Jakarta, MediaPatriot.co.id – 3 Oktober 2025 – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Perumda Dharma Jaya terus berupaya memperkuat ketahanan pangan, khususnya daging hewani, di ibu kota. Hal ini mengemuka dalam diskusi Balkoters Talk bertema “Menilik Transformasi Bisnis Dharma Jaya Untuk Ketahanan Pangan Jakarta” yang digelar di Pressroom Balai Kota, Jumat (3/10).
Acara menghadirkan tiga narasumber, yakni Hasudungan A. Sidabalok (Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta), Nur Afni Sajim (Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta), serta Raditya Endra Budiman (Direktur Utama Perumda Dharma Jaya).
Peran Dharma Jaya untuk Stabilisasi Harga Daging
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Nur Afni Sajim, menekankan pentingnya peran Dharma Jaya dalam menjaga ketahanan pangan, khususnya daging ayam dan sapi. Menurutnya, transformasi bisnis pasca pandemi COVID-19 sangat krusial agar Dharma Jaya tetap bisa menjalankan fungsi sosial sekaligus memperoleh keuntungan.
“Dharma Jaya ini sangat penting. Kalau masyarakat tidak beli daging dari Dharma Jaya, kemungkinan tidak bisa disubsidi. Ke depan, Dharma Jaya juga bisa ekspansi ke komoditas lain seperti ikan atau kepiting,” ujarnya.
Ia berharap Dharma Jaya dapat memperluas gerai dan mengedukasi masyarakat mengenai kualitas daging beku yang higienis dan halal. “Mengapa daging Dharma Jaya lebih murah? Karena sudah bekerja sama dengan berbagai daerah seperti NTT, Lampung, Jawa Tengah, hingga Australia. Peran Dharma Jaya sangat besar untuk meyakinkan masyarakat sekaligus menjaga harga tetap stabil,” tambahnya.
Kebutuhan 70 Ribu Ton Daging per Tahun
Sementara itu, Direktur Utama Perumda Dharma Jaya, Raditya Endra Budiman, memaparkan bahwa kebutuhan daging di Jakarta mencapai 70 ribu ton per tahun. Namun, Dharma Jaya belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan tersebut.
“Kami bekerja sama dengan BUMN untuk menghadirkan pilihan daging dengan harga terjangkau. Sosialisasi terus kami lakukan melalui media sosial, website, dan YouTube untuk meyakinkan masyarakat bahwa daging beku tetap fresh karena diproses dengan teknologi blasting pada suhu minus,” jelasnya.
Raditya menambahkan, Dharma Jaya juga memperluas akses penjualan melalui e-commerce seperti Shopee, Blibli, dan Tokopedia, serta membangun kerja sama dengan Pasar Jaya melalui kios dan hub distribusi.
“RPH Cakung masih berfungsi, namun sudah berumur. Kami terus berupaya meremajakan peralatan agar lebih efisien,” katanya.
Swasembada Pangan Jakarta Mustahil 100%
Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta, Hasudungan A. Sidabalok, mengungkapkan bahwa swasembada pangan penuh di Jakarta sulit diwujudkan. “Jakarta hanya bisa memenuhi sekitar 3 persen kebutuhan pangan dari produksi sendiri. Untuk itu, solusi yang kami dorong adalah urban farming serta program contract farming dengan berbagai daerah,” tuturnya.
Ia menjelaskan, kelompok tani di Jakarta sebagian besar berasal dari pensiunan, ibu rumah tangga, hingga masyarakat terdampak PHK. Karena itu, dukungan teknologi dan sumber daya manusia menjadi kunci agar produksi bisa lebih optimal.
“Kami juga memiliki sawah abadi di Cakung untuk produksi bibit yang bisa dimanfaatkan baik di Jakarta maupun di luar Jakarta,” tambah Hasudungan.
Harapan untuk Ketahanan Pangan Jakarta
Melalui transformasi bisnis, kolaborasi lintas sektor, serta dukungan pemerintah daerah dan legislatif, Dharma Jaya diharapkan mampu meningkatkan keuntungan sekaligus memberi manfaat lebih besar bagi masyarakat.
“Ke depan, Dharma Jaya bukan hanya menstabilkan harga, tapi juga bisa memberikan dividen untuk Pemprov DKI Jakarta,” tutup Nur Afni Sajim.
(Red Irwan)
Komentar