Rabu|03 Desember 2025|Pukul|15:50|WIB
Mediapatriot.co.id|Pangkalan Susu, Langkat|Sumatera Utara|Berita Terkini – Banjir besar yang kembali merendam wilayah perbatasan Sumatera Utara–Aceh memaksa ribuan warga mengungsi melalui jalur laut.
Jalan Lintas Medan – Banda Aceh di kawasan Sumedam hingga Selasa sore (2/12/2025) belum sepenuhnya dapat dilalui setelah sebagian ruasnya terendam banjir setinggi lutut hingga pinggang orang dewasa.
Kondisi ini membuat arus pengungsi dari Kabupaten Aceh Tamiang, Kota Langsa, dan wilayah Kuala Simpang tidak memiliki pilihan selain menuju Pelabuhan Pangkalan Susu, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, sebagai pintu keluar terakhir untuk menyelamatkan diri.
Pelabuhan Pangkalan Susu Dipadati Pengungsi
Pantauan Mediapatriot.co.id di lokasi menunjukkan situasi yang kian mengkhawatirkan.
Di tengah hujan deras disertai angin kencang, ratusan warga tampak menumpuk di area pelabuhan.
Anak-anak digendong erat oleh orang tua mereka, sementara para lansia berusaha bertahan di bawah atap pelabuhan yang minim fasilitas.
Beberapa warga yang ditemui mengaku sudah berjalan kaki hingga belasan kilometer akibat akses transportasi darat terputus.
Sebagian lainnya dievakuasi menggunakan perahu kecil dari desa-desa yang terisolasi banjir.
“Jalan semua tergenang, mobil tidak bisa lewat.
Kami terpaksa menuju pelabuhan karena hanya ini jalur yang masih bisa dilewati,” ujar Rahmad, warga Aceh Tamiang yang mengungsikan istri dan dua anaknya.
Akses Darat Lumpuh, Evakuasi Terkendala
Banjir yang melanda wilayah Sumedam menyebabkan arus kendaraan dari kedua arah lumpuh total.
Jalan nasional yang menjadi nadi lalu lintas Sumatera itu kini hanya dapat dilalui kendaraan besar dengan kecepatan sangat terbatas.
Kendaraan keluarga dan sepeda motor dipastikan tidak dapat menembus genangan yang cukup dalam.
Petugas di lapangan menyebut, upaya normalisasi jalur sedang dilakukan, namun curah hujan tinggi sejak dua hari terakhir menyebabkan proses pembersihan jalan berjalan lambat.
Kondisi cuaca buruk juga membahayakan mobilisasi alat berat.
Sementara itu, pihak otoritas pelabuhan menyampaikan telah berkoordinasi dengan BPBD Langkat, Basarnas, serta aparat TNI–Polri untuk mengantisipasi lonjakan pengungsi yang diperkirakan terus meningkat dalam 24 jam ke depan.
Pelabuhan Disiapkan Sebagai Titik Evakuasi Darurat
Demi mencegah penumpukan pengungsi, pihak pelabuhan mulai menyiapkan sejumlah area sebagai tempat penampungan sementara.
Tenda darurat, dapur umum, dan titik distribusi logistik tengah diupayakan oleh berbagai pihak, termasuk lembaga kemanusiaan yang mulai berdatangan ke lokasi.
“Prioritas kami adalah keselamatan warga.
Kami menunggu instruksi lebih lanjut terkait kemungkinan pengungsian melalui jalur laut jika akses darat tidak kunjung membaik,” ungkap salah satu petugas pelabuhan.
Meski demikian, penggunaan kapal untuk evakuasi masih terkendala faktor cuaca.
Ombak tinggi dan angin kencang di sekitar perairan Pangkalan Susu membuat proses evakuasi laut harus dilakukan dengan penuh perhitungan.
Warga Harapkan Bantuan dan Kepastian Informasi
Dalam suasana penuh ketidakpastian, para pengungsi berharap pemerintah daerah dan pusat segera memberikan solusi.
Kebutuhan dasar seperti air bersih, makanan, obat-obatan, serta ruang aman bagi anak-anak mendesak untuk dipenuhi.
“Harapan kami hanya satu: segera ada pertolongan.
Kami tidak tahu harus ke mana lagi,” ujar seorang ibu yang bersama rombongan pengungsi lainnya menunggu di area dermaga.
Pemerintah Diminta Gerak Cepat
Melihat eskalasi pengungsian yang terus meningkat, pemerintah daerah di dua provinsi diminta mempercepat koordinasi penanganan darurat, terutama terkait pembukaan akses transportasi dan penyediaan jalur evakuasi alternatif.
Situasi di Pelabuhan Pangkalan Susu diperkirakan menjadi barometer pergerakan ribuan warga dari Aceh bagian selatan dan timur yang kini berusaha keluar dari daerah terdampak banjir.
(Ramlan|Mediapatriot.co.id|Kabiro Langkat)















Komentar