Jakarta, 1 Oktober 2025 – Dalam rangka memperingati Hari Kesaktian Pancasila yang jatuh pada 1 Oktober, Garuda TV menghadirkan program istimewa bertajuk “INDONESIA KITA MERAJUT KEBANGSAAN”. Program ini menjadi ruang refleksi sekaligus pengingat pentingnya nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman dalam menjaga persatuan dan kebhinekaan bangsa Indonesia.
Acara ini digelar di Cattleya Hall, Wisma Serbaguna, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, pada hari Rabu, 1 Oktober 2025. Tokoh-tokoh penting yang akan hadir antara lain Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, dan 6 Pemuka Agama, yaitu Pendeta Steve Marcel (Kristen), Aldi Destian (Konghucu), Bhikku Natha (Budha), Astono Chandra Dana (Hindu), Romo Antonius Suhardi Antara (Katolik), dan Ust. Arifin Nugroho (Islam).
Selain itu, juga hadir Menteri Komunikasi dan Digital, Ibu Meutya Hafid, Menteri BKKBN Bapak Wihaji, Menteri Pertahanan Bapak Sjafrie Sjamsoeddin, Kapolri Bapak Listyo Sigit Prabowo, Ketua DPR RI Ibu Puan Maharani, Ketua MPR RI Bapak Ahmad Muzani, Panglima TNI Bapak Agus Subiyanto, serta tamu-tamu dari beberapa Kementerian RI.
Garuda TV berkomitmen untuk terus menghadirkan tayangan yang mencerdaskan dan memperkuat nilai kebangsaan. Momentum Hari Kesaktian Pancasila menjadi refleksi bahwa persatuan adalah kekuatan terbesar bangsa ini,” ujar Perwakilan Garuda TV.
Garuda TV berharap, melalui program ini masyarakat semakin menyadari pentingnya menjaga warisan nilai-nilai Pancasila sebagai benteng persatuan nasional di tengah perbedaan.
Direktur Utama Garuda TV, Fahmi M. Anwari, menekankan pentingnya persatuan dan aksi nyata dalam menjaga kebangsaan maupun partisipasi para pemimpin dan tokoh nasional Indonesia berharap bahwa nilai-nilai Pancasila dan semangat persatuan adalah urusan bersama yang harus dijaga oleh seluruh komponen bangsa, termasuk para pemangku kebijakan.
Adapun rangkaian acara “Merajut Kebangsaan” dirancang sarat makna, menampilkan musikalisasi puisi yang menggugah, pertunjukan musik lintas genre, dan pesan-pesan damai dari tokoh lintas agama yang merefleksikan persaudaraan sejati.
Meutya Hafid sebagai Menteri Komdigi menyampaika momentum peringatan Hari Kesaktian Pancasila menjadi pengingat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Persatuan bangsa bukan sekadar slogan, melainkan perjuangan panjang yang harus terus digaungkan sampai kapan pun.
Meutya menyoroti derasnya arus konten negatif di ruang digital seperti judi daring, pornografi, misinformasi, hoaks dan juga hal-hal yang memecah persatuan dan kesatuan bangsa.
Wihaji sebagai Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN menyampaikan penguatan kesejahteraan keluarga menjadi visi Presiden Prabowo Subianto yang salah satunya dicerminkan dengan perubahan nomenklatur Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menjadi Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
Turut hadir 6 Pemuka Agama yang menyampaikan doa dalam acara Merajut Kebangsaan
dengan pesan kebersamaan mereka menjadi penegasan bahwa keragaman adalah kekuatan bangsa, bukan penghalang persatuan antara lain ;
Pendeta Steve Marcel dari Kristen menekankan bahwa kasih universal adalah fondasi persaudaraan umat beragama di tengah perbedaan.
Aldi Destian dari Konghucu mengingatkan bahwa “agama sejati bukan sekadar ritual, melainkan memanusiakan manusia dan menebar kebaikan.”
Bhikku Natha dari Buddha menyampaikan bahwa dialog antaragama harus diterjemahkan dalam tindakan nyata demi merawat keberagaman Indonesia.
Astono Chandra Dana dari Hindu menekankan pentingnya filosofi Tri Hita Karana yang menjaga harmoni antara manusia, Tuhan, dan alam dalam kehidupan berbangsa.
Romo Antonius Suhardi Antara dari Katolik menegaskan bahwa identitas iman tidak boleh dipisahkan dari identitas kebangsaan, melainkan saling menguatkan.
Ustaz Arifin Nugroho dari Islam mengingatkan pentingnya semangat rahmatan lil ‘alamin sebagai dasar toleransi dan kerja sama dalam bingkai NKRI.
Red Irwan
Komentar