Disusun Oleh : Savira Andriani Putri
Dosen Pengampu : Ratna Damayanti, M.Kes., Drh
Universitas : Universitas Airlangga
Program Studi : Manajemen Pemasaran
Fakultas : Fakultas Vokasi
Tahun : 2025
Perkembangan Teknologi Membawa Tantangan Etika Baru
Di tengah kemajuan teknologi yang begitu cepat, kehidupan sosial dan budaya di tanah air tercinta mengalami perubahan besar yang bahkan tidak terbayangkan sebelumnya. Teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah cara manusia berhubungan, bekerja, hingga mencari informasi dengan sangat cepat. Namun di balik kemudahan ini, kita juga menghadapi masalah baru yang tidak boleh diabaikan, yaitu semakin tingginya krisis etika di dunia digital. Baik individu maupun lembaga kini sering kali menghadapi isu etika yang rumit, seperti penyebaran berita palsu hingga pelanggaran privasi, yang perlahan merusak kepercayaan dan nilai-nilai kehidupan manusia.
Fenomena Pelanggaran Etika Digital di Kalangan Pengguna
Faktanya, masalah etika di dunia digital semakin terlihat dan semakin rumit. Sebuah penelitian oleh Petrus et al., 2023 menunjukkan bahwa di kalangan mahasiswa, banyak terjadi pelanggaran etika, seperti menyebarkan informasi tanpa memastikan kebenarannya, mengunggah foto orang lain tanpa izin, hingga membuka informasi pribadi seseorang. Fenomena ini tidak hanya terjadi di tingkat individu, tetapi juga menyentuh dunia hukum, politik, dan berbagai profesi yang kini sangat dipengaruhi oleh teknologi, termasuk kecerdasan buatan dan media sosial (Siti Handayani et al., 2023).
Platform Digital Tidak Cukup Bertanggung Jawab Mengawasi Ruang Siber
Di tengah arus teknologi yang deras, kita sering kali menganggap bahwa etika digital sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna. Padahal, ruang digital dibangun dan dioperasikan oleh berbagai pihak. Meskipun pengguna harus berperilaku bijak, mereka tidak bisa menanggung semua tanggung jawab. Platform digital sebagai penyedia ruang interaksi juga memiliki kewajiban besar untuk mengatur, mengawasi, dan menindak pelanggaran etika. Sayangnya, masih banyak platform yang lebih fokus pada peningkatan pengguna dan keuntungan dibanding menjaga keamanan serta kenyamanan pengguna.
Perlunya Peran Pemerintah dalam Menegakkan Aturan Digital
Pemerintah tidak dapat bersikap pasif dan hanya mengamati tanpa mengambil tindakan. Kebijakan yang ada sering kali tidak mampu mengejar perkembangan teknologi yang pesat. Ketika aturan tertinggal jauh, ruang digital menjadi mudah untuk disalahgunakan. Di sini, negara seharusnya hadir dengan membuat regulasi yang jelas, responsif, dan mampu melindungi masyarakat dari berbagai risiko seperti kebocoran data pribadi, misinformasi, serta manipulasi digital. Tanpa aturan yang kuat, masyarakat akan terus berada dalam risiko yang tinggi.
Kurangnya Empati dan Etika Pengguna dalam Budaya Media Sosial
Di sisi lain, yang sering terlewat adalah peran masyarakat itu sendiri. Kita hidup di era digital yang serba cepat, instan, dan penuh konten menarik. Budaya ini membuat banyak orang lebih suka membagikan hal yang viral daripada yang benar. Banyak pula orang yang menganggap wajar mengunggah konten tanpa izin, mengambil foto secara sembarangan, atau memberikan komentar sarkas. Krisis etika digital bukan hanya karena kurangnya regulasi, tetapi juga karena menurunnya empati dan kesadaran etika di dunia maya.
Strategi Perbaikan Etika Digital untuk Semua Pihak
Untuk memperbaiki situasi ini, semua pihak harus bekerja sama. Literasi teknologi komputer harus dimulai sejak usia dini, bahkan di tingkat sekolah dasar, bukan hanya di universitas. Platform teknologi juga perlu lebih transparan tentang cara mereka bekerja, terutama mengenai algoritma dan proses moderasi konten. Pemerintah juga harus memperkuat aturan yang ada, namun tetap menjaga kebebasan berekspresi. Hal utama yang harus dipahami masyarakat ialah bahwa setiap tindakan di ruang digital meninggalkan jejak dan konsekuensi etis yang nyata.
Menuju Ruang Digital yang Lebih Manusiawi dan Bertanggung Jawab
Pada akhirnya, persoalan etika digital tidak berhenti pada pencarian pihak yang salah, melainkan pada komitmen untuk mengambil tindakan yang memperbaiki situasi. Dunia digital yang kita jalani saat ini mencerminkan nilai-nilai yang kita pegang sebagai sebuah masyarakat. Jika kita ingin ruang digital yang lebih manusiawi, kesadaran etis harus muncul dari diri masing-masing dan diperjuangkan bersama.
Daftar Pustaka
Petrus, A., Lestari, S., & Wibowo, R. 2023. Etika penggunaan media digital di kalangan mahasiswa. Jurnal Teknologi dan Pendidikan 8(1), 1–10.
Handayani, S., Pratama, B., & Mawardi, T. 2023. Perkembangan teknologi dan tantangan etika di era kecerdasan buatan. Jurnal Komunikasi dan Masyarakat 12(2), 55–68.
Kementerian Komunikasi dan Informatika. 2024. Laporan Hoaks Nasional dan Tren Misinformasi Digital. Kominfo, Jakarta.
Komisi Informasi dan Perlindungan Data. 2023. Laporan Tahunan Perlindungan Data Pribadi, Jakarta.




Komentar