Disusun oleh : Hilda Aulia
Program Studi : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Fakultas : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun : 2025
Perkembangan teknologi digital pada era modern semakin pesat, khususnya pada tahun 2024 ketika Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa sekitar 72,78% penduduk Indonesia telah mengakses internet. Sementara itu, sistem asosiasi penyelenggaraan jasa internet di Indonesia mencatat bahwa 78,19% penduduk telah menggunakan layanan internet dalam kehidupan sehari-hari. Data ini menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia, terutama generasi muda, hidup dalam lingkungan digital yang serba cepat dan mudah diakses. Namun, kemudahan tersebut tidak secara otomatis menjamin pemanfaatannya secara optimal, terutama bagi perempuan.
Di sekolah formal, masih banyak pelajar dan lembaga pendidikan yang belum memperoleh akses teknologi yang memadai. Tantangannya bukan hanya menyediakan koneksi internet, melainkan memastikan bahwa akses tersebut benar-benar bertransformasi menjadi kemampuan nyata yang bermanfaat. Dalam konteks ini, semangat perjuangan R.A. Kartini mengenai pendidikan, emansipasi, dan kebebasan berpikir kembali relevan. Di era digital, pendidikan tidak lagi terbatas pada ruang kelas dan buku tulis, melainkan juga literasi digital, kepekaan terhadap perubahan, serta kemampuan menghadapi tantangan global.
Jika sistem pendidikan mampu bertransformasi sesuai kebutuhan zaman, maka generasi perempuan Indonesia berpeluang menjadi “Kartini Kartini Digital”—perempuan yang melek teknologi, kreatif, mandiri, serta mampu bersaing di dunia global. Tantangan utama saat ini bukan hanya memperluas akses teknologi, tetapi memastikan bahwa pendidikan mampu mencetak SDM perempuan yang kritis, adaptif, dan berdaya saing.
Tantangan Pendidikan di Era Digital
Pendidikan masa kini menghadapi berbagai tantangan yang kompleks. Pertama, kesenjangan akses terhadap teknologi masih menjadi isu signifikan, terutama bagi pelajar di daerah terpencil. Kedua, rendahnya literasi digital di kalangan siswa maupun guru membuat pemanfaatan teknologi belum optimal. Ketiga, distraksi yang ditimbulkan oleh media sosial dan hiburan digital sering kali mengurangi fokus pelajar, terutama ketika belajar
















Komentar