LANGKAT – Di balik hamparan hijau Sumatera Timur, tersimpan kisah kejayaan sebuah kerajaan Melayu yang pernah menjadi pusat peradaban dan kekuasaan di pesisir timur Pulau Sumatera. Dialah Kesultanan Langkat, kerajaan yang berpusat di Tanjung Pura dan dikenal luas sebagai simbol kemegahan budaya Melayu pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20.
Bangunan istananya yang megah—berarsitektur perpaduan Melayu-Islam, Eropa, dan Timur Tengah—menjadi saksi bisu masa keemasan itu. Kubah-kubah berkilau, tangga melingkar dari kayu jati, serta halaman luas yang menghadap kolam besar menunjukkan betapa makmurnya negeri Langkat kala itu. Kini, hanya sisa-sisa reruntuhan dan foto-foto hitam putih yang tersisa, namun semangat kebesaran Kesultanan Langkat masih hidup di hati masyarakat Tanjung Pura.
Dari Tanjung Pura untuk Dunia Melayu
Kesultanan Langkat berdiri sekitar abad ke-16, dengan Tanjung Pura sebagai pusat pemerintahan dan perdagangan. Wilayahnya mencakup sebagian besar daerah yang kini dikenal sebagai Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Sultan pertama yang tercatat dalam sejarah adalah Sultan Musa al-Mashur, yang kemudian digantikan oleh para penerusnya hingga mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Abdul Aziz Abdul Jalil Rahmad Shah (1893–1927).
Pada masa itu, Langkat menjadi salah satu wilayah terkaya di Sumatera Timur. Kekayaan alam seperti karet, kelapa sawit, dan tembakau Deli menjadikan Langkat sebagai mitra penting dalam perdagangan dengan Belanda dan kerajaan-kerajaan di Semenanjung Malaya. Selain itu, Kesultanan Langkat dikenal memiliki hubungan diplomatik yang kuat serta sistem pemerintahan yang teratur, menjadi contoh kemajuan bagi kerajaan-kerajaan Melayu lainnya.
Kemegahan Istana dan Peradaban Melayu
Istana Sultan Langkat di Tanjung Pura bukan sekadar tempat tinggal raja, melainkan juga pusat kegiatan budaya dan pemerintahan. Bangunan istana menampilkan arsitektur yang memadukan kemewahan kolonial dengan sentuhan seni Islam Nusantara. Di dalamnya, berlangsung berbagai kegiatan penting—mulai dari musyawarah adat, penerimaan tamu kehormatan, hingga pesta rakyat yang diiringi musik gambus dan tari zapin khas Melayu.
“Dahulu, istana ini menjadi lambang kejayaan dan martabat orang Melayu Langkat,” ujar salah satu budayawan lokal saat ditemui MediaPatriot.co.id di Tanjung Pura. Upaya untuk mendokumentasikan kembali sejarah Kesultanan Langkat, katanya, kini tengah digiatkan agar generasi muda mengenal akar budayanya.
Tragedi dan Kejatuhan
Namun, kemegahan itu berakhir tragis. Pada tahun 1946, ketika meletus Revolusi Sosial di Sumatera Timur, banyak istana dan bangunan kerajaan Melayu dibakar massa. Para bangsawan menjadi sasaran kekerasan, termasuk keluarga Kesultanan Langkat. Istana megah di Tanjung Pura pun rata dengan tanah, menyisakan duka dan kehilangan besar bagi masyarakat Melayu.
Sebagian kecil artefak dan dokumen kerajaan berhasil diselamatkan. Kini, benda-benda bersejarah itu tersebar di berbagai museum dan koleksi pribadi, menjadi saksi bisu tentang masa lampau yang pernah gemilang.
Menghidupkan Kembali Memori Melayu Langkat
Pemerhati budaya menilai, sudah saatnya pemerintah daerah memberikan perhatian lebih terhadap peninggalan Kesultanan Langkat. Sejarahnya yang kaya dan arsitektur istananya yang menawan berpotensi menjadi daya tarik wisata sejarah dan edukasi bagi generasi muda.
“Sejarah Langkat bukan sekadar kisah tentang kerajaan, tapi tentang jati diri dan kebanggaan kita sebagai orang Melayu,” ujar tokoh adat Tanjung Pura, Ahmadi, saat ditemui Minggu (5/10/2025) pukul 15.20 WIB.
Ia menambahkan, menghidupkan kembali nilai-nilai luhur Kesultanan Langkat berarti menjaga identitas budaya yang telah diwariskan turun-temurun. Kini, tugas generasi muda adalah melanjutkan perjuangan itu—mengenang masa lalu bukan untuk meratapi, melainkan untuk membangun masa depan yang lebih berakar pada sejarah dan budaya sendiri.
Langkat tidak hanya menyimpan pesona alam yang memukau, tetapi juga jejak peradaban Melayu yang pernah berdiri megah di Tanah Sumatera Timur. Semoga kisah Kesultanan Langkat kembali bersinar di ingatan masyarakat, sebagai bagian dari warisan sejarah bangsa yang tak ternilai.
(Ramlan | MediaPatriot.co.id, Minggu 5 Oktober 2025, pukul 15.34 WIB)
Wartawan di lapangan dibekali Kode Sandi untuk membuka DAFTAR WARTAWAN Dibawah ini:DAFTAR WARTAWAN>>>
Tentang Kami
Mediapatriot.co.id adalah portal berita online nasional yang menyajikan informasi aktual, terpercaya, dan berimbang. Kami hadir untuk memberikan akses berita yang cepat dan akurat kepada masyarakat Indonesia, khususnya dalam bidang sosial, hukum, budaya, pemerintahan, dan berbagai isu strategis lainnya.Didirikan oleh jurnalis senior Hamdanil Asykar, Mediapatriot.co.id berkomitmen menjaga integritas jurnalistik dan menjunjung tinggi Kode Etik Jurnalistik sesuai pedoman Dewan Pers. Dengan jaringan kontributor di berbagai daerah, kami menghadirkan berita lokal dengan cakupan nasional.
Misi kami adalah menjadi media digital yang membangun kesadaran publik melalui berita-berita edukatif, mendalam, dan bebas hoaks. Kami percaya bahwa informasi yang sehat adalah pilar utama demokrasi dan kemajuan bangsa.
Tim redaksi kami terdiri dari wartawan-wartawan berpengalaman yang mengedepankan prinsip keberimbangan, cek fakta, dan validasi sumber dalam setiap pemberitaan. Kami juga membuka ruang partisipasi publik melalui opini dan laporan warga yang dikurasi secara profesional.
Mediapatriot.co.id juga menjalin kerja sama dengan lembaga pemerintah, swasta, dan komunitas untuk mendorong literasi digital serta pemberdayaan masyarakat melalui media.
Untuk pertanyaan, saran, atau kerja sama media, silakan hubungi kami melalui halaman Kontak.
<<<<Ada Lowongan Kepala Biro Media Online Nasional di Pencarian Google Hari Ini>>>
MEDIAPATRIOT.CO.ID adalah media online nasional terlengkap & terpercaya yang selalu menyajikan berita aktual seputar politik, hukum, ekonomi, budaya, hingga gaya hidup. Temukan informasi terbaru hanya di portal berita kami.
Komentar