JAKARTA, 21 Oktober 2025 – Padepokan Buhun Banten Indonesia bersama Dewan Pimpinan Pusat TTKKBI menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dirangkai dengan acara santunan anak yatim. Kegiatan yang mengusung tema “Merajut Ukhuwah, Menguatkan Iman, dan Meneladani Rasulullah SAW” ini berlangsung khidmat dan penuh makna di Jakarta, Senin (21/10).
Acara dipimpin langsung oleh H. Uyut Nicko Sarante, Ketua Umum Padepokan Buhun Banten Indonesia sekaligus Wakil Ketua DPP TTKKBI. Dalam sambutannya, Uyut Nicko menyampaikan bahwa peringatan Maulid Nabi bukan hanya momentum seremonial, tetapi ajang memperkuat silaturahmi dan meneladani akhlak Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari.
“Maulid Nabi adalah saat yang tepat untuk merefleksikan kembali nilai-nilai perjuangan dan kasih sayang Rasulullah. Kita ingin generasi muda mengenal ajaran Islam yang penuh rahmat dan menjadikan ukhuwah sebagai kekuatan bersama,” ujar Uyut Nicko di hadapan para hadirin.
Acara tersebut turut dihadiri sejumlah tokoh lintas profesi dan kalangan masyarakat, antara lain Prof. Nur Firdaus, SE, Bunda Grace, Oka Sugawa, Fajar Nyanyinyu, Aziz Gagap, Kyai Gufron Cipelang, serta Kyai H. Ahmad Khaidir Siradj.
Suasana menjadi semakin khidmat ketika lantunan ayat suci Al-Qur’an dibacakan oleh Ustadz Cece selaku qori. Setelah itu, tausiah disampaikan oleh KH. Syaiful Islam Noer, yang mengajak jamaah untuk memperkuat iman dan memperbanyak amal kebajikan di tengah tantangan kehidupan modern.
“Keteladanan Rasulullah SAW bukan hanya pada ibadahnya, tetapi juga pada kepemimpinan, kejujuran, dan kasih sayang terhadap sesama. Mari kita wujudkan semangat itu dalam kehidupan sosial kita, terutama dengan berbagi kepada anak yatim,” pesan KH. Syaiful dalam ceramahnya.
Selain tausiah, acara juga diisi dengan santunan kepada puluhan anak yatim piatu yang hadir. Para penerima tampak bahagia menerima bingkisan dan donasi dari panitia. Santunan tersebut menjadi wujud nyata kepedulian sosial yang menjadi bagian penting dalam kegiatan Padepokan Buhun Banten Indonesia dan TTKKBI.
Menurut panitia pelaksana, kegiatan ini juga bertujuan memperkuat sinergi antara tokoh agama, seniman, dan masyarakat umum agar bersama-sama menjaga nilai-nilai kebudayaan dan keislaman yang moderat.
“Tradisi Maulid bukan hanya tentang perayaan spiritual, tetapi juga pelestarian nilai kebersamaan dan gotong royong yang menjadi ciri khas bangsa kita,” ujar salah satu panitia.
Acara ditutup dengan doa bersama dan shalawat yang menggema di seluruh ruangan, menciptakan suasana haru dan damai. Pesan utama dari kegiatan ini adalah pentingnya meneladani akhlak Rasulullah SAW dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta memperkuat solidaritas sosial di tengah masyarakat yang beragam.(H.Inung)
Komentar