Dosen Pengampu: Tania Ardiani Saleh, Dra., M.S.
Disusun oleh:
Rania Nuraini (177251017)
Mata Kuliah: Logika dan Pemikiran Kritis
Universitas Airlangga – Surabaya, 2025
Menggali Potensi Ekonomi Bakpia Kukus Daun Kelor dan Peluang Bisnis Inovatif Berbasis Bahan Lokal
Oleh: Rania Nuraini
Pendahuluan
Bakpia merupakan salah satu jajanan tradisional yang populer di Indonesia, terutama di Yogyakarta. Umumnya, bakpia dikenal dengan versi panggang yang bertekstur renyah. Namun kini hadir inovasi bakpia kukus yang memiliki tekstur lebih lembut.
Inovasi semakin berkembang dengan memanfaatkan bahan alami seperti daun kelor, yang kaya nutrisi serta bermanfaat bagi kesehatan. Penggunaan daun kelor tidak hanya menciptakan variasi rasa baru, tetapi juga membuka peluang usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam menghadapi pasar yang kompetitif.
Meski menjanjikan, pengembangan bakpia kukus kelor masih menghadapi kendala, seperti keterbatasan teknologi pengolahan dan akses pasar. Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, sekitar 60% UMKM sektor makanan dan minuman kesulitan dalam distribusi dan pemasaran produk.
Di sisi lain, survei Nielsen (2022) menunjukkan bahwa lebih dari 70% konsumen Indonesia kini memilih makanan alami dan bergizi, terutama generasi milenial dan Gen Z. Hal ini menjadi peluang besar bagi produk seperti bakpia kukus kelor untuk hadir sebagai camilan sehat sekaligus lezat.
Inovasi Produk: Bakpia Kukus Daun Kelor
Penambahan daun kelor memberikan nilai tambah signifikan baik bagi konsumen maupun produsen. Daun kelor yang kaya vitamin, mineral, dan antioksidan tidak hanya memperkaya cita rasa bakpia kukus, tetapi juga meningkatkan kandungan gizi.
Inovasi ini menjawab kebutuhan masyarakat akan camilan sehat. Tekstur lembut dan aroma khas kelor menjadikannya produk unik dibanding bakpia biasa. Dengan kemasan modern, bakpia kukus kelor juga berpotensi menjadi oleh-oleh khas yang diminati wisatawan.
Lebih jauh, inovasi ini mendorong kreativitas pelaku usaha untuk mengembangkan produk turunan berbasis kelor, seperti kue kering, minuman herbal, hingga makanan ringan lainnya. Dengan dukungan teknologi dan pelatihan, inovasi sederhana ini dapat menciptakan nilai ekonomi baru sekaligus memperkuat daya saing pasar.
Peluang Ekonomi bagi UMKM
Pengembangan bakpia kukus kelor membuka peluang besar bagi UMKM:
- Bahan baku lokal murah & mudah didapat. Produsen dapat menekan biaya produksi.
- Model kemitraan berkelanjutan. Kerja sama antara petani kelor dan produsen bakpia menciptakan rantai pasok saling menguntungkan.
- Peningkatan kapasitas produksi. Permintaan yang tumbuh akan menciptakan lapangan kerja baru dan memperkuat ekonomi lokal.
- Potensi wisata kuliner. Produk dapat mendukung sektor pariwisata daerah.
Selain itu, adopsi teknologi digital untuk promosi dan penjualan online membantu UMKM menjangkau pasar lebih luas. Kolaborasi dengan pemerintah, swasta, dan institusi pendidikan juga penting untuk memperkuat ekosistem bisnis.
Tren Pasar dan Permintaan Konsumen
Generasi muda dan masyarakat urban kini semakin peduli pada pola makan sehat. Bakpia kukus kelor hadir sebagai solusi inovatif yang memadukan cita rasa tradisional dengan nilai gizi modern.
Produk ini tidak hanya berpeluang di pasar domestik, tetapi juga berpotensi menembus pasar ekspor, mengingat tren global terhadap makanan sehat terus meningkat.
Tren digitalisasi memperkuat peluang pemasaran melalui media sosial dan marketplace. Konsumen juga semakin menghargai produk yang diproduksi secara berkelanjutan dan ramah lingkungan. Oleh karena itu, strategi komunikasi harus menonjolkan nilai keberlanjutan dan pemberdayaan lokal.
Tantangan dan Strategi Pengembangan
Beberapa tantangan utama dalam produksi bakpia kukus kelor, antara lain:
- Masa simpan pendek. Dibutuhkan inovasi pengemasan untuk menjaga kesegaran.
- Distribusi dan logistik. Solusi pendinginan dan jaringan distribusi yang efisien diperlukan.
- Konsistensi kualitas. Pelatihan dan standarisasi produksi wajib dilakukan.
Strategi pengembangan mencakup kolaborasi antara petani kelor, produsen, distributor, dan platform digital. Dukungan pemerintah melalui pelatihan, akses permodalan, serta fasilitasi pemasaran juga penting.
Inovasi pengemasan ramah lingkungan, promosi digital kreatif, serta pemantauan tren konsumen akan menjaga relevansi produk di pasar modern.
Penutup
Secara keseluruhan, bakpia kukus kelor memiliki potensi besar sebagai produk inovatif yang mendukung pertumbuhan ekonomi lokal sekaligus memberdayakan UMKM.
Dengan strategi tepat, kolaborasi lintas sektor, serta pemanfaatan teknologi digital, bakpia kukus kelor dapat menjadi produk unggulan berkelanjutan. Selain menyehatkan, produk ini mampu membawa dampak positif berupa peningkatan kesejahteraan masyarakat, penciptaan lapangan kerja, hingga penguatan daya saing UMKM di tingkat nasional maupun internasional.
Keberhasilan bakpia kukus kelor diharapkan menjadi inspirasi bagi inovasi produk berbasis bahan lokal lainnya.
Referensi
- Islam, Z., Islam, S., & Hossen, F. (2021). Moringa oleifera is a prominent source of nutrients with potential health benefits. International Journal of Food Science, Article 662726.
- Rohman, A. N., & Rahmawaty, S. (2024). The acceptability of Moringa leaf enriched foods in Indonesia. Aceh Nutrition Journal, 9(2), 371–378. doi:10.30867/action.v9i2.1588
- Fahey, J. W. (2017). Moringa oleifera: A review of the medicinal potential. Acta Horticulturae, 1158, 209–224. doi:10.17660/ActaHortic.2017.1158.25
- Gopalakrishnan, L., Doriya, K., & Kumar, D. S. (2016). Moringa oleifera: A review on nutritive importance and its medicinal application. Food Science and Human Wellness, 5(2), 49–56. doi:10.1016/j.fshw.2016.04.001
- Anas, A. T., & Asy’Ari, Q. (2023). Pengembangan UMKM dan ekonomi kreatif melalui pembuatan krupuk kelor rasa ikan (KKN) di Desa Sotabar Pasean Pamekasan. Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(1), 17–26.
Komentar