Angga Korban TPPO Kamboja Diselamatkan, Wali Kota Bekasi Ingatkan Warga Jangan Mudah Tergiur Tawaran Kerja Ilegal


KOTA BEKASI – Kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) kembali menyita perhatian publik. Kali ini, seorang pemuda bernama Angga Karidwansyah (24), warga Kelurahan Bantargebang, Kota Bekasi, berhasil dipulangkan setelah menjadi korban perdagangan manusia di Kamboja.

📲 Simak Berita Terpercaya Langsung di Ponselmu!

Ikuti MediaPatriot.CO.ID lewat WhatsApp Channel resmi kami:
👉 Klik di sini untuk bergabung

Kabar kepulangannya disambut haru oleh keluarga, tetangga, dan Pemerintah Kota Bekasi. Wali Kota Bekasi Tri Adhianto turun langsung mengunjungi kediaman keluarga Angga pada Rabu (3/9/2025) untuk memastikan kondisi korban sekaligus memberikan dukungan moral.

Proses Penyelamatan Angga

Angga sebelumnya berangkat ke Kamboja setelah mendapat tawaran kerja dari seorang temannya di Jakarta Barat. Tanpa sepengetahuan orang tua, ia direkrut untuk bekerja dengan iming-iming gaji besar. Namun kenyataannya, setibanya di Kamboja, ia justru menjadi korban eksploitasi dan pelanggaran hak asasi manusia.

Kasus ini terbongkar setelah Angga dalam kondisi sakit sempat mengirimkan pesan WhatsApp kepada keluarganya. Dari sinilah diketahui bahwa ia tengah dirawat di salah satu rumah sakit di Kamboja. Orang tua Angga kemudian melaporkan kasus tersebut dan meminta bantuan langsung kepada Wali Kota Bekasi.

Tri Adhianto segera berkoordinasi dengan pemerintah pusat. Melalui kerja sama Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Luar Negeri, dan Kedutaan Besar RI di Kamboja, Angga berhasil dievakuasi. Pada Juli lalu, ia sempat ditempatkan sementara di kantor imigrasi Kamboja, hingga akhirnya berhasil dipulangkan ke tanah air pada akhir Agustus 2025.

Alhamdulillah, berkat koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dan pihak terkait, Angga bisa kembali berkumpul dengan keluarga. Atas nama Pemerintah Kota Bekasi, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya,” ujar Wali Kota Tri Adhianto.

Kondisi Angga Setelah Pemulangan

Kini Angga sudah kembali berada di rumahnya di Bantargebang. Meski masih dalam masa pemulihan, ia tampak bersyukur bisa kembali ke pangkuan keluarga. Kehadirannya disambut tetangga sekitar dengan doa bersama.

Menurut pihak keluarga, kondisi fisik Angga masih lemah. Namun ia telah mendapatkan pendampingan dari Dinas Sosial Kota Bekasi serta tim kesehatan setempat. Pemkot berjanji akan terus melakukan pemulihan psikologis dan memberikan fasilitas rehabilitasi sosial agar Angga bisa kembali beraktivitas normal.

Peringatan Wali Kota Bekasi

Dalam kesempatan itu, Tri Adhianto memberikan peringatan tegas kepada seluruh warga Bekasi agar tidak mudah tergiur tawaran kerja di luar negeri yang tidak jelas.

Kerja di luar negeri itu tidak mudah, ada persyaratan resmi yang harus dipenuhi. Jangan mudah tergiur iming-iming pekerjaan yang justru bisa berujung pada bahaya,” tegas Tri.

Ia menambahkan, Pemkot Bekasi telah menyiapkan jalur resmi bagi warganya yang ingin bekerja ke luar negeri, mulai dari seleksi administrasi, psikotes, pelatihan bahasa asing, keterampilan teknis, hingga penempatan di perusahaan mitra yang legal.

Semua pembiayaan akan ditanggung oleh Pemkot agar masyarakat bisa bekerja di luar negeri dengan aman dan resmi. Ini bentuk komitmen kami melindungi anak-anak Bekasi,” tambahnya.

TPPO: Masalah Serius Nasional dan Global

Kasus Angga menambah daftar panjang korban TPPO asal Indonesia. Berdasarkan data Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), ratusan warga Indonesia menjadi korban perdagangan manusia setiap tahunnya, dengan modus tawaran kerja di luar negeri.

Modus umum yang digunakan sindikat antara lain:

  1. Iming-iming gaji besar tanpa kejelasan perusahaan.
  2. Perekrutan melalui media sosial atau teman dekat.
  3. Dokumen perjalanan dipalsukan atau ditahan setelah tiba di negara tujuan.
  4. Eksploitasi kerja paksa di perusahaan ilegal, seringkali di sektor perjudian online atau call center penipuan.

Negara-negara Asia Tenggara seperti Kamboja, Myanmar, dan Laos sering disebut sebagai tujuan sindikat perdagangan manusia.

Peran Penting Pemerintah Daerah

Kasus Angga menjadi contoh pentingnya peran pemerintah daerah dalam mencegah warganya menjadi korban TPPO. Tri Adhianto menegaskan bahwa Pemkot Bekasi tidak akan tinggal diam.

Beberapa langkah pencegahan yang sudah disiapkan antara lain:

  • Sosialisasi ke sekolah dan kelurahan mengenai bahaya TPPO.
  • Pusat informasi resmi mengenai lowongan kerja luar negeri.
  • Pelatihan kerja dalam negeri agar masyarakat tidak tergiur iming-iming pekerjaan ilegal.
  • Layanan pengaduan 24 jam untuk keluarga yang kehilangan kontak dengan anggota keluarganya di luar negeri.

Apresiasi untuk Pemerintah Pusat

Pemkot Bekasi juga menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Luar Negeri, Kedutaan Besar RI di Kamboja, serta aparat penegak hukum yang membantu memulangkan Angga.

Sinergi ini menunjukkan bahwa perlindungan terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri menjadi prioritas pemerintah.

Suara Keluarga: Antara Haru dan Trauma

Orang tua Angga tidak bisa menyembunyikan rasa haru saat melihat putranya kembali ke rumah. Mereka juga mengaku masih trauma dengan pengalaman pahit ini.

Kami tidak menyangka Angga bisa terjebak seperti ini. Terima kasih kepada Pak Wali Kota dan semua pihak yang membantu. Kami berharap tidak ada lagi anak-anak Bekasi yang mengalami nasib serupa,” ucap ayah Angga dengan mata berkaca-kaca.

Analisis: Mengapa Warga Masih Tergiur?

Meski sudah banyak sosialisasi, masih ada warga yang tergiur dengan tawaran kerja ilegal di luar negeri. Ada beberapa faktor penyebabnya:

  1. Faktor Ekonomi – Kebutuhan hidup tinggi membuat sebagian orang mudah tergiur janji gaji besar.
  2. Kurangnya Informasi – Tidak semua warga memahami prosedur resmi bekerja di luar negeri.
  3. Modus Sindikat yang Rapi – Jaringan TPPO biasanya menggunakan perantara yang dipercaya korban, seperti teman atau tetangga.
  4. Lapangan Kerja Lokal Terbatas – Minimnya kesempatan kerja di dalam negeri seringkali mendorong warga mencari peluang di luar negeri.

Pentingnya Edukasi Masyarakat

Pengamat ketenagakerjaan, Dr. Ratna Kurnia, menilai kasus Angga menjadi momentum untuk meningkatkan edukasi kepada masyarakat.

Bekerja di luar negeri memang sah dan bisa memberi manfaat, tetapi harus melalui jalur resmi. Edukasi harus diperkuat agar warga tahu risiko dan tidak mudah tergiur tawaran palsu,” ujarnya.

Ratna juga menekankan pentingnya kerjasama lintas sektor, mulai dari pemerintah, swasta, LSM, hingga tokoh masyarakat, untuk menekan angka TPPO.

Bekasi Sebagai Kota Migran

Bekasi dikenal sebagai salah satu kota urban dengan jumlah penduduk yang padat dan mobilitas tinggi. Banyak warganya bekerja di luar daerah maupun luar negeri. Hal ini membuat Bekasi rawan menjadi target sindikat perdagangan manusia.

Dengan adanya program resmi dari Pemkot Bekasi, diharapkan minat masyarakat untuk menggunakan jalur ilegal bisa ditekan.

Harapan ke Depan

Wali Kota Tri Adhianto menegaskan bahwa kasus Angga harus menjadi pelajaran bersama. Pemerintah akan terus memperkuat regulasi, memperluas lapangan kerja di dalam negeri, sekaligus menyiapkan jalur aman bagi warganya yang ingin mencari nafkah di luar negeri.

Kami tidak ingin ada lagi anak-anak Bekasi yang menjadi korban. Mari kita sama-sama waspada dan gunakan jalur resmi. Bekasi harus bisa melindungi warganya, di dalam maupun di luar negeri,” tutup Tri.


Kesimpulan

Kasus Angga Karidwansyah, korban TPPO asal Bekasi yang diselamatkan dari Kamboja, menjadi peringatan penting bagi masyarakat. Tawaran kerja luar negeri yang terlalu mudah seringkali justru jebakan sindikat perdagangan manusia.

Pemkot Bekasi bersama pemerintah pusat telah menunjukkan sinergi dalam menyelamatkan korban. Namun pencegahan tetap menjadi kunci utama. Edukasi, sosialisasi, serta kesiapan jalur resmi adalah benteng terbaik melawan TPPO.

Dengan langkah-langkah preventif yang kuat, diharapkan tidak ada lagi warga Bekasi yang harus mengalami penderitaan seperti Angga.(Hamdanil)





Wartawan di lapangan dibekali Kode Sandi untuk membuka DAFTAR WARTAWAN Dibawah ini:DAFTAR WARTAWAN>>>


Tentang Kami

Mediapatriot.co.id adalah portal berita online nasional yang menyajikan informasi aktual, terpercaya, dan berimbang. Kami hadir untuk memberikan akses berita yang cepat dan akurat kepada masyarakat Indonesia, khususnya dalam bidang sosial, hukum, budaya, pemerintahan, dan berbagai isu strategis lainnya.
Didirikan oleh jurnalis senior Hamdanil Asykar, Mediapatriot.co.id berkomitmen menjaga integritas jurnalistik dan menjunjung tinggi Kode Etik Jurnalistik sesuai pedoman Dewan Pers. Dengan jaringan kontributor di berbagai daerah, kami menghadirkan berita lokal dengan cakupan nasional.
Misi kami adalah menjadi media digital yang membangun kesadaran publik melalui berita-berita edukatif, mendalam, dan bebas hoaks. Kami percaya bahwa informasi yang sehat adalah pilar utama demokrasi dan kemajuan bangsa.
Tim redaksi kami terdiri dari wartawan-wartawan berpengalaman yang mengedepankan prinsip keberimbangan, cek fakta, dan validasi sumber dalam setiap pemberitaan. Kami juga membuka ruang partisipasi publik melalui opini dan laporan warga yang dikurasi secara profesional.
Mediapatriot.co.id juga menjalin kerja sama dengan lembaga pemerintah, swasta, dan komunitas untuk mendorong literasi digital serta pemberdayaan masyarakat melalui media.
Untuk pertanyaan, saran, atau kerja sama media, silakan hubungi kami melalui halaman Kontak.

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Komentar