mediapatriot.co.id Ulubelu 11 September 2025
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) menegaskan langkah strategisnya menuju beyond electricity dengan meluncurkan Pilot Project Green Hydrogen (Hidrogen Hijau) Ulubelu (09/09/2025) di Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung. Proyek ini menjadi bagian penting dari upaya PGE membangun ekosistem green hydrogen secara end-to-end, mulai dari produksi, distribusi, hingga pemanfaatannya untuk mendukung transisi menuju industri rendah karbon.
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Julfi Hadi menekankan pentingnya proyek ini sebagai tonggak transformasi bisnis PGE. “Groundbreaking ini adalah pijakan awal PGE membangun rantai bisnis hijau yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Fasilitas ini tidak hanya sebagai pusat inovasi, tetapi juga model yang bisa direplikasi di wilayah kerja panas bumi lainnya, sekaligus membuka peluang percepatan off-grid solution untuk transportasi dan industri rendah karbon. Ke depan, peta jalan pengembangan PGE juga mencakup hilirisasi green ammonia dan green methanol sebagai solusi energi masa depan,” jelasnya.
Pada kesempatan ini, Julfi menyampaikan bahwa teknologi tersebut akan diadopsi di berbagai Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) PGE lain di masa mendatang. Inisiatif PGE ini turut didukung oleh berbagai pihak, termasuk Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menyampaikan apresiasi atas inisiatif ini. “Green hydrogen ini merupakan salah satu energi alternatif rendah emisi yang diyakini akan menjadi terobosan dalam transisi energi global. Kehadiran proyek ini mendukung pencapaian target bauran EBT nasional sekaligus memperkuat ketahanan energi menuju Net Zero Emission 2060,” katanya.
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu menegaskan bahwa pengembangan green hydrogen memiliki dampak strategis pada hilirisasi energi nasional. “Inisiatif seperti ini bukan hanya menghadirkan energi ramah lingkungan, tetapi juga bagian dari strategi hilirisasi nasional untuk memperkuat daya saing industri, ketahanan energi, dan perekonomian jangka panjang,” ujarnya.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri menambahkan, proyek ini menjadi langkah perdana pengembangan green hydrogen di lingkungan Pertamina Group sekaligus langkah awal membangun ekosistem green hydrogen dari hulu ke hilir.
“Pilot Project Green Hydrogen Ulubelu adalah tonggak bersejarah yang mengintegrasikan kekuatan panas bumi dengan teknologi hidrogen. Proyek ini tidak hanya sebagai pusat pembelajaran teknologi, tetapi juga landasan penting untuk mengakselerasi roadmap ekosistem energi bersih nasional yang terintegrasi,” ungkapnya.
Tentang Pilot Project Green Hydrogen Ulubelu
Pilot Project Green Hydrogen Ulubelu merupakan inisiatif pengembangan energi bersih yang memanfaatkan kombinasi panas bumi sebagai sumber energi terbarukan dan teknologi elektrolisis modern yang lebih hemat energi. Fasilitas ini dirancang untuk memproduksi green hydrogen hingga sekitar 100 kilogram per hari dengan tingkat efisiensi tinggi, berkisar 82–88 persen.
Selain menjadi sarana produksi, fasilitas ini juga berfungsi sebagai pusat pembelajaran teknologi, uji kelayakan komersial, serta studi pasar untuk memetakan potensi permintaan di fase selanjutnya.
Oleh karena itu, Groundbreaking di Ulubelu ini menjadi wujud nyata komitmen PGE dalam memperkuat fondasi transisi energi Indonesia menuju Net Zero Emission 2060.
Perkuat Pengembangan Panas Bumi di Sumatra
PGE terus memperluas pengembangan panas bumi di Sumatra melalui langkah-langkah strategis. Di WKP Ulubelu, PGE meresmikan proyek eksplorasi (greenfield) Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Gunung Tiga berkapasitas 55 megawatt (MW). Sementara itu, pada Juni lalu, PGE berhasil menuntaskan tahapan operasional penting PLTP Lumut Balai Unit 2 (55 MW) yang kini sudah menyalurkan listrik ke jaringan nasional.
Tidak berhenti di situ, saat ini PGE tengah menjalankan feasibility study pengembangan Lumut Balai Unit 3 (55 MW) dan feasibility study eksplorasi Unit 4 (55 MW). Bersamaan dengan proses tersebut, PGE juga mempersiapkan proyek PLTP Hululais (2×55 MW) yang ditargetkan beroperasi penuh pada akhir 2027 atau awal 2028. Seluruh langkah ini menjadi bukti konsistensi PGE dalam mendukung transisi energi bersih sekaligus memperkuat ketahanan energi nasional.
Tentang PT Pertamina Geothermal Energy Tbk
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) merupakan bagian dari Subholding Power & New Renewable Energy (PNRE) PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang eksplorasi, eksploitasi, dan produksi panas bumi. Saat ini PGE mengelola 15 Wilayah Kerja Panas Bumi dengan kapasitas terpasang sebesar 1.932 MW, terbagi atas 727 MW yang dioperasikan dan dikelola langsung oleh PGE dan 1.205 MW dikelola dengan skema Kontrak Operasi Bersama. Kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE berkontribusi sekitar 70% dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi pengurangan emisi CO2 sebesar sekitar 10 juta ton CO2 per tahun.
Sebagai world class green energy company, PGE ingin menciptakan nilai dengan memaksimalkan pengelolaan end-to-end potensi panas bumi beserta produk turunannya serta berpartisipasi dalam agenda dekarbonasi nasional dan global untuk menunjang Indonesia net zero emission 2060. PGE memiliki kredensial ESG yang sangat baik dengan 18 penghargaan PROPER Emas sejak 2011 sampai 2025 dalam penghargaan kepatuhan lingkungan tertinggi dari Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Peringkat & Keterlibatan ESG.
Media Contact:
Muhammad Taufik
Manager Corporate Communication & CSR PT Pertamina Geothermal Energy Tbk
E: muhammad.t@pertamina.com
Kontributor : (Indra Permana)
***
Komentar