Pertemuan bersejarah yang digelar Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) di Jakarta pada Rabu, 20 Agustus 2025, bukan hanya menghadirkan kehangatan persaudaraan antar komunitas Tionghoa, tetapi juga melahirkan sebuah gagasan monumental yang berpotensi mengubah wajah layanan kesehatan di Indonesia. Dalam forum tersebut, Bapak Eddy Wijaya, yang hadir sebagai Dewan Penasihat PSMTI Pusat sekaligus Direktur Utama PT. Edshareon Sukses Wijaya, menyampaikan niat besar untuk menggagas pembangunan Rumah Sakit Kanker Swasta di Jakarta.
Gagasan ini menjadi sorotan utama karena muncul di tengah forum internasional yang dihadiri oleh Prof. Xu Kecheng, MD, pakar onkologi terkemuka dari Tiongkok, bersama tim dokter ahli. Hadir pula sejumlah tokoh kesehatan Indonesia, pengurus PSMTI, dan para pemangku kepentingan lain yang menyambut baik ide tersebut.
Latar Belakang Gagasan Pembangunan Rumah Sakit Kanker
Kanker masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Data Globocan 2020 mencatat bahwa terdapat lebih dari 396.000 kasus baru kanker di Indonesia setiap tahunnya, dengan angka kematian mencapai 234.000 jiwa. Sementara itu, jumlah fasilitas kesehatan khusus kanker masih terbatas. RS Kanker Dharmais di Jakarta menjadi rujukan utama, namun sering kewalahan menampung pasien dari seluruh penjuru negeri.
Melihat kenyataan itu, Eddy Wijaya menilai sudah saatnya sektor swasta ikut mengambil peran. “Kita membutuhkan lebih banyak rumah sakit khusus kanker yang modern, terjangkau, dan memiliki standar internasional. Saya ingin memulai langkah ini dengan menggagas pembangunan Rumah Sakit Kanker Swasta di Jakarta,” ungkapnya dalam forum tersebut.
Profil Eddy Wijaya: Pengusaha dan Tokoh Komunitas
Nama Eddy Wijaya dikenal luas sebagai pengusaha sukses sekaligus tokoh yang aktif dalam organisasi sosial. Sebagai Direktur Utama PT. Edshareon Sukses Wijaya, ia terbiasa mengelola bisnis berskala besar dengan pendekatan visioner. Di sisi lain, kiprahnya di PSMTI menunjukkan kepedulian tinggi terhadap isu sosial, budaya, dan kesehatan masyarakat.
Keberanian Eddy Wijaya menyuarakan ide pembangunan RS kanker tidak datang tiba-tiba. Selama bertahun-tahun, ia mengamati betapa sulitnya pasien kanker di Indonesia mendapatkan layanan cepat, tepat, dan komprehensif. Banyak pasien akhirnya mencari pengobatan ke luar negeri, terutama ke Singapura, Malaysia, hingga Tiongkok. Kondisi ini tentu memberatkan secara finansial dan emosional bagi pasien maupun keluarga.
Dukungan dari PSMTI dan Prof. Xu Kecheng
Usulan Eddy Wijaya mendapat sambutan positif dari jajaran PSMTI Pusat. Ketua Umum PSMTI, Wilianto Tanta, dalam forum tersebut menyatakan bahwa inisiatif pembangunan RS kanker merupakan bentuk nyata kontribusi masyarakat Tionghoa bagi bangsa dan negara. “PSMTI selalu berkomitmen menghadirkan solusi bagi masyarakat. Gagasan Bapak Eddy Wijaya ini adalah terobosan besar yang harus kita dukung bersama,” ujarnya.
Dr. Jimmy Rol Torar, SE., MM., MAP. selaku Dewan Pakar PSMTI juga sangat mengapresiasi usulan dari Eddy Wijaya, “Usulan Eddy Wijaya sangat tepat karena dengan adanya pembangunan RS Kanker yang bekerjasama dengan Prof. Xu Kecheng yang menggunakan teknologi Cyrosurgery ini merupakan teknologi mutakhir pembekuan sel kanker dan dihancurkan tepat pada titik sasaran sel kanker sehingga tidak perlu lagi dilakukan kemoterapi yang membunuh sel kanker namun sekaligus membunuh sel sehat dalam tubuh pasien. Di samping itu biayanya juga lebih terjangkau.”
Sementara itu, Prof. Xu Kecheng, yang dikenal sebagai salah satu pelopor teknologi pengobatan kanker di Tiongkok, menyambut baik rencana tersebut. Menurutnya, pembangunan rumah sakit kanker swasta di Indonesia bisa menjadi jembatan kolaborasi medis antara Indonesia dan Tiongkok. “Kami siap berbagi pengalaman, teknologi, serta tenaga ahli untuk mendukung pembangunan rumah sakit ini. Kolaborasi internasional akan meningkatkan kualitas layanan kanker di Indonesia,” ungkap Prof. Xu.
Konsep Rumah Sakit Kanker Swasta yang Digagas
Dalam paparannya, Eddy Wijaya tidak sekadar melempar wacana. Ia telah menyiapkan konsep awal mengenai rumah sakit yang ingin dibangun. Beberapa poin penting yang disampaikan antara lain:
- Lokasi Strategis di Jakarta – Rumah sakit direncanakan berada di kawasan strategis agar mudah diakses pasien dari berbagai daerah.
- Teknologi Medis Modern – Menghadirkan peralatan diagnostik dan terapi terbaru, termasuk radioterapi, imunoterapi, dan terapi berbasis genetik.
- Kolaborasi Internasional – Mengundang dokter ahli dari Tiongkok, Singapura, dan negara lain untuk bergabung serta melatih tenaga medis lokal.
- Biaya Terjangkau – Meski berstandar internasional, rumah sakit ini diharapkan memberikan layanan dengan biaya yang kompetitif agar dapat dijangkau masyarakat menengah ke bawah.
- Pusat Edukasi dan Riset – Selain layanan medis, rumah sakit ini juga akan menjadi pusat riset kanker dan edukasi bagi tenaga medis Indonesia.
Harapan Baru bagi Pasien dan Keluarga
Bagi banyak keluarga pasien kanker, kehadiran rumah sakit swasta khusus kanker akan menjadi angin segar. Pasien tidak lagi harus menunggu antrean panjang di RS Dharmais atau mengeluarkan biaya besar untuk berobat ke luar negeri.
Seorang peserta forum, yang juga aktivis kesehatan, menyebut gagasan Eddy Wijaya sebagai “mimpi yang dinanti.” Menurutnya, Indonesia butuh lebih banyak tokoh pengusaha yang berani menginvestasikan modal di bidang kesehatan, karena dampaknya akan terasa langsung bagi masyarakat luas.
Tantangan dalam Mewujudkan Gagasan
Meski gagasan ini menuai dukungan luas, tantangan besar tentu menanti. Pembangunan rumah sakit kanker swasta membutuhkan investasi yang sangat besar, bisa mencapai triliunan rupiah. Selain itu, ketersediaan sumber daya manusia (SDM) medis yang kompeten di bidang onkologi juga masih terbatas.
Namun, Eddy Wijaya optimistis. Ia percaya bahwa dengan dukungan PSMTI, kerja sama lintas negara, serta dukungan pemerintah, rencana ini bisa diwujudkan. “Setiap langkah besar selalu dimulai dari mimpi. Saya yakin kita bisa menjadikannya kenyataan,” tegasnya.
Peran PSMTI dalam Akselerasi Kesehatan Nasional
PSMTI selama ini dikenal sebagai organisasi yang aktif dalam kegiatan sosial, termasuk di bidang kesehatan. Mulai dari donor darah, penggalangan dana untuk pengobatan pasien tidak mampu, hingga kerja sama dengan rumah sakit. Kehadiran tokoh-tokoh seperti Eddy Wijaya memperkuat peran PSMTI dalam memberikan kontribusi nyata bagi bangsa.
Pertemuan dengan Prof. Xu Kecheng pun semakin menegaskan arah tersebut. Kolaborasi antara PSMTI dengan tenaga medis internasional menjadi modal penting dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.
Penutup: Dari Gagasan ke Realisasi
Gagasan pembangunan Rumah Sakit Kanker Swasta di Jakarta oleh Eddy Wijaya bukan sekadar wacana, melainkan sebuah visi besar yang lahir dari kepedulian dan tanggung jawab sosial. Jika terwujud, rumah sakit ini akan menjadi tonggak sejarah baru dalam layanan kesehatan Indonesia, sekaligus simbol nyata bahwa kolaborasi antara pengusaha, komunitas, dan tenaga medis internasional dapat menghadirkan solusi konkret bagi permasalahan bangsa.
Dengan dukungan PSMTI, pemerintah, dan masyarakat luas, harapan besar ini berpotensi menjadi kenyataan. Seperti yang disampaikan Eddy Wijaya, “Saya percaya bahwa kesehatan adalah hak semua orang. Membangun rumah sakit kanker swasta adalah langkah kecil saya untuk memastikan lebih banyak saudara kita bisa mendapatkan pengobatan yang layak, tepat, dan penuh harapan.”(Hamdanil)
Komentar