Kab Bandung, Mediapatriot.co.id
HADIRNYA Program Sekolah Rakyat (SR) sebagai salah satu ikhtiar nyata pemerintah dalam memutus rantai kemiskinan ekstrem melalui pendidikan.
Di Kabupaten Bandung, program rintisan SR sudah berjalan di kawasan Si Jalak Harupat dan akan segera diperluas dengan pembangunan sekolah permanen.
Sekolah Rakyat yang digagas Kementerian Sosial RI ini merupakan pendidikan berasrama gratis untuk anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, dengan tujuan mencegah mereka putus sekolah serta meningkatkan taraf hidup di masa depan.
Bupati Bandung, Dadang Supriatna menegaskan, kebutuhan akan sekolah ini sangat mendesak.
“Animo masyarakat sangat tinggi. Kalau pembangunan tidak disiapkan sekarang, maka pada tahun ajaran 2026/2027 jumlah siswa akan membludak,” ujarnya.
Karena itu tambah Bupati, saya minta seluruh perangkat daerah terkait mengawal percepatan pembangunan bersama dukungan Kementerian.
Untuk menampung lonjakan siswa, Bupati bahkan mengusulkan dua lokasi pembangunan SR permanen di Kabupaten Bandung, yakni di Ciwidey dan Nagreg.
“Saking membludaknya peminat, kalau hanya satu lokasi tentu tidak cukup. Karena itu saya berharap dua sekolah bisa dibangun sekaligus,” ujarnya.
Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial RI, Robben Rico yang meninjau langsung kesiapan Pemkab Bandung bersama Kementerian PUPR menyebut pembangunan SR permanen akan segera dimulai setelah persyaratan teknis dan administrasi rampung.
“Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa segera terealisasi. Kami ingin anak-anak dari keluarga miskin di Kabupaten Bandung mendapat fasilitas pendidikan yang layak, sebagaimana yang diarahkan Presiden,” ungkap Robben.
Tak lupa, ia juga menyampaikan terima kasih kepada Kang DS selaku Bupati Bandung dan jajarannya karena telah mendukung dan semangat dalam mengimplementasikan program prioritas presiden.
Dengan dukungan pemerintah pusat dan daerah, keberadaan Sekolah Rakyat diharapkan menjadi solusi nyata bagi anak-anak yang berisiko putus sekolah, sekaligus membuka jalan untuk keluar dari lingkaran kemiskinan.
Rie/**
Komentar