Disusun Oleh: Ellen Widiya Suryadi (413251055)
Dosen Pengampu: Dr. Hanik Endang Nihayati, S.Kep.Ns., M.Kep.
MATA KULIAH PDB
LOGIKA DAN PEMIKIRAN KRITIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2025
Setelah pandemi, banyak hal berubah dalam cara kita hidup. Termasuk soal belanja. Kalau dulu sebagian orang lebih percaya pada produk luar negeri, kini semakin banyak yang sengaja mencari produk buatan Indonesia. Dari tren inilah lahir gerakan Local Pride Campaign 2025 — ajakan sederhana tapi bermakna: mari kita dukung karya anak bangsa.
Saya masih ingat saat pandemi, banyak teman yang mulai belanja lewat platform online untuk membantu usaha kecil. Ada yang membeli kopi dari petani lokal, ada yang memilih pakaian brand lokal, ada juga yang sekadar mencoba camilan buatan tetangga. Dari hal-hal kecil itu kita sadar, ternyata produk Indonesia bukan cuma soal harga, tapi juga kualitas dan cerita di baliknya.
Data pun bicara. UMKM saat ini menyumbang lebih dari 60 persen PDB Indonesia dan menyerap mayoritas tenaga kerja. Artinya, setiap kali kita memilih produk lokal, ada keluarga yang tetap bisa berusaha, ada pekerja yang tetap punya penghasilan, dan ada desa yang ekonominya berputar.
Contohnya jelas terlihat. Erigo yang dulu berawal dari kios kecil, kini bisa tampil di New York Fashion Week. Wardah mampu bersaing dengan brand internasional dengan identitas kosmetik halal. Bahkan Indomie, yang sudah jadi makanan wajib banyak mahasiswa, kini bisa ditemui di rak-rak supermarket dunia.
Gerakan Local Pride bukan hanya soal ekonomi. Ia juga soal rasa memiliki. Membeli produk lokal berarti ikut menjaga warisan budaya, memberdayakan komunitas kreatif, dan membangun percaya diri bangsa.
Tentu tantangannya masih ada: kualitas yang harus terus dijaga, branding yang perlu diperkuat, sampai akses pasar internasional yang belum merata. Tapi dengan dukungan pemerintah, platform digital, komunitas, dan konsumen yang makin sadar, peluang produk lokal bersinar semakin terbuka.
Pada akhirnya, Local Pride Campaign 2025 adalah ajakan sederhana: kalau bukan kita yang bangga dengan produk Indonesia, siapa lagi?












Komentar