Jakarta – 26 Agustus 2025
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu fondasi penting bagi industri di Indonesia dan Global. Tidak hanya menjadi kewajiban regulasi, K3 juga menjadi indikator profesionalisme perusahaan dan kualitas sumber daya manusia. Dalam artikel ini, Hamdanil Asykar menulis berdasarkan wawancara dan pengamatan dengan Pak Tommy Karwur, Redaktur MediaPatriot.co.id sekaligus pengamat K3, untuk menghadirkan perspektif beliau mengenai peran PT ALKON Trainindo Utama kerjasama dengan ecITB UK dan tantangan yang dihadapi pemerintah dalam pengembangan K3 nasional.





Sejarah PT ALKON Trainindo Utama
Didirikan lebih dari 40 tahun yang lalu di Surabaya, Jawa Timur, PT ALKON Trainindo Utama telah menjadi pionir dalam penyelenggaraan pelatihan industri dan K3 di Indonesia. Pak Tommy Karwur menekankan bahwa ALKON memiliki pendekatan kompetensi berbasis praktik, bukan hanya teori, sehingga tenaga kerja yang mengikuti pelatihan memiliki kesiapan tinggi saat diterapkan di lapangan.
ALCON memiliki program pelatihan yang fleksibel, efektif, dan efisien, disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Menurut Pak Tommy, hal ini menunjukkan standar profesional yang tinggi dan komitmen ALKON terhadap keselamatan kerja serta pengembangan SDM.
K3: Pilar Keselamatan dan Produktivitas
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah tanggung jawab semua pihak: pemerintah, perusahaan, dan tenaga kerja, tegas Pak Tommy menekankan bahwa K3 harus menjadi budaya profesional, bukan sekadar formalitas.
Beberapa manfaat K3 yang diterapkan secara konsisten menurut beliau:
- Menurunkan angka kecelakaan kerja secara signifikan.
- Meningkatkan produktivitas tenaga kerja karena lingkungan kerja lebih aman.
- Memperkuat reputasi perusahaan, baik di mata masyarakat maupun pemerintah.
Hamdanil Asykar menyoroti bahwa menurut Pak Tommy, tantangan utama K3 di Indonesia bukan hanya regulasi yang kurang ketat, tetapi kurangnya kolaborasi efektif antara pemerintah dan penyedia pelatihan profesional seperti ALKON.
Pengalaman Pak Tommy dengan ALKON
Pak Tommy pernah menghadiri seminar dan program pelatihan yang diselenggarakan oleh ALKON. Ia menilai bahwa perusahaan ini memiliki:
- Kompetensi tinggi untuk menyediakan sertifikasi K3 yang sesuai standar internasional.
- Program pelatihan menyeluruh, mencakup keselamatan, kesehatan, dan keterampilan teknis.
- Metode berbasis praktik, memastikan tenaga kerja siap menghadapi tantangan industri.
Menurut Pak Tommy, potensi ALKON seharusnya bisa dimanfaatkan pemerintah untuk meningkatkan kualitas sertifikasi K3 nasional, namun hal ini belum sepenuhnya terealisasi.
Kerjasama dengan Pemerintah yang Tidak Maksimal
Meskipun ALKON pernah mengajukan kerjasama resmi terkait K3, menurut Pak Tommy, pemerintah tidak menindaklanjuti secara maksimal. Beberapa faktor yang mungkin memengaruhi hal ini:
- Informasi mengenai kompetensi ALKON tidak sampai ke pengambil keputusan.
- Kepentingan pribadi atau kelompok tertentu yang menutupi informasi strategis.
- Akibatnya, beberapa sertifikasi K3 mungkin kurang transparan atau tidak mengacu pada standar global.
Hamdanil Asykar menekankan bahwa meski Pak Tommy menyampaikan hal ini secara hati-hati, penting bagi publik dan pemerintah untuk memahami nilai transparansi dan integritas dalam sertifikasi K3.
Peran Kerjasama ECITB UK dalam K3 Global mendukung penuh PT Alkon Trainindo Utama.
Selain ALKON, Pak Tommy menyoroti peran ECITB UK (Engineering Construction Industry Training Board). ECITB adalah badan pelatihan industri di Inggris yang fokus pada konstruksi teknik dan K3, dengan cabang internasional termasuk Indonesia.
Fungsi utama ECITB:
- Menetapkan standar dan kualifikasi internasional yang diakui global.
- Melisensikan penyedia pelatihan agar kualitas tetap konsisten.
- Menyediakan pelatihan komprehensif, termasuk keselamatan dan kesehatan kerja.
- Mengatasi kesenjangan keterampilan dan kekurangan tenaga kerja.
Kerjasama ECITB dengan ALKON dapat menjadi model ideal bagi Indonesia, tetapi tetap membutuhkan pemerintah yang aktif dan transparan.
Seminar IHSP Passport 2015
Pada 13 Januari 2015, ECITB UK mengadakan seminar IHSP Passport di Ruang Seminar Menteri Tenga Kerja Jakarta yang dihadiri Menteri Tenaga Kerja saat itu, Hanif Dhakiri. Hadir saat itu para Pengusah, Pabrikan kuran lebih 500 Perwakilan Pabrikan dan Industri. Seminar membahas antara lain :
- Pengembangan kualitas dan manajemen tenaga kerja.
- Standar K3 internasional.
- Potensi kolaborasi dengan perusahaan pelatihan lokal seperti ALKON.
Pak Tommy berpendapat bahwa jika kerjasama dengan ALKON Dan ecITB Terwujud, standar K3 nasional akan meningkat dan risiko penyalahgunaan sertifikasi berkurang.
Tantangan dan Harapan
Pak Tommy menyampaikan tantangan utama K3 Indonesia:
- Kurangnya kolaborasi antara pemerintah dan penyedia pelatihan profesional.
- Potensi pengaruh kepentingan pribadi atau golongan tertentu yang menutupi informasi penting.
- Standar K3 yang berbeda antar perusahaan, menimbulkan inkonsistensi.
Namun, pa Tommy menekankan pandangan bahwa harapannya tetap ada:
- Pemerintah lebih terbuka menerima kerja sama profesional.
- Tenaga kerja memiliki akses ke sertifikasi K3 yang diakui internasional.
- Perusahaan dapat menurunkan risiko kecelakaan dan meningkatkan kualitas SDM.
Kesimpulan
K3 adalah budaya profesional yang harus diterapkan secara konsisten. PT ALKON Trainindo Utama telah menunjukkan kapasitas dan standar tinggi dalam bidang ini.
Penulis menyimpulkan berdasarkan perspektif Pak Tommy Karwur:
- Kerjasama pemerintah dengan penyedia pelatihan profesional seperti ALKON dapat meningkatkan standar K3 nasional.
- Transparansi dan integritas adalah kunci agar sertifikasi K3 valid dan tidak diselewengkan.
- Kolaborasi pemerintah, penyedia pelatihan, dan tenaga kerja menjadi fondasi industri yang aman, produktif, dan kompetitif global.
Dengan pendekatan profesional dan praktik berbasis standar internasional, K3 di Indonesia dapat berkembang lebih cepat, sejalan dengan standar global, serta memberikan perlindungan nyata bagi seluruh pekerja.(Hamdanil)













