Mediapatriot.co.idl Kabupaten Bandung – MEMPERINGATI Hari Menaman Pohon Indonesia (HMPI) tahun 2025, Solidaritas Masyarakat Konservasi (SOMASI) melaksanakan penanaman ratusan jenis pohon dilokasi Sistem Penyedia Air Minum (SPAM) Gambung, Kecamatan Pasirjambu, Selasa 2 Desember 2025.
SOMASI yang diinisiasi oleh Serikat Media Siber Indonesia (SMSI), Yayasan Panata Giri Raharja serta PWI Kabupaten Bandung mengajak beberapa instansi diantaranya PDAM Tirta Raharja, Perhutani Rancaupas serta PT Palawi dan para penggiat lingkungan.
Dikatakan Eyang Memet, penanaman hari ini merupakan satu rencana kerja yang penuh dengan inovasi, berangkat dari sebuah keprihatinan dan kerja dengan hati serta didasari keikhlasan, dilokasi ini sudah ada 225 jenis pohon langka dari seluruh Indonesia yang ditanam.
“Kekuatan kita adalah kebersamaan, ini merupakan karya kita bersama, jadi saya mengajak semua pihak untuk duduk bersama, karena kehidupan dimasa yang akan datang tergantung dari apa yang kita tanam hari ini,” ujar Eyang Memet.
Eyang Memet juga menegaskan, berbicara konservasi tanpa rasa memiliki merupakan omong kosong.
“Sebagai langkah jangka pendek, SOMASi akan bekerjasama dengan berbagai pihak, kewajiban kita bagaimana bisa melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kawasan hutan,” ucapnya.
Menurut Eyang Memet, ada beberapa jenis bibit pohon yang ditanam hari ini, seperti Cendana, Ulin, Meranti, Merbau, Dangdeur, Bintinu serta jenis pohon lainnya.
Sementara itu ketua SMSI kabupaten Bandung Mulyani Basir, menuturkan, kami dari SMSI mendapatkan begitu banyak pelajaran tentang bagaimana menanam pohon yang baik, mulai dari menggali lubang, cara penanaman juga pemasangan ajir.
“Kami bangga bisa menjadi bagian dari SOMASI, kebersamaan ini merupakan kekuatan kami, untuk peduli terhadap lingkungan atau alam dengan cara kerja nyata dalam menjaga kelestarian alam dan mata air,” ungkapnya.
Selain itu lanjut M Basir, gerakan peduli terhadap lingkungan dengan penanaman pohon di kawasan Bandung Selatan adalah bentuk upaya terhadap pencegahan dari bencana longsor, banjir dan yang lebihnya sebagai resapan air yang bisa di terima manfaatnya oleh masyarakat yang ada di hilir.
“Apalagi sekarang mengingat hutan lindung di kawasan Bandung selatan sering terjadi alih pungsi lahan,” tuturnya.
Direktur Jamparing Institute Dadang Risdal Aziz menyampaikan, gerakan masyarakat ini harusnya menjadi alarm bagi Pemerintah Kabupaten Bandung.
“Sepanjang tahun 2025, tidak ada satupun program reboisasi skala besar yang dikeluarkan pemerintah, padahal ancaman longsor, banjir dan kekeringan semakin nyata,” tandasnya.
Dadang mengingatkan, bahwa tanpa intervensi pemerintah, upaya pelestarian akan terus berjalan sporadis, tidak mampu menjawab persoalan ekologis yang semakin komplek.
Rie
























Komentar