Kab Bandung, Mediapatriot.co.id
Prihatin dengan kondisi lingkungan, Forum Komunikasi Daerah Aliran Sungai (FK DAS) Kabupaten Bandung menggelar FGD tentang Pengelolaan DAS di Aula Yayasan Panatagiri Raharja Desa Cibodas Kecamatan Pasirjambu, Kamis 18 September 2025.
FGD menghadirkan beberapa narasumber diantaranya Dinas Kehutanan Jawa Barat, Pakar Lingkungan Eyang Memet, Wakil Ketua FK DAS Provinsi Ir. Sapto Prajogo serta Ir. Yudi Rismayadi, SMSI Kabupaten Bandung, Akademisi juga masyarakat penggiat lingkungan.
Disampaikan Ketua FK DAS Kabupaten Bandung Agus, FGD ini membahas bagaimana membangun kolaborasi antara pemerintah dengan unsur terkait dalam mengelola daerah aliran sungai yang ada di Kabupaten Bandung.
” Hasil dari FGD ini akan menjadi rujukan kami di FK DAS Kabupaten Bandung, salah satunya adalah mendorong agar segera dibentuk Desa Konservasi,” ujar Agus.
Di tempat yang sama, aktivis senior lingkungan Eyang Memet mengatakan, yang tidak kalah penting membangun potensi lokal yang ada, kalau berbicara terkait DAS di Kabupaten Bandung yang bermuara ke Citarum semua potensi sudah ada.
” Disini butuh pemahaman bahwa dulu Citarum dengan pentahelix nya, peran jurnalis juga berperan mengedukasi dan mengoptimalkan semua potensi yang ada, tinggal bagaimana masing masing berbagi peran,” ujar Eyang Memet.
Sampai dengan hari ini tambahnya, maaf belajar dari pengalaman yang ada, selama 4 tahun ini belum pernah terjadi komunikasi dengan pemerintah Kabupaten Bandung.
” Komunikasi dalam arti kata kemitraan, kami betul betul diluar tapi tidak berarti kita menganggap Apriori, karena tidak semua orang paham bahwa lingkungan itu menjadi salah satu prioritas,” ucap Eyang Memet.
Menurutnya, ini merupakan sebuah bentuk akumulasi, kemarin sebelum FK DAS yang hadir dari TKPSDA sumber daya air wilayah Jabar.
” Sampai saat ini konsep itu masih dalam tahap penyempurnaan, kita ambil judul forum DAS jauh lebih familiar, karena berbicara DAS, berbicara hutan, berbicara sumber daya air dan berbicara tentang nilai budaya dan kearifan lokal,” tuturnya.
Diharapkan Eyang Memet, kita mencoba duduk bersama menanggalkan egosektoral masing masing, lantas membuat perencanaan yang jelas.
” kalau kita merujuk pada regulasi, Perhutani dengan Kehutanan sosialnya lantas Kabupaten Bandung dengan Gepak Sayangnya ternyata yang tidak ada sampai saat ini adalah monitoring dan evaluasi,” imbuh Eyang Memet.
Rie