Oleh: Nashwa Khaluna Ramadhani
Pendahuluan
Stunting merupakan salah satu gangguan pertumbuhan kronis yang ditandai dengan tinggi badan anak yang lebih pendek dibandingkan standar usianya. Kondisi ini umumnya terjadi akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama, terutama sejak dalam kandungan hingga masa awal kehidupan anak.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, secara global prevalensi stunting mencapai 23,8 persen atau sekitar 159 juta anak. Di Indonesia, masalah ini tergolong serius. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi stunting mencapai 37,2 persen.
Di Provinsi Jawa Timur, angkanya bahkan melebihi 40 persen, lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional. WHO juga mencatat Indonesia menempati urutan ketiga dengan kasus stunting tertinggi di Asia Tenggara, dengan rata-rata 36,4 persen sepanjang tahun 2005 hingga 2017. Fakta ini menunjukkan stunting masih menjadi tantangan serius dalam pembangunan kesehatan anak di Indonesia.
Oleh karena itu, penanganan dan pencegahan stunting perlu difokuskan pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) anak, yang mencakup 270 hari selama masa kehamilan dan 730 hari setelah kelahiran.
Isi
Untuk mengatasi persoalan stunting di Indonesia, pemerintah meluncurkan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam Rangka 1000 Hari Pertama Kehidupan. Program ini bertujuan mengurangi prevalensi masalah gizi, seperti berat badan lahir rendah (BBLR), wasting (berat badan rendah), gizi kurang, gizi lebih, dan tentu saja stunting.
1. Intervensi pada Masa Kehamilan
- Tablet tambah darah: Ibu hamil dianjurkan mengonsumsi setidaknya 90 tablet selama masa kehamilan untuk mencegah anemia.
- Makanan tambahan bergizi: Pemenuhan gizi ibu hamil penting untuk mendukung perkembangan janin.
- Persalinan aman: Proses kelahiran dianjurkan ditangani oleh tenaga kesehatan berpengalaman, seperti bidan atau dokter.
2. Intervensi Setelah Kelahiran
- Inisiasi Menyusu Dini (IMD): Bayi dibiarkan secara alami mencari puting ibu dan mulai menyusu dalam satu jam pertama setelah kelahiran. IMD terbukti meningkatkan daya tahan tubuh bayi.
- ASI eksklusif 6 bulan: Bayi dianjurkan hanya diberi ASI tanpa tambahan makanan atau minuman lain.
- MPASI mulai usia 6 bulan: Makanan pendamping ASI diberikan bertahap untuk memenuhi kebutuhan energi dan gizi. Edukasi tentang waktu, jenis, dan cara pemberian MPASI sangat penting agar tidak terjadi kesalahan dalam praktik gizi.
3. Dukungan Kesehatan Lainnya
- Imunisasi dasar lengkap dan pemberian vitamin A untuk memperkuat daya tahan tubuh.
- Pemantauan pertumbuhan anak secara rutin melalui posyandu atau dokter anak.
- Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS): Menjaga kebersihan lingkungan, mencuci tangan dengan sabun, serta mencegah infeksi yang dapat memperparah kondisi gizi.
Penutup
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan kronis pada anak yang masih menjadi tantangan serius di Indonesia. Pemerintah merespons masalah ini melalui Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam Rangka 1000 HPK. Program tersebut mencakup berbagai intervensi, mulai dari perawatan kehamilan, IMD, ASI eksklusif, MPASI, imunisasi, hingga edukasi perilaku hidup sehat.
Namun, keberhasilan program ini tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Kerja sama tenaga kesehatan, keluarga, dan masyarakat sangat penting. Dengan program berkelanjutan, dukungan lintas sektor, serta kesadaran tentang pentingnya gizi sejak awal kehidupan, diharapkan angka stunting di Indonesia dapat terus menurun sehingga lahir generasi yang sehat dan bebas stunting.
Referensi
- Hidayat, R. (2022). Prevalensi stunting pada 1000 hari pertama kehidupan. Journal of Baja Health Science, 2(01), 61-77.
- Agustina, R., Dewi, E., & Mardhiah, A. (2022). Pencegahan stunting pada periode golden age melalui peningkatan edukasi pentingnya MPASI. Al Ghafur: Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1).
- Kamariyah, N., Putri, R. A., Setiyowati, E., & Afiyah, R. K. (2024). Gerakan Seribu Hari Pertama Kehidupan terhadap sikap, perilaku, dan tingkat kemandirian tindakan pencegahan kejadian stunting. Jurnal Abdi Kesehatan dan Kedokteran, 3(1), 26–39.
- Hajar, H., & Montolalu, F. C. (2024). Gerak bersama cegah stunting pada 1000 hari pertama kehidupan. Jurnal Pengabdian Masyarakat Bhinneka, 4(1), 26–39.
- Alodokter. (2024, 12 Juli). Pentingnya tablet tambah darah untuk ibu hamil [Ditinjau oleh dr. Kevin Adrian].
Komentar