Wasile TImur, mediapatriot.co.id -Lima tahun sudah, lahan pertanian Desa Sidomulyo di Kecamatan Wasile Timur hanya menjadi cermin langit: tergenang air, tak bisa digarap, dan nyaris ditinggalkan harapan. Namun kini, riak air yang dulu membawa duka telah berubah menjadi simbol kebangkitan.
Pada 24 Oktober 2025, proyek besar bernilai Rp 1,6 miliar resmi dimulai—pembangunan saluran pembuangan air yang diharapkan mengembalikan nadi kehidupan pertanian Sidomulyo. Proyek ini didanai penuh oleh Pemerintah Daerah Halmahera Timur dan digarap oleh kontraktor profesional dengan target rampung tepat waktu.
“Selama lima tahun kami menunggu keajaiban. Sekarang keajaiban itu datang lewat kerja keras dan kepemimpinan Pak Sirun,” ujar seorang petani dengan mata berbinar, menyebut nama sang kepala desa yang kini jadi kebanggaan seluruh warga.
Sejak dilantik pada November 2023 melalui Pemilihan Antar Waktu (PAW), Kepala Desa Sirun langsung menunjukkan gaya kepemimpinan yang berbeda. Ia bukan sosok birokrat biasa—melainkan pemimpin lapangan yang menyatu dengan rakyatnya.
Setiap hari, ia turun langsung ke sawah, meninjau lokasi proyek, berdialog dengan petani, hingga mengetuk pintu Pemda untuk memperjuangkan proposal bantuan. Kerja keras itu membuahkan hasil: Sidomulyo kini tak lagi terendam, tapi tumbuh menjadi simbol semangat baru petani Halmahera Timur.
“Kalau bukan karena kegigihan beliau, mungkin sawah kami masih jadi kolam,” kata warga lainnya sambil tersenyum.
Keberhasilan awal proyek ini juga membuka pintu penghargaan. Pada Oktober 2025, Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku Utara menganugerahkan penghargaan kepada Desa Sidomulyo atas keberhasilan dalam pengelolaan irigasi berkelanjutan—sebuah pencapaian yang langka bagi desa kecil di pelosok Maluku Utara.
“Ini bukan soal penghargaan, tapi bukti bahwa desa kecil pun bisa jadi besar jika dikelola dengan hati,” ucap Sirun dengan rendah hati.
Manfaat proyek Rp1,6 miliar ini akan terasa luas: ratusan hektare sawah kembali bisa digarap, membuka lapangan kerja baru, dan mendukung program swasembada pangan nasional yang sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo.
“Sidomulyo siap jadi pionir pertanian mandiri di Halmahera Timur,” tegas Sirun. “Kami ingin buktikan bahwa desa bisa berdikari jika diberi kesempatan dan dukungan.”
Dukungan masyarakat pun tak kalah besar. Para petani dan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) bahu membahu melakukan gotong royong, membersihkan area proyek, dan memastikan pekerjaan berjalan lancar.
Meski proyek ini menjadi tonggak sejarah, Sirun tak berhenti bermimpi. Ia mengajak pemerintah kabupaten dan provinsi untuk memberi perhatian lebih pada perbaikan jalan usaha tani dan pengadaan alat pertanian modern.
“Dengan infrastruktur dan alat yang memadai, petani Sidomulyo bisa meningkatkan produksi, membuka peluang usaha baru, dan mengangkat kesejahteraan seluruh warga,” ujarnya penuh semangat.
Langkah inovatif lainnya adalah penanaman padi demonstrasi seluas 7.500 m² pada Agustus 2025, yang digagas untuk menarik minat generasi muda agar kembali ke dunia pertanian.
Senja di Halmahera Timur kini tak lagi kelabu. Dari hamparan sawah yang mulai mengering, muncul pantulan cahaya optimisme. Di sana, Sirun berdiri bukan hanya sebagai kepala desa, tetapi sebagai ikon perubahan dan teladan kepemimpinan lokal yang menginspirasi Indonesia.
Desa Sidomulyo kini menjadi bukti nyata bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil dan niat tulus seorang pemimpin.
Kini, giliran kita semua mendukung. Karena swasembada pangan bukan hanya cita-cita pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama.












Komentar