Kayuagung, OKI – Pedagang di pasar tradisional Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), terutama di Kayuagung, tengah menghadapi masa sulit. Penurunan omzet yang signifikan membuat sebagian pedagang menilai kondisi pasar sepi, bahkan diibaratkan seperti “sayur layu.”

Sejumlah pedagang mempertanyakan keberadaan uang masyarakat di tengah kondisi tersebut. “Kemana perginya uang masyarakat Indonesia? Kenapa pasar tradisional kami semakin ditinggalkan?” ujar salah satu pedagang.
Beberapa faktor diduga menjadi penyebab lesunya pasar tradisional:
- Daya beli masyarakat menurun. Inflasi dan kenaikan harga kebutuhan pokok membuat masyarakat lebih berhemat dan memprioritaskan pengeluaran.
- Persaingan pasar modern dan e-commerce. Kehadiran minimarket, supermarket, dan platform belanja online menawarkan kemudahan serta promo menarik yang menggiurkan konsumen.
- Kurangnya inovasi dan modernisasi pasar. Kondisi pasar yang kurang bersih, nyaman, dan tertata membuat konsumen enggan berbelanja.
- Minimnya dukungan pemerintah daerah. Pedagang berharap pemerintah memberikan perhatian lebih, melalui program revitalisasi, promosi, atau pelatihan.
Situasi ini menjadi tantangan serius bagi keberlangsungan pasar tradisional sebagai tulang punggung perekonomian lokal. Pemerintah daerah dan pemangku kepentingan diharapkan segera mencari solusi agar pasar tradisional tetap menjadi pilihan utama masyarakat.(Red)













