Oleh: Hasya Faza Zaneta
A. Pendahuluan
Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) dengan angka kejadian yang terus meningkat di Indonesia. Menurut laporan Kementerian Kesehatan, prevalensi diabetes semakin meningkat seiring dengan perubahan gaya hidup, pola makan tinggi gula dan lemak, serta menurunnya aktivitas fisik masyarakat perkotaan.
Diabetes tidak lagi menjadi penyakit yang hanya menyerang usia lanjut, melainkan dapat muncul sejak usia muda bahkan remaja akibat faktor lingkungan, perilaku, dan pola konsumsi (Sundari et al., 2025). Artikel ini bertujuan untuk mengulas pentingnya deteksi dini diabetes melitus, mengidentifikasi faktor risiko, serta membahas kasus-kasus di Surabaya yang telah melakukan upaya edukasi masyarakat dalam pencegahan dan pengendalian diabetes.
1. Definisi Diabetes Dini
Diabetes dini merujuk pada fase awal penyakit diabetes ketika gejala belum sepenuhnya tampak, namun kadar gula darah sudah berada di atas normal. Fase ini sering disebut sebagai prediabetes, dan menjadi momentum penting untuk melakukan intervensi pencegahan (Faradila, 2025).
2. Faktor Risiko
Risiko diabetes tidak hanya dipengaruhi oleh faktor genetik, tetapi juga gaya hidup. Pola konsumsi makanan tinggi gula, kurangnya aktivitas fisik, stres, serta obesitas menjadi pemicu utama (Damawiyah, 2018).
3. Deteksi Dini dan Edukasi
Deteksi dini dapat dilakukan melalui pemeriksaan kadar gula darah secara berkala, pemantauan indeks massa tubuh, serta skrining kesehatan masyarakat. Edukasi berbasis komunitas terbukti mampu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat (Sundari et al., 2025).
B. Pembahasan
1. Situasi Diabetes di Indonesia
Indonesia menempati peringkat ketujuh dunia dengan jumlah penderita diabetes terbanyak. Data RISKESDAS menunjukkan tren kenaikan prevalensi diabetes, terutama di perkotaan dengan gaya hidup sedentary dan pola makan tidak sehat. Hal ini menjadi tantangan besar karena beban pembiayaan kesehatan akibat diabetes sangat tinggi.
2. Kasus Diabetes di Surabaya
Surabaya merupakan kota dengan kepadatan penduduk tinggi dan beragam karakteristik sosial-ekonomi. Beberapa penelitian lokal menunjukkan tingginya kasus diabetes di wilayah ini, antara lain:
- Kasus Pesisir Surabaya
Sya’diyah et al. (2020) menemukan banyak lansia di wilayah pesisir Surabaya yang mengalami gejala diabetes, sehingga dilakukan penyuluhan kesehatan dan senam kaki untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. - Simomulyo Baru, Surabaya
Faradila (2025) melaporkan bahwa rendahnya kesadaran masyarakat dalam melakukan deteksi dini PTM, termasuk diabetes, menyebabkan banyak kasus baru ditemukan pada tahap lanjut. Upaya yang dilakukan berupa edukasi kesehatan dan pemeriksaan rutin. - Edukasi berbasis komunitas
Sundari et al. (2025) menunjukkan bahwa pendekatan berbasis masyarakat dengan penyuluhan perilaku hidup sehat efektif menurunkan faktor risiko diabetes.
3. Faktor Lingkungan dan Perilaku
Diabetes tidak hanya menyerang lansia, tetapi juga usia produktif akibat pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat. Tingginya konsumsi makanan cepat saji dan minuman manis di perkotaan seperti Surabaya menjadi penyumbang utama peningkatan kasus diabetes dini.
4. Pentingnya Deteksi Dini
Deteksi dini memberikan peluang untuk mencegah perkembangan diabetes menjadi lebih parah. Pemeriksaan rutin gula darah, indeks massa tubuh, serta edukasi gaya hidup sehat menjadi langkah efektif. Program yang melibatkan kader masyarakat terbukti meningkatkan partisipasi warga dalam melakukan skrining.
C. Kesimpulan
Diabetes dini merupakan masalah serius yang membutuhkan perhatian lebih di Indonesia, khususnya di kota besar seperti Surabaya. Kasus-kasus yang diteliti di wilayah pesisir, Kelurahan Simomulyo Baru, dan Kelurahan Wonokromo menunjukkan bahwa rendahnya kesadaran masyarakat terhadap deteksi dini memperburuk kondisi penderita diabetes.
Upaya pemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan, deteksi dini, dan promosi gaya hidup sehat terbukti mampu meningkatkan kesadaran masyarakat dan mencegah diabetes sejak dini. Intervensi edukasi berbasis komunitas, seperti yang telah dilakukan di Surabaya, dapat menjadi model bagi daerah lain di Indonesia.
Referensi
- Faradila, P. A. (2025). Upaya Membangun Kesadaran Masyarakat dan Deteksi Dini terhadap Penyakit Tidak Menular di Kelurahan Simomulyo Baru, Kota Surabaya. Jurnal Pengabdian Nasional (JPN) Indonesia, 6(2), 434-443.
- Sundari, A. S., Ajrina, A., Kurniati, A., Indriati, D. W., & Handayani, N. S. (2025). Edukasi Berbasis Masyarakat dalam Upaya Pencegahan dan Deteksi Dini Penyakit Diabetes Melitus melalui Penyuluhan Perilaku Hidup Sehat. Jurnal Pengabdian Masyarakat: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan, 5(4).
- Sya’diyah, H., Widayanti, D. M., Kertapati, Y., Anggoro, S. D., Ismail, A., Atik, T., & Gustayansyah, D. (2020). Penyuluhan Kesehatan Diabetes Melitus Penatalaksanaan dan Aplikasi Senam Kaki pada Lansia di Wilayah Pesisir Surabaya. Jurnal Pengabdian Kesehatan, 3(1), 9-27.













