Morowali Utara, Sulawesi Tengah — Kabupaten Morowali Utara akan genap berusia 12 tahun pada 23 Oktober 2025 mendatang. Menyambut momentum bersejarah ini, Pemerintah Kabupaten Morowali Utara resmi merilis logo HUT ke-12 yang memancarkan semangat kebersamaan dengan tema “Bersatu dalam Harmoni.”
Logo HUT tahun ini menampilkan angka 12 yang didominasi dua warna utama, kuning emas dan hijau, mencerminkan makna kemakmuran, kesuburan, dan harapan baru bagi daerah termuda di Provinsi Sulawesi Tengah ini
Sekilas Tentang Morowali Utara
Kabupaten Morowali Utara (Morut) merupakan salah satu daerah otonom di Provinsi Sulawesi Tengah dengan Kolonodale sebagai ibu kota sekaligus pusat pemerintahan.
Kabupaten ini resmi berdiri setelah disahkannya Rancangan Undang-Undang Daerah Otonomi Baru oleh DPR RI pada 15 Mei 2013, hasil pemekaran dari Kabupaten Morowali.
Secara administratif, Morowali Utara terdiri atas 10 kecamatan, 122 desa, dan 3 kelurahan
Letak Geografis Dan Batas Wilayah
Kabupaten Morowali Utara memiliki posisi strategis dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara: Kabupaten Tojo Una-Una (Desa Korondoda, Buyuntaripa, Bugi, dan Rompi)
Sebelah Selatan: Kabupaten Morowali (Desa Solonsa) dan Kabupaten Luwu Timur (Desa Matano, Nuha, dan Sorowako)
Sebelah Barat: Kabupaten Poso (Desa Mayasari, Uelene, Kamba, Pancasila, Masewe, Kancu’u, dan Matialemba)
Sebelah Timur: Kabupaten Banggai (Desa Gunung Kramat, Rata, Matawa, dan Mangkapa) serta Laut Banda.
Demografi Penduduk
Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Morowali Utara Semester I Tahun 2024, jumlah penduduk mencapai 150.634 jiwa, terdiri dari:
Laki-laki: 82.277 jiwa
Perempuan: 68.357 jiwa
Distribusi Penduduk Menurut Kecamatan
Petasia – 22.926 jiwa, Petasia Timur – 29.772 jiwa, Lembo Raya – 9.445 jiwa, Lembo – 17.436 jiwa, Mori Atas – 14.106 jiwa, Mori Utara – 9.393 jiwa, Soyojaya – 9.647 jiwa, Bungku Utara – 13.338 jiwa, Mamosalato – 11.793 jiwa, Petasia Barat – 8.776 jiwaKomposisi Penduduk Berdasarkan Agama
Islam: 81.026 jiwa
Kristen: 60.063 jiwa
Katolik: 3.314 jiwa
Hindu: 4.064 jiwa
Buddha: 20 jiwa
Aliran kepercayaan: 2.147 jiwa
Kehidupan Sosial Dan Ekonomi
Sebagian besar masyarakat Morowali Utara bekerja sebagai petani, nelayan, dan karyawan perusahaan. Daerah ini memiliki kekayaan alam melimpah, meliputi nikel, minyak, gas, marmer, serta perkebunan karet dan kelapa sawit. Selain itu, sektor pertanian, perikanan, dan perdagangan juga menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat.
Kolonodale, sebagai ibu kota kabupaten, memiliki sejarah unik — dikenal sebagai satu-satunya kota administratif yang dibentuk oleh Pemerintah Kolonial Belanda di wilayah Sulawesi Tengah bagian timur.
Keberagaman Budaya dan Suku
Kabupaten Morowali Utara didiami oleh masyarakat Suku Mori sebagai penduduk mayoritas. Suku Mori dikenal sebagai kelompok majemuk dan multikultural.
Menurut antropolog Albert C. Kruyt dalam karyanya “Het Lanschap Mori”, masyarakat Mori terbagi dalam tiga golongan besar:
1. Orang Mori asli,
2. Penduduk bukan orang Mori yang telah lama menetap, dan
3. Penduduk suku lain yang sejak berabad-abad menetap di wilayah bekas Kerajaan Mori.
Keberagaman ini menjadi cermin dari semboyan peringatan hari jadi ke-12 tahun ini, “Bersatu dalam Harmoni.”
Komentar