Kota Bekasi, MediaPatriot.co.id — 2 Desember 2025. Menyambut pergantian tahun 2026, DEEP Indonesia berkolaborasi dengan Rumah Perubahan menyelenggarakan forum refleksi nasional bertajuk “Evaluasi dan Refleksi Akhir Tahun: Lanskap Politik Demokrasi, Hukum HAM, Pemberantasan Korupsi, Pendidikan, dan Ekonomi.” Forum tersebut menjadi wadah para pemikir bangsa untuk menakar perjalanan Indonesia sepanjang tahun 2025, sekaligus merumuskan strategi menghadapi tantangan di masa depan.
Acara yang digelar di Kota Bekasi itu menghadirkan Direktur DEEP Indonesia, Neni Nurhayati, M.Ikom., Founder Rumah Perubahan Prof. Rhenald Kasali, Ph.D., Bupati Lamongan Dr. H. Yuhronur Efendi, MBA., M.Ek., Anggota Komisi I DPR RI H. Oleh Saleh, S.H., politisi PDIP Andi Wijayanto, Ph.D., Sekretaris Jenderal PKS Muhammad Kholid, S.E., M.Si., serta Sekjen Partai Golkar Muhammad Sarmuji, S.E., M.Si. Hadir pula para pemimpin muda yang aktif mengawal agenda reformasi di berbagai sektor.
Momentum untuk Menata Arah Bangsa
Dalam sambutan pembuka, Neni Nurhayati menggarisbawahi bahwa pergantian tahun harus menjadi fase evaluatif yang jujur dan konstruktif. Bukan sekadar perayaan, melainkan momen untuk menilai perjalanan bangsa secara menyeluruh.
“Kita perlu membaca kembali peta demokrasi, hukum, HAM, pendidikan hingga ekonomi kita. Bukan hanya untuk mengkritik, tetapi membangun optimisme akan masa depan yang lebih baik,” ujar Neni.
Para narasumber sepakat bahwa sepanjang 2025, demokrasi Indonesia masih berhadapan dengan tantangan serius. Polarisasi politik yang belum sepenuhnya mereda dan melemahnya mekanisme pengawasan kekuasaan kembali menjadi sorotan publik.
Forum menegaskan urgensi penguatan:
- institusi demokrasi dan transparansi kebijakan publik,
- perlindungan hak asasi manusia,
- supremasi hukum tanpa diskriminasi,
- serta peningkatan partisipasi masyarakat dalam agenda kenegaraan.
Korupsi, Ancaman Tak Kunjung Usai
Diskusi juga menyorot tren pemberantasan korupsi yang dinilai mengalami stagnasi. Neni menegaskan bahwa pemberantasan korupsi harus dilakukan lebih progresif dan berkelanjutan.
“Korupsi tidak boleh lagi ditanggapi secara reaktif. Kita butuh sistem pencegahan yang kokoh dan pemanfaatan teknologi agar upaya antikorupsi semakin efektif,” tegasnya.
Gerakan antikorupsi sejak dini menjadi penekanan utama, dengan melibatkan dunia pendidikan, organisasi masyarakat sipil, dan sektor pemerintah.
Pembaruan Pendidikan dan Ekonomi Hijau
Pada bidang pendidikan, ketimpangan kualitas antarwilayah serta kebutuhan transformasi kurikulum dianggap masih menjadi pekerjaan besar yang belum selesai. Peningkatan kapasitas tenaga pendidik menjadi perhatian penting untuk menjawab kebutuhan era digital.
Sementara itu, sektor ekonomi dibahas dari sisi tantangan pemulihan pasca perlambatan global. Dorongan terhadap inovasi, digitalisasi UMKM, serta percepatan ekonomi hijau dinilai menjadi kunci daya tahan ekonomi nasional dalam kompetisi global.
Seruan Bergerak Bersama Menyongsong 2026
Menutup forum, Neni Nurhayati mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk mengubah refleksi menjadi langkah nyata.
“Indonesia harus menatap masa depan dengan keberanian. Kita tidak boleh hanya beradaptasi, tetapi harus melompat menuju sistem yang lebih adil, transparan, dan manusiawi,” ungkapnya.
Forum ini diharapkan menjadi sumber masukan strategis yang nantinya akan dikompilasikan dalam rekomendasi kebijakan untuk pemerintah pusat hingga daerah.
Dengan semangat kolaborasi, para peserta optimistis bahwa tahun 2026 akan menjadi momentum percepatan reformasi dan penguatan tata kelola bangsa demi Indonesia yang lebih maju.
(Red Irwan)


















Komentar