“”
Dosen Pengampu : Tania Ardiani Saleh, Dra., M.S.
Disusun oleh : Icha Firliandita (413251149)
MATA KULIAH LOGIKA DAN PEMIKIRAN KRITIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2025
“Stunting: Benarkah Pertumbuhan Anak Kita Tertahan Oleh Masalah Yang Tak Terlihat?”
Oleh: Icha Firliandita
Berikut beberapa gambar anak dari Indonesia yang menggambarkan situasi terkait stunting:
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu lama. Anak yang stunting terlihat lebih pendek dari anak seusianya dan bisa mengalami gangguan perkembangan otak.
A. PENDAHULUAN
Saat kita melihat anak-anak kecil bermain, sulit membayangkan jika di balik tawa dan keceriaan mereka ada sesuatu yang menghambat pertumbuhan optimal: stunting. Masalah kesehatan ini sering luput dari perhatian, padahal dampaknya serius dan jangka panjang.
Data WHO menunjukkan bahwa stunting menjadi indikator buruknya kualitas gizi dan kesehatan suatu bangsa. Apa sebenarnya stunting itu? Dan mengapa hal kecil di awal kehidupan bisa berdampak besar bagi masa depan anak?
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Stunting
Stunting adalah kondisi anak yang mengalami pertumbuhan fisik yang lambat atau terhambat, biasanya terlihat dari tinggi badan yang lebih pendek dibanding standar umur. Namun, stunting bukan hanya sekadar tinggi badan. Ia merupakan cerminan gizi buruk yang dialami anak sejak dalam kandungan hingga dua tahun pertama (periode emas).
Pada masa ini, kurangnya asupan gizi dan perawatan memadai dapat menyebabkan otak dan tubuh anak tidak berkembang optimal. Akibatnya, anak berisiko mengalami gangguan kognitif, kesulitan belajar, menurunnya produktivitas, bahkan penyakit kronis di masa dewasa.
2. Penyebab Stunting
Stunting terjadi akibat berbagai faktor yang saling berkaitan, di antaranya:
- Kurangnya asupan nutrisi saat kehamilan
Ibu hamil yang tidak terpenuhi gizinya berisiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah dan pertumbuhan tidak optimal. - MP-ASI yang tidak memadai
Kekurangan jumlah, kualitas, maupun variasi makanan pendamping ASI dapat menghambat pertumbuhan anak. - Lingkungan tidak higienis
Sanitasi buruk, kurang air bersih, serta kebiasaan hidup tidak sehat meningkatkan risiko infeksi (misalnya diare dan ISPA), yang membuat nutrisi sulit terserap. - Kemiskinan
Keterbatasan ekonomi membatasi keluarga dalam membeli makanan bergizi serta mengakses layanan kesehatan (pemeriksaan kehamilan, imunisasi, pemantauan tumbuh kembang).
3. Dampak Stunting
Dampak stunting tidak hanya terlihat pada fisik, tetapi juga perkembangan kognitif dan sosial-ekonomi:
- Fisik: Anak bertubuh pendek, lambat tumbuh, dan lebih lemah dibanding anak seusianya.
- Kognitif: Anak kesulitan belajar, sulit konsentrasi, dan prestasi akademik rendah.
- Kesehatan: Rentan terkena penyakit menular (ISPA, diare) maupun tidak menular (diabetes, jantung).
- Sosial-ekonomi: Menurunnya produktivitas ketika dewasa, sehingga berisiko memperpanjang lingkaran kemiskinan.
4. Upaya Pencegahan
Pencegahan stunting harus dimulai sejak dini, bahkan sebelum anak dilahirkan. Beberapa langkah penting adalah:
- Nutrisi ibu hamil: Pastikan ibu hamil mendapatkan gizi seimbang.
- ASI eksklusif: Berikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama.
- MP-ASI bergizi: Setelah 6 bulan, lengkapi dengan makanan pendamping yang bervariasi dan sehat.
- Pemantauan rutin: Lakukan pemantauan tumbuh kembang di posyandu/fasilitas kesehatan.
- Kebersihan lingkungan: Jaga sanitasi, air bersih, dan perilaku hidup bersih dan sehat.
- Edukasi keluarga: Tingkatkan kesadaran tentang pentingnya gizi seimbang dan pola asuh.
C. PENUTUP
Stunting adalah masalah tersembunyi yang berpotensi merusak masa depan generasi bangsa. Penyebabnya kompleks, mulai dari gizi buruk, pola asuh salah, hingga faktor lingkungan dan ekonomi.
Dampaknya luas: menghambat pertumbuhan fisik, menurunkan kecerdasan, melemahkan kesehatan, serta mengurangi produktivitas. Oleh karena itu, pencegahan harus dimulai sejak dini melalui pemenuhan gizi, pola asuh yang tepat, perbaikan sanitasi, serta dukungan kebijakan pemerintah.
Masa depan bangsa ada di tangan generasi muda. Mari kita pastikan mereka tumbuh sehat, cerdas, dan produktif.
D. REFERENSI
- Handayani, Sri. “Selamatkan Generasi Bangsa Dari Bahaya Stunting.” Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan Wanita 3.2 (2023): 87–92.
- Aminah, Siti, Trias Mahmudiono, dan Siti R. Nadhiroh. “Kebijakan, intervensi, dan manajemen dalam mengatasi stunting pada anak: Sebuah tinjauan sistematis.” Jurnal Kesehatan Reproduksi Afrika 28.10 (2024): 348–357.
- Fristiwi, P., Nugraheni, S.A., & Kartini, A. (2023). Efektivitas Program Pencegahan Stunting di Indonesia: Tinjauan Sistematis. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA 9 (12): 1262–1273.
- Wahyuni, Siti Sri, dan Maryati Sutarno. “Intervensi Pencegahan Stunting Pada Ibu Hamil Tahun 2023.” Jurnal Internasional Kesehatan dan Farmasi (IJHP) 4.2 (2024): 305–310.
- Mulyani, Aisyah Tri, dkk. “Memahami Stunting: Dampak, Penyebab, dan Strategi Mempercepat Penurunan Stunting—Tinjauan Naratif.” Nutrients 17.9 (2025): 1493.
Komentar