Jakarta — Setelah puluhan tahun berkiprah di dunia sains dan teknologi nuklir, Arie Widowati tidak berhenti berkarya ketika masa pensiun tiba. Mantan komunikator nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) — yang kini menjadi bagian dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) — ini justru semakin aktif menebar pengetahuan dan nilai-nilai positif lewat pena dan kegiatan sosial.
“Pensiun bukan berarti berhenti. Justru di masa ini, saya bisa mengabdi dengan cara lain,” tutur Arie Widowati saat ditemui usai peluncuran salah satu antologi terbarunya di Jakarta, 2025.
Dari Fisika ke Dunia Literasi
Lulusan Fisika, FMIPA Universitas Indonesia, dan Magister Teknik Rekayasa Nuklir, Institut Teknologi Bandung ini mengawali kariernya sebagai periset dan komunikator ilmiah di BATAN. Selama masa aktifnya, ia dikenal sebagai sosok yang menjembatani dunia ilmiah dengan masyarakat melalui komunikasi yang ringan dan mudah dipahami.
Arie tak hanya meneliti, tetapi juga menyampaikan manfaat teknologi nuklir dengan bahasa yang membumi. Dari peran itulah lahir buku-buku populer ilmiah seperti “Bedah Manfaat Teknologi Nuklir” (2022) dan “Solusi Bersih untuk Udara Bersih” (2024).
Namun, selepas purnabakti, arah perjalanannya meluas. Ia menemukan ruang baru untuk berkarya di bidang literasi, spiritualitas, dan pemberdayaan perempuan.
Aktif di Beragam Organisasi
Kini, Arie aktif di berbagai lembaga dan komunitas. Ia tercatat sebagai anggota sekretariat Himpunan Masyarakat Nuklir Indonesia (HIMNI), pengurus Divisi Humas dan Kerjasama Badan Keahlian Teknik Nuklir, Persatuan Insinyur Indonesia (BKTN-PII), serta Duta Peradaban Percikan Iman.
Tak berhenti di sana, Arie juga menjadi Trainer Gerakan Literasi Islami Indscript dan pengurus Majelis Taklim Al Amanah, wadah yang ia gunakan untuk berbagi nilai-nilai keislaman dan kemanusiaan.
“Ilmu yang tidak diamalkan akan mati. Saya ingin apa yang saya tahu bisa bermanfaat bagi orang lain,” ujarnya lembut.
Produktif Lewat Puluhan Buku
Meski telah purnabakti, produktivitas Arie justru meningkat pesat. Ia telah terlibat dalam lebih dari 15 karya antologi sejak 2019 hingga 2025.
Beberapa di antaranya:
- “Nyukcruk Galur Batan Bandung” (2019)
- “Desember Ceria” (2023)
- “Purnama Diri” (2025)
- “Merdeka Berpikir Merdeka Beraksi” (2025)
- “Setiap Ujianku Ada Allah Bersamaku” (2025)
- “Perempuan Tangguh” (2025)
- “Cahaya yang Tak Pernah Padam, Tribute to Pipiet Senja” (2025)
Melalui berbagai antologi tersebut, Arie menulis tentang kehidupan, keikhlasan, perjuangan, dan spiritualitas dengan bahasa yang hangat dan reflektif.

Menjadi Cahaya di Masa Purnabakti
Arie Widowati percaya bahwa setiap fase kehidupan memiliki ladang pengabdian sendiri. Bila dulu ia menebar manfaat lewat penelitian dan komunikasi sains, kini ia menebarkannya lewat literasi dan dakwah sosial.
“Ketika pensiun datang, itu bukan akhir dari perjalanan. Itu awal dari babak baru untuk menulis makna kehidupan,” katanya.
Melalui media sosialnya — Instagram, YouTube, dan TikTok — Arie terus membagikan inspirasi, baik tentang sains, spiritualitas, maupun motivasi untuk tetap aktif di masa purnabakti.
Kontak dan Media Sosial
📧 Email: ariewido1008@gmail.com
📱 Telepon: 0812-2135-521
📸 Instagram: @awido1008, @ariewido1008
📘 Facebook: Arie Widowati Aris Soewondo
▶️ YouTube: Arie Widowati
🎵 TikTok: @arie_widowati












Komentar