BALI, mediapatriot.co.id — Acara internasional bergengsi WCH Royal Summit ke-8 resmi dimulai hari ini di UC Silver and Gold Gallery and Museum, Denpasar, Bali. Suasana hangat penuh kehormatan menyambut kehadiran para tamu agung, bangsawan, pemimpin tradisional, pejabat tinggi, dan tokoh kemanusiaan dari berbagai negara.
Momen pembukaan menjadi semakin berkesan dengan sambutan inspiratif dari General (Ret) Dr. I Nyoman Trisantosa, S.I.P., M.Tr (Han), selaku Ketua Panitia Regional Bali.
Dalam sambutan berbahasa Inggrisnya, General Trisantosa mengawali dengan ucapan terima kasih tulus kepada seluruh peserta dan delegasi yang telah datang dari berbagai belahan dunia. Dengan suara tegas namun penuh keteduhan, beliau menegaskan bahwa kehadiran semua tamu bukan hanya simbol persahabatan antarnegara, tetapi juga wujud nyata solidaritas kemanusiaan.
“On behalf of the organizing committee and the people of Bali, I would like to express our heartfelt gratitude to all distinguished guests who have come from different parts of the world to attend this meaningful summit. Your presence here today shows that humanity still unites us beyond borders, beyond titles, and beyond differences,” ujarnya yang disambut tepuk tangan panjang dari para hadirin.
Ucapan itu menjadi pembuka yang menggugah suasana. General Trisantosa melanjutkan bahwa Bali dipilih bukan hanya karena keindahannya, tetapi karena pulau ini merepresentasikan semangat kedamaian, toleransi, dan nilai-nilai kemanusiaan yang sejalan dengan visi We Care for Humanity (WCH).
“This summit is not only a celebration, but also a reminder that we share one responsibility — to care for others, to protect the vulnerable, and to build a better world for the next generations,” tambahnya.
Sambutan tersebut menjadi refleksi mendalam bahwa WCH Royal Summit bukan sekadar ajang seremonial, melainkan wadah nyata bagi kolaborasi lintas budaya dan bangsa. Dalam forum ini, para pemimpin tradisional dan tokoh kemanusiaan membahas berbagai isu penting, mulai dari pemberdayaan anak-anak, kesetaraan gender, hingga dukungan bagi penyandang disabilitas.
Trisantosa juga menegaskan bahwa hasil dari kegiatan ini akan disalurkan kepada Bali Care for Cancer Kids Foundation, sebagai bentuk kepedulian nyata bagi anak-anak yang membutuhkan dukungan moral dan finansial.
Suasana pembukaan juga dihadiri oleh berbagai tokoh nasional, termasuk KMA Wahyuni Gayatri Ningtyas, pemilik Rumah Budaya Adat, yang turut hadir membawa semangat diplomasi budaya Indonesia. Kehadirannya menjadi simbol bahwa WCH Royal Summit ke-8 di Bali bukan hanya pertemuan para bangsawan dan pemimpin global, tetapi juga ruang untuk memperkenalkan kekayaan budaya Nusantara kepada dunia.
Selain sambutan utama, acara pembukaan juga menampilkan tarian tradisional Bali yang memukau dan menyimbolkan keharmonisan antara manusia dan alam. Para tamu mancanegara terlihat antusias mengabadikan momen tersebut. Interaksi hangat antara panitia dan peserta memperlihatkan bahwa Bali memang rumah bagi semangat kemanusiaan yang universal.
Di akhir sambutannya, General Trisantosa menutup dengan pesan kuat tentang pentingnya menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan perdamaian dunia.
“Let this day be the day we strengthen our unity, celebrate our differences, and create hope together. Welcome to Bali — the island of peace, art, and humanity,” tutupnya penuh wibawa.
Kata-kata tersebut menjadi penegasan bahwa Indonesia, melalui Bali, berdiri sebagai simbol persaudaraan dunia. Acara yang digelar selama dua hari ini diharapkan menghasilkan kolaborasi global di bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan yang membawa manfaat bagi banyak pihak.

Dengan dukungan penuh dari berbagai institusi, termasuk Royal Maharlika dan Kesultanan Magindanaw, WCH Royal Summit ke-8 menjadi momentum penting yang menempatkan Indonesia di panggung internasional sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, persatuan, dan kearifan lokal.
(Redaksi Media Patriot, 12 November 2025)














Komentar