Senin.17/11/2025.Pukul.09:38.WIB.
Mediapatriot.co.id|Jakarta — Kementerian Pertanian (Kementan) mempertegas komitmennya dalam memastikan keamanan pangan asal hewan sebagai bagian integral dari keberhasilan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah.
Program ini memprioritaskan pemenuhan gizi anak sekolah melalui penyediaan menu kaya protein hewani yang aman, sehat, dan mudah diakses.
Penegasan tersebut disampaikan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Agung Suganda, dalam kegiatan Pelatihan Pengawas Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) yang berlangsung pada 10–14 November 2025 di Jakarta.
Proteksi Pangan Hewani untuk Masa Depan Anak
Dalam pemaparannya, Agung menekankan bahwa pangan asal hewan—seperti daging, telur, dan susu—merupakan sumber nutrisi penting yang berpengaruh langsung terhadap tumbuh kembang anak.
Di sisi lain, produk hewani merupakan komoditas yang sensitif, mudah rusak, dan memerlukan penanganan yang tepat agar aman dikonsumsi.

“Pangan asal hewan kualitasnya tinggi, tetapi sifatnya mudah rusak. Negara wajib memastikan produk hewan yang dikonsumsi masyarakat benar-benar aman,” tegas Agung di Kantor Kementan, Kamis (13/11/2025).
Ia mengungkapkan bahwa praktik penyimpangan, seperti pemalsuan pangan hewan dan penyalahgunaan bahan tambahan, masih kerap ditemukan di beberapa daerah.
Karena itu, peran pengawas Kesmavet menjadi sangat vital untuk menjamin seluruh produk hewan yang beredar telah memenuhi standar ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal).
Penguatan Sistem Pengawasan dari Hulu ke Hilir
Agung menambahkan, pengawasan mutu dan keamanan pangan hewani harus dilakukan secara ketat dan terukur pada seluruh tahapan rantai produksi, mulai dari peternakan, prosesing, penyimpanan, hingga distribusi.
Untuk mencapai efektivitas pengawasan tersebut, ia mendorong kolaborasi lintas sektor antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga terkait, dan pelaku usaha.
“Pengawasan pangan hewani harus adaptif dan inovatif.
Pendekatan konvensional saja tidak cukup.
Kolaborasi yang efektif dari berbagai pihak menjadi kunci menjaga keamanan pangan secara menyeluruh,” ujar Agung.
Terkait Program MBG, ia menegaskan bahwa standar keamanan pangan tidak boleh dikompromikan.
Daging ayam, telur, dan susu dipilih sebagai sumber protein hewani utama karena memiliki tingkat penerimaan tinggi di kalangan anak-anak serta mudah dipenuhi dari sisi ketersediaan nasional.
Tantangannya Masyarakat Veteriner
Kementan, I Ketut Wirata, mengungkapkan bahwa keterbatasan jumlah pengawas Kesmavet masih menjadi tantangan dalam pengawasan pangan hewani di lapangan.
Hingga September 2025, terdapat 422 pengawas aktif di seluruh Indonesia, jumlah yang dinilai belum ideal mengingat luas wilayah dan kompleksitas pengawasan.
“Tahun ini kami menambah 63 pengawas baru sehingga totalnya menjadi 485 orang.
Jumlah ini masih belum ideal, namun kami terus berupaya memperkuat kapasitas SDM agar pengawasan pangan hewani dapat menjangkau seluruh wilayah,” jelas Ketut.

Ia menambahkan bahwa ketimpangan distribusi pengawas Kesmavet di daerah terjadi akibat keterbatasan dokter hewan, mutasi pegawai, serta gelombang pensiun yang menyebabkan kekosongan posisi.
Komitmen BBPKH Cinagara Lahirkan Pengawas Kompeten
Kepala Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara, Inneke Kusumawaty, menegaskan kesiapannya untuk terus menghadirkan pengawas Kesmavet yang memiliki kompetensi, integritas, dan pemahaman teknis yang kuat dalam menjaga keamanan pangan hewani.
“Pengawas Kesmavet adalah garda terdepan dalam memastikan pangan hewani yang dikonsumsi masyarakat memenuhi standar ASUH dan mendukung keberhasilan Program Makan Bergizi Gratis,” tegasnya.
Ia berharap lulusan pelatihan tahun ini mampu memperkuat sistem pengawasan di daerah dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap keamanan pangan hewani nasional.
Dengan pengawasan yang lebih ketat, peningkatan kompetensi SDM, serta kolaborasi lintas sektor, Kementan optimistis bahwa Program Makan Bergizi Gratis dapat berjalan efektif sekaligus memberikan jaminan bahwa pangan hewani yang dikonsumsi anak-anak Indonesia aman dan bermutu tinggi.
(Redaksi|Mediapatriot.co.id|Kabiro Langkat)






Komentar