Nama: Queen Gizela Marsya Paruasan
NIM: 191251197
Fakultas: FKM
A. PENDAHULUAN
Pendidikan adalah suatu proses untuk memajukan budi pekerti dengan tujuan mengembangkan potensi, pengendalian diri, kecerdasan, serta perilaku. Pendidikan juga merupakan suatu fasilitas yang menjadi hak semua anak di negara. Semua orang memiliki hak yang sama jika dikaitkan dengan pendidikan.
Pendidikan sudah semestinya didapatkan oleh semua orang, namun kenyataannya belum merata di seluruh wilayah. Hal ini merupakan masalah serius yang seharusnya dapat diatasi. Padahal, dalam kehidupan sehari-hari pendidikan merupakan fondasi utama yang berkaitan dengan ekonomi, lingkungan, serta sosial. Oleh karena itu, pendidikan sering kali menjadi masalah utama dalam hal kesenjangan antar wilayah.
B. ISI / ARGUMEN
Beberapa faktor pemicu kesenjangan pendidikan yang sering ditemui antara lain:
- Akses perjalanan menuju tempat pendidikan/sekolah
Pada tahun 2022, terdapat kasus di Sulawesi Tenggara yang membuat beberapa pelajar mengalami putus sekolah karena akses menuju sekolah cukup sulit. Terdapat 147 siswa yang putus sekolah, 34 di antaranya buta huruf. Selain siswa, guru pun mengalami kesulitan dalam mengakses sekolah sehingga aktivitas pendidikan tidak dapat berjalan. - Fasilitas yang kurang memadai
Fasilitas sekolah merupakan salah satu kunci dalam keberlangsungan pendidikan. Fasilitas juga menjadi faktor motivasi semangat belajar siswa. Namun, masih banyak sekolah dengan bangunan yang kurang baik dan infrastruktur yang rusak. Misalnya di Desa Bukit Subur, Kecamatan Tabir Hilir, Merangin, Jambi, di mana siswa masih belajar di sebuah gubuk sederhana. - Kesenjangan jumlah siswa dan kualitas guru/pendidik
Faktor lain pemicu kesenjangan adalah kurangnya atau menurunnya kualitas guru. Pada tahun 2019, hampir 46% guru SD mengajar di Indonesia bagian Barat (Jawa, Sumatera, dan Bali), 20% di bagian Tengah (Kalimantan dan Sulawesi), serta 34% di bagian Timur (Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua). Berdasarkan data Kemendikbud, guru berpendidikan sarjana dan pascasarjana sebanyak 87,8%, sedangkan 12,2% masih berpendidikan lebih rendah.
C. PENUTUP
Kesenjangan pendidikan di Indonesia masih menjadi persoalan serius yang menghambat pemerataan kualitas hidup dan pembangunan. Meskipun pendidikan merupakan hak dasar setiap warga negara, kenyataannya masih banyak wilayah yang belum mendapat akses pendidikan yang layak.
Faktor utama penyebab kesenjangan ini meliputi: sulitnya akses menuju sekolah, minimnya fasilitas pendidikan, serta ketimpangan jumlah dan kualitas guru antarwilayah. Contoh konkret dari berbagai daerah menunjukkan bahwa upaya pemerataan pendidikan perlu ditingkatkan, baik dari segi infrastruktur, distribusi tenaga pendidik, maupun kebijakan yang berorientasi pada keadilan sosial. Pendidikan yang merata dan berkualitas merupakan fondasi utama untuk membangun masa depan bangsa yang lebih adil dan sejahtera.
D. REFERENSI
- Saiful Rijal Yunus. 2025. Kala Akses Pendidikan Tak Ada, Satu Kampung di Buton Tengah Pun Putus Sekolah. [online]. (diakses tanggal 2 September 2025). https://www.kompas.id/artikel/kala-akses-pendidikan-minim-hanya-satu-anak-di-satukampung-buton-tengah-yang-sekolah
- Hujaimah, Salamah, Allya Azizatul Fadhilah, Raisyal Fiqri Perdana Sasmita, Aisyah Naurah Salsabila, Mira Mariani, Dadi Mulyadi Nugraha, Gunawan Santoso. 2023. Faktor, Penyebab, dan Solusi Kesenjangan Sosial Dalam Pendidikan. Vol. 02 No. 06.144.
- Pattinasarany, Indera Ratna, Kevin Nobel Kurniawan. 2021. Kesenjangan dan Pendidikan di Indonesia. 5.










