Jumat.21/11/2025.Pukul.07:55.WIB.
Mediapatriot.co.id|Jakarta — Upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas harga telur ayam ras dan memperkuat ketahanan pasokan nasional mendapat dukungan penuh dari para peternak dan pelaku usaha perunggasan.
Hal ini tercermin dalam Rapat Koordinasi Stabilisasi Harga Telur Ayam Ras yang digelar di Jakarta, Rabu (19/11/2025), yang mempertemukan pemerintah, peternak, asosiasi, serta pelaku industri dari seluruh Indonesia.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha telah menjadi pilar utama dalam menekan gejolak harga pangan, khususnya telur ayam ras.
Menurutnya, semangat kebersamaan semua pihak menjadi modal penting dalam menghadapi dinamika pasar.
“Saya bangga kepada seluruh pengusaha telur di Indonesia. Mereka kompak dan sepakat mengikuti arahan pemerintah untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan,” ujar Amran dalam konferensi pers usai rapat.
Reformulasi Harga Jagung untuk Stabilitas Pakan
Salah satu pokok keputusan yang diambil dalam rapat tersebut adalah penetapan ulang Harga Pokok Produksi (HPP) jagung menjadi Rp5.500 serta penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp7.000 per kilogram.

Kebijakan ini dinilai sangat strategis mengingat jagung merupakan komponen terbesar dalam biaya produksi pakan ayam petelur.
Amran menjelaskan bahwa pengendalian harga jagung akan berpengaruh langsung pada harga telur di pasaran.
Ia juga menampik anggapan adanya lonjakan harga telur secara signifikan.
“Kenaikan harga telur yang terjadi belakangan ini jangan dibesar-besarkan. Harganya hanya sedikit di atas Rp30.000 dan insyaAllah akan segera turun. Harga DOC pun saat ini sudah turun dari Rp14.000 menjadi Rp11.500,” jelasnya.
Pasokan Telur untuk MBG Dipastikan Aman
Dalam rapat tersebut juga disepakati bahwa para peternak siap mendukung penuh penyediaan pasokan telur untuk program strategis nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan Presiden Prabowo.
Kebutuhan tambahan untuk program ini diperkirakan mencapai 0,7 juta ton telur dan 1,1 juta ton ayam secara nasional.
Amran menilai program MBG tidak hanya memperkuat ketahanan pangan, tetapi juga menjadi penggerak penting bagi ekonomi rakyat, khususnya peternak ayam petelur.
“Ini adalah rezeki bagi peternak dan industri perunggasan. Dengan adanya MBG dan kejelasan off-taker, harga ayam dan telur tidak akan lagi fluktuatif.
Pemerintah siap mengawal sistem ini agar berjalan dengan baik,” tegasnya.
Pinsar Nasional Tegaskan Komitmen Jaga Produksi dan Harga
Ketua Presidium Pinsar Nasional, Yudianto Yosgiarso, turut menyampaikan apresiasi kepada pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian, atas dukungan konkret melalui program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) jagung sejak Oktober.
Program tersebut dinilai sangat membantu peternak dalam menekan biaya produksi.
“Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Menteri yang selalu hadir saat peternak menghadapi kesulitan.

Program SPHP benar-benar membantu dan kami berharap dapat terus berlanjut hingga awal tahun mendatang,” kata Yudianto.
Menanggapi kebutuhan tambahan untuk program MBG, Pinsar menegaskan kesiapan untuk meningkatkan produksi secara bertahap tanpa mengganggu siklus replacement yang telah berjalan.
Saat ini, produksi telur nasional berkisar 6,4–6,5 juta ton per tahun dan dipastikan mampu mencapai sekitar 7 juta ton.
Peternak Siap Jaga Harga Sesuai Acuan Pemerintah
Dalam rapat tersebut, peternak juga menyatakan komitmennya menjaga harga on farm sesuai acuan pemerintah.
Meskipun harga untuk kebutuhan program MBG ditetapkan Rp30.000, peternak sepakat mempertahankan harga di tingkat kandang pada kisaran Rp27.500 dan bahkan di beberapa wilayah Jawa pada angka Rp27.000.
Yudianto menegaskan bahwa peternak tidak menjadi penyebab tingginya harga di pasar.
“Harga di tingkat peternak saat ini masih di bawah Rp26.000, sesuai acuan. Bila ada harga telur tinggi di pasar, berarti ada pihak lain yang bermain di rantai distribusi,” ujarnya.
Ekonomi Pancasila yang Menggerakkan Rakyat
Seluruh kebijakan ini, menurut Amran, merupakan bagian dari strategi besar Presiden Prabowo untuk menghadirkan negara dalam menggerakkan ekonomi rakyat. Imbas positifnya tidak hanya dirasakan peternak, tetapi juga petani, industri pakan, hingga konsumen.
“Petani jagung tersenyum, peternak bahagia, konsumen senang. Inilah ekonomi Pancasila yang menggerakkan 9 juta pelaku usaha dan berdampak bagi lebih dari 36 juta masyarakat,” tutur Mentan Amran menutup pernyataan.
Dengan langkah-langkah komprehensif tersebut, pemerintah optimistis stabilitas harga telur dan pasokan pangan nasional dapat terjaga, sekaligus memastikan program MBG berjalan lancar tanpa mengganggu keberlanjutan usaha peternak di seluruh Indonesia.
(Redaksi|Mediapatriot.co.id|Kabiro Langkat)






Komentar