Profil Keluarga Seni Dukuh Salam: Dari Sanggar ke Panggung Prestasi


Tegal – Media Patriot Nasional.
Masyarakat Desa Dukuh Salam, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, sudah tak asing lagi dengan nama keluarga Mas Aji dan Mbak Tija. Mereka dikenal sebagai keluarga seni, sebab hampir seluruh anggota keluarga ini memiliki bakat dan minat kuat di bidang kesenian. Mas Aji adalah seorang perupa yang aktif di Sanggar Putik, sementara istrinya, Mbak Tija, merupakan penari yang dulu pernah bergabung di sanggar tari yang sama. Jiwa seni itu kini menurun kepada kedua putrinya.

Putri sulung pasangan ini lebih memilih jalan spiritual dengan menimba ilmu di pesantren, namun tetap membawa darah seni sang ayah melalui karya lukisan kaligrafi. Sedangkan si bungsu, Aliya Reski Manuaji (5), justru tampil menonjol di dunia seni lukis dan tari.

Aliya yang kini duduk di TK Aisyiyah Slawi Kulon, Tegal, baru saja meraih prestasi membanggakan dengan menjuarai lomba mewarnai tingkat Kabupaten Tegal. Prestasi ini semakin menguatkan julukan masyarakat setempat bahwa keluarga ini benar-benar keluarga seni yang telah memberi inspirasi bagi lingkungan sekitar.


Warisan Seni dari Orang Tua

Mas Aji yang akrab dipanggil warga sebagai perupa Dukuh Salam memang telah lama berkarya. Karyanya banyak berupa lukisan-lukisan realis dan ekspresif yang pernah dipamerkan baik di tingkat lokal maupun regional. Sementara Mbak Tija, istrinya, adalah seorang penari tradisional. Ia pernah aktif menari di berbagai acara seni dan budaya di Tegal, baik dalam pentas desa hingga acara tingkat kabupaten.

Bagi pasangan ini, seni bukan sekadar hobi, tetapi sudah menjadi jalan hidup. Dari rumah mereka yang sederhana, sanggar kecil bernama Putik pernah melahirkan banyak murid seni lukis dan tari. Anak-anak muda sekitar Dukuh Salam sering datang untuk belajar, baik sekadar mengisi waktu luang maupun menyalurkan bakat terpendam mereka.

Kami ingin seni tetap hidup di desa. Kalau anak-anak bisa menyalurkan bakatnya di sini, mereka tidak mudah terjerumus ke hal-hal negatif,” ujar Mas Aji saat ditemui tim Media Patriot Nasional.


Mbak Tija: Penari yang Menurunkan Cinta Tari pada Putrinya

Selain mendampingi sang suami, Mbak Tija memiliki kiprah tersendiri. Ia dikenal sebagai penari luwes yang semasa mudanya pernah membawakan tari tradisional khas Tegal dan Jawa Tengah. Ia kerap tampil dalam acara pernikahan, peringatan hari besar, hingga festival budaya desa.

Kini, ia menularkan kecintaan seni tari itu kepada putri-putrinya. Aliya, si bungsu, sering terlihat menirukan gerakan ibunya saat berlatih. Menurut Mbak Tija, Aliya memang anak yang tak mau diam. Selain gemar menggambar dan mewarnai, ia juga suka menari dengan penuh semangat.

Kalau dengar musik, badannya langsung goyang. Kadang sambil nyanyi, kadang sambil menirukan saya menari,” cerita Mbak Tija dengan senyum bangga.


Putri Sulung: Kaligrafi sebagai Jalan Seni dan Religi

Berbeda dengan adiknya, putri sulung pasangan ini menempuh jalur pendidikan pesantren. Meski demikian, darah seni ayahnya tetap mengalir dalam dirinya. Ia menyalurkan bakat melalui lukisan kaligrafi, yakni perpaduan seni rupa dan nilai religius yang kini menjadi identitasnya.

Bagi sang kakak, kaligrafi bukan hanya hiasan, melainkan juga bentuk ibadah. Setiap goresan kuas di atas kertas atau kanvas ia niatkan sebagai cara mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Kalau kakaknya lebih ke kaligrafi, dia suka sekali menulis ayat-ayat dengan indah. Mungkin karena pengaruh mondok juga,” ujar Mas Aji.

Dengan begitu, keluarga ini tak hanya melahirkan seniman, tetapi juga generasi yang mampu memadukan seni dengan nilai spiritual.


Aliya Reski Manuaji: Bintang Kecil Dukuh Salam

Kisah yang paling menarik dari keluarga ini tentu adalah prestasi Aliya Reski Manuaji. Di usianya yang baru lima tahun, Aliya sudah menunjukkan bakat luar biasa di bidang seni rupa. Ia kerap menghabiskan waktu berjam-jam bersama krayon, pensil warna, atau cat air.

Baru-baru ini, Aliya berhasil menyabet juara dalam lomba mewarnai tingkat Kabupaten Tegal. Kemenangan itu disambut suka cita oleh keluarga dan warga sekitar. Aliya dianggap mewarisi talenta ayahnya, bahkan sejak dini sudah mampu menghasilkan karya yang rapi, penuh warna, dan berjiwa.

Guru di TK Aisyiyah Slawi Kulon pun mengakui bakat Aliya. Menurut mereka, anak ini memiliki daya imajinasi tinggi serta ketelitian dalam memilih warna. Selain itu, Aliya juga dikenal sebagai murid yang aktif, ceria, dan mudah bergaul.

Aliya kalau sudah pegang pensil warna, bisa lupa waktu. Dia punya semangat tinggi untuk berkarya. Hasil mewarnainya selalu hidup, tidak asal memberi warna,” ungkap salah satu gurunya.


Dukungan Penuh dari Orang Tua

Prestasi Aliya tentu tidak terlepas dari dukungan penuh orang tua. Mas Aji kerap mendampingi anaknya menggambar, memberi arahan teknik sederhana, hingga mengenalkan berbagai jenis alat gambar. Sementara Mbak Tija menanamkan kedisiplinan dan semangat melalui cerita serta latihan menari bersama.

Kami tidak memaksa anak harus jadi pelukis atau penari. Yang penting, dia bisa mengekspresikan dirinya lewat seni,” kata Mas Aji.

Aliya sendiri tampak menikmati setiap prosesnya. Saat ditanya apa cita-citanya, bocah itu dengan polos menjawab, “Mau jadi pelukis, terus juga bisa nari kayak ibu.


Inspirasi bagi Warga Dukuh Salam

Keluarga Mas Aji dan Mbak Tija kini dianggap sebagai inspirasi bagi masyarakat Dukuh Salam. Mereka menunjukkan bahwa seni dapat diwariskan, dikembangkan, sekaligus dijadikan sarana membangun karakter anak.

Warga sekitar bahkan sering mengundang keluarga ini dalam acara desa, baik untuk mengisi hiburan maupun sekadar memotivasi anak-anak agar giat belajar dan berkreasi.

Keluarga ini bisa dibilang aset desa. Mereka memberi contoh bahwa seni bukan sekadar tontonan, tetapi juga tuntunan,” ujar seorang tokoh masyarakat setempat.


Menjaga Api Seni di Tengah Perubahan Zaman

Di tengah gempuran era digital dan hiburan modern, menjaga minat anak-anak terhadap seni tradisional memang bukan perkara mudah. Namun, keluarga Mas Aji membuktikan bahwa dengan teladan, kesabaran, dan kasih sayang, seni tetap bisa tumbuh subur.

Sanggar Putik yang mereka kelola pun masih menjadi tempat belajar. Meski sederhana, tempat ini selalu terbuka bagi siapa pun yang ingin mengasah keterampilan melukis atau menari.

Mas Aji berharap ke depan ada lebih banyak dukungan dari pemerintah daerah agar kegiatan seni di desa tidak mati suri. Menurutnya, potensi anak-anak Tegal sangat besar jika difasilitasi dengan baik.


Penutup

Kisah keluarga seni dari Dukuh Salam ini memberi pelajaran berharga: bahwa seni adalah warisan yang bisa diturunkan lintas generasi, bahkan bisa menjadi jalan prestasi dan spiritual. Dari Mas Aji sang perupa, Mbak Tija sang penari, hingga kedua putrinya yang masing-masing menekuni seni kaligrafi dan lukis, semua menunjukkan bahwa seni telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka.

Dan di tengah perjalanan itu, muncul nama kecil Aliya Reski Manuaji, bocah lima tahun yang berhasil mengharumkan nama desa dengan prestasi di bidang mewarnai. Aliya bukan hanya harapan orang tua, tetapi juga simbol bahwa seni akan terus hidup di Dukuh Salam.

Dengan dukungan keluarga, sekolah, dan masyarakat, bukan tidak mungkin Aliya kelak akan menjadi seniman besar yang membawa nama Tegal ke tingkat nasional, bahkan internasional.(NurDibyo)





Wartawan di lapangan dibekali Kode Sandi untuk membuka DAFTAR WARTAWAN Dibawah ini:DAFTAR WARTAWAN>>>


Tentang Kami

Mediapatriot.co.id adalah portal berita online nasional yang menyajikan informasi aktual, terpercaya, dan berimbang. Kami hadir untuk memberikan akses berita yang cepat dan akurat kepada masyarakat Indonesia, khususnya dalam bidang sosial, hukum, budaya, pemerintahan, dan berbagai isu strategis lainnya.
Didirikan oleh jurnalis senior Hamdanil Asykar, Mediapatriot.co.id berkomitmen menjaga integritas jurnalistik dan menjunjung tinggi Kode Etik Jurnalistik sesuai pedoman Dewan Pers. Dengan jaringan kontributor di berbagai daerah, kami menghadirkan berita lokal dengan cakupan nasional.
Misi kami adalah menjadi media digital yang membangun kesadaran publik melalui berita-berita edukatif, mendalam, dan bebas hoaks. Kami percaya bahwa informasi yang sehat adalah pilar utama demokrasi dan kemajuan bangsa.
Tim redaksi kami terdiri dari wartawan-wartawan berpengalaman yang mengedepankan prinsip keberimbangan, cek fakta, dan validasi sumber dalam setiap pemberitaan. Kami juga membuka ruang partisipasi publik melalui opini dan laporan warga yang dikurasi secara profesional.
Mediapatriot.co.id juga menjalin kerja sama dengan lembaga pemerintah, swasta, dan komunitas untuk mendorong literasi digital serta pemberdayaan masyarakat melalui media.
Untuk pertanyaan, saran, atau kerja sama media, silakan hubungi kami melalui halaman Kontak.

<<<<Ada Lowongan Kepala Biro Media Online Nasional di Pencarian Google Hari Ini>>>


MEDIAPATRIOT.CO.ID adalah media online nasional terlengkap & terpercaya yang selalu menyajikan berita aktual seputar politik, hukum, ekonomi, budaya, hingga gaya hidup. Temukan informasi terbaru hanya di portal berita kami.

Chat MediaPatriot via WhatsApp

📲 Simak Berita Terpercaya Langsung di Ponselmu!

Ikuti MediaPatriot.CO.ID lewat WhatsApp Channel resmi kami:
👉 Klik di sini untuk bergabung


<<<<Ada Lowongan Kepala Biro Media Online Nasional di Pencarian Google Hari Ini>>>


Posting Terkait

Jangan Lewatkan