsi dan ketidakadilan?
Apakah kita sudah mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang bermanfaat bagi sesama?
Beliau menegaskan bahwa kemerdekaan adalah amanah, bukan hadiah. Karena itu, setiap warga negara memiliki tanggung jawab untuk menjaganya.
Pesan untuk Generasi Muda
Generasi muda, menurut Dr. Ferdinand, adalah harapan sekaligus tantangan terbesar. Mereka adalah penentu apakah Indonesia mampu menjadi negara maju pada 2045 saat berusia 100 tahun.
“Anak muda Indonesia harus berani bermimpi besar, menciptakan inovasi, dan bekerja keras. Namun yang lebih penting, mereka harus tetap berakar pada nilai budaya dan spiritual bangsa. Jangan sampai terjerat dalam arus globalisasi yang mengikis jati diri,” ujarnya.
Harapan Menuju Indonesia Emas 2045
Indonesia memiliki target besar: menjadi negara maju pada 100 tahun kemerdekaan (2045). Dr. Ferdinand menilai bahwa cita-cita ini bisa tercapai jika bangsa Indonesia fokus pada empat hal:
- Sumber Daya Manusia Unggul
Pendidikan berkualitas, pembinaan karakter, dan penguasaan teknologi.
- Ekonomi yang Adil dan Merata
Pemberdayaan UMKM, pertanian, dan ekonomi kreatif.
- Kepemimpinan yang Bijaksana
Pemimpin yang berpihak pada rakyat, berintegritas, dan berani.
- Spiritualitas dan Moral Bangsa
Menghidupkan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Penutup: Dirgahayu Republik Indonesia
Menutup pesannya, Datuk Syeikh DR. Ferdinand Fransiscus Tumewu, SpM., STh., MMRS. kembali mengucapkan selamat ulang tahun kemerdekaan untuk bangsa Indonesia tercinta.
“Dirgahayu ke-80 Republik Indonesia. Semoga Tuhan memberkati bangsa ini, menjaganya dari segala perpecahan, dan membawanya menuju masa depan yang gemilang. Mari kita lanjutkan perjuangan para pahlawan dengan karya nyata, persatuan, dan doa.”
Optimisme yang Menguatkan
Delapan puluh tahun kemerdekaan adalah perjalanan panjang yang patut disyukuri. Namun jalan menuju Indonesia Emas 2045 masih panjang. Dengan tokoh-tokoh bangsa seperti Dr. Ferdinand yang mengedepankan pendidikan, kesehatan, moral, dan spiritualitas, harapan itu tetap menyala.
Bangsa Indonesia harus terus melangkah, tidak hanya untuk merayakan kemerdekaan, tetapi juga mengisinya dengan pembangunan yang berkelanjutan. Karena sejatinya, kemerdekaan adalah perjalanan yang tidak pernah berakhir.
Komentar