SURABAYA — Kasus perselingkuhan digital, hubungan gelap melalui media sosial, hingga keluarga yang dingin tanpa komunikasi semakin marak terjadi di tengah masyarakat modern. Banyak pasangan masih tinggal satu rumah, tetapi hatinya tidak lagi bersama. Status tetap ada, namun hubungan perlahan kosong.
Ketika ayah dan bunda saling menjauh, anak adalah sosok yang paling terluka.
Sayangnya, luka itu sering tak terdengar. Hanya tampak dari perubahan sikap, emosi, dan perilaku mereka sehari-hari.
Menurut Ustadz Ruman Nasruddin, M.Pd.I, Pembicara Parenting Islami & Konsultan Pembinaan Keluarga Harmonis, akar utama keretakan keluarga modern adalah hilangnya kedekatan spiritual, emosional, serta komunikasi antara suami dan istri.
“Mendidik anak harus dimulai dari mendidik hubungan ayah dan bunda terlebih dahulu,” ujarnya.
Berikut lima alasan utama mengapa keharmonisan orangtua menjadi pilar terpenting dalam pendidikan anak secara psikologis dan spiritual:
1️⃣ Anak Menyerap Energi Rumah Lebih Kuat daripada Nasihat
Anak memiliki sensitivitas emosi yang sangat tinggi. Mereka membaca raut wajah dan energi orangtuanya setiap hari.
- Rumah yang penuh cinta → membangun mental anak yang percaya bahwa dunia ini aman dan baik.
- Rumah yang penuh konflik → menanamkan rasa takut, cemas, dan kegelisahan.
Inilah sebabnya seorang anak bisa stres meski orangtua merasa, “Ah, mereka belum mengerti apa-apa.”
2️⃣ Rumah yang Harmonis Melindungi Anak dari Luka Batin
Setiap pertengkaran orangtua adalah bentuk trauma kecil bagi seorang anak.
Efeknya dapat tampak dalam bentuk:
- Mudah marah
- Sensitif
- Sulit fokus di sekolah
- Menjadi pembangkang atau justru sangat penakut
Ketenangan emosional adalah hak dasar anak yang tidak bisa ditawar.
3️⃣ Cinta Ayah-Bunda Menjadi Blueprint Cinta Anak di Masa Depan
Anak belajar tentang cinta dari apa yang ia lihat di rumah, bukan yang ia dengar di sekolah atau media.
Jika yang terlihat adalah pengkhianatan, merendahkan pasangan, atau saling mencurigai, maka itu akan menjadi standar cinta menurut mereka.
Namun jika yang anak lihat adalah:
- Saling menghormati
- Saling menjaga
- Saling mendukung
Ia akan tumbuh dengan standar cinta yang sehat dan terhormat.
4️⃣ Pendidikan Lebih Mudah Jika Orangtua Bersatu
Ketika hubungan suami-istri renggang, anak sering memanfaatkan kondisi itu sebagai pelarian untuk menghindari tanggung jawab.
Tetapi ketika ayah dan bunda kompak:
- Arahan lebih mudah diterima
- Anak lebih terbuka
- Aturan berjalan dengan rasa aman, bukan ketakutan
Inilah yang disebut lingkungan pendidikan keluarga yang kondusif.
5️⃣ Anak Merasa Dicintai Secara Utuh
Pengalaman masa kecil adalah rekaman permanen yang membentuk identitas anak.
Jika yang terekam adalah:
- Pelukan
- Senyuman
- Kebersamaan
- Suasana damai
Maka tumbuh keyakinan besar dalam diri anak:
“Aku berharga. Aku lahir dari cinta.”
Ini adalah pondasi kesehatan mental yang tidak dapat dibeli dengan materi.
Perselingkuhan Bukan Sekadar Dosa — Ia Menghancurkan Generasi
Pengkhianatan dalam keluarga bukan hanya melukai pasangan, tapi merusak harapan seorang anak akan figur teladan.
Banyak anak dari keluarga bermasalah mengalami:
- Sulit mempercayai orang lain
- Takut menikah
- Mengulangi pola yang sama ketika dewasa
Karena itu, Ustadz Ruman Nasruddin menawarkan pendekatan Spiritual Parenting sebagai solusi:
🔹 Menguatkan iman dan kedekatan pada Allah
🔹 Memperbaiki komunikasi suami-istri
🔹 Menghadirkan kembali kehangatan dalam rumah
🔹 Menyembuhkan luka hati kedua pasangan
“Ketika cinta kembali kepada Allah, cinta itu lebih mudah kembali kepada pasangan dan anak.”
Kesimpulan Utama
🟩 Harmoni orangtua adalah kurikulum utama pendidikan anak
🟩 Lebih penting daripada fasilitas sekolah atau prestasi akademik
🟩 Keluarga yang kuat melahirkan generasi yang kuat
Jaga cinta ayah dan bunda → maka masa depan anak ikut terjaga.
(Redho)























Komentar