
Disusun Oleh:
Faiz Harsyananta (1251100149)
Dosen Pengampu:
Dr. Dona Aji Karunia Putra, M.A
Fakultas:
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Mata Kuliah:
Bahasa Indonesia
UNIVERSITAS:
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun:
2025
PENDAHULUAN
Indonesia Emas 2045 merupakan sebuah tantangan saat Indonesia akan mendapat bonus demografi. Menjelang satu abad kemerdekaan Indonesia, visi besar Indonesia Emas menempatkan pembangunan manusia sebagai prioritas utama. Oleh karena itu, untuk mewujudkan visi tersebut, ada dua pilar utama yang harus diperkuat, yaitu pendidikan dan kesehatan. Keduanya memiliki peran vital dalam membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga sehat secara fisik dan mental.
Investasi pada pendidikan berkualitas serta layanan kesehatan yang memadai akan menghasilkan generasi yang cerdas, sehat, dan kompetitif. Selain itu, peningkatan kualitas pendidikan serta pelayanan kesehatan akan berdampak langsung pada meningkatnya kualitas hidup masyarakat, sehingga masyarakat lebih produktif dan inovatif dalam mendukung kemajuan bangsa di berbagai sektor.
ISI
Tantangan Pendidikan dan Kesehatan Sebagai Pilar Utama
Pemerintah Indonesia telah menetapkan kebijakan komprehensif untuk membangun SDM unggul melalui peningkatan kualitas pendidikan dan akses yang merata di seluruh wilayah. Program seperti Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka bertujuan membebaskan siswa dari kurikulum kaku, mendorong kreativitas, dan pembelajaran berbasis proyek. Fokus utama adalah memastikan setiap warga negara, dari anak-anak di daerah terpencil hingga mahasiswa di kota besar, mendapatkan pendidikan berkualitas.
Indikator utama yang digunakan adalah Harapan Lama Sekolah (HLS) yang mencapai sekitar 13,5 tahun, dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) sekitar 8,5 tahun. Target peningkatan signifikan menjelang 2045 diperlukan untuk mendukung visi nasional.
Kebijakan kesehatan nasional bertujuan meningkatkan akses layanan kesehatan bagi seluruh masyarakat. Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah menjangkau lebih dari 200 juta orang, termasuk layanan primer seperti vaksinasi dan pemeriksaan rutin. Fasilitas kesehatan dibangun di daerah terpencil, dan integrasi layanan primer-sekunder dilakukan untuk efisiensi.
Strategi dan Solusi
Strategi terintegrasi meliputi penguatan kurikulum nasional yang mengintegrasikan pendidikan kesehatan, kampanye nasional untuk mengurangi NEET, serta alokasi anggaran APBN lebih besar untuk infrastruktur pendidikan dan kesehatan di daerah terpencil. Pendekatan berbasis proyek, modul literasi dan numerasi, serta pemanfaatan teknologi digital untuk monitoring real-time menjadi kunci implementasi.
Solusi praktis termasuk kampanye “Sekolah untuk Semua” dengan beasiswa penuh, pelatihan vokasi gratis, program magang industri, integrasi modul pembelajaran berbasis proyek, pelatihan guru intensif, dan program MBG untuk menurunkan stunting. Infrastruktur sekolah dan puskesmas terintegrasi, transportasi gratis untuk ATS, serta aplikasi digital untuk monitoring HLS/RLS dan kesehatan melengkapi intervensi.
Studi Kasus dan Inspirasi Nasional
Program Healthy School Movement di Banyuwangi berhasil meningkatkan literasi dan numerasi siswa, nilai rata-rata naik 15%, dan angka absensi turun drastis. Dispendik Banyuwangi mengimplementasikan Gerakan Sekolah Sehat (GSS) dengan lima pilar: sehat bergizi, sehat fisik, sehat imunisasi, sehat jiwa, dan sehat lingkungan sekolah. Strategi sister school memperluas implementasi, sementara inovasi Ganjur meningkatkan konsumsi makanan bergizi.
Di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sumedang, penurunan angka stunting berhasil melalui kolaborasi posyandu dan PAUD. Pemerintah daerah Sumedang menargetkan zero new stunting dan terus melakukan intervensi bayi stunting, mobilisasi, dan digitalisasi. Prevalensi stunting turun dari 27,6% pada 2022 menjadi 14,4% pada 2023.
PENUTUP
Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta sangat penting untuk mencapai Indonesia Emas 2045. Pemerintah menyediakan kebijakan dan dana, masyarakat berpartisipasi aktif, dan sektor swasta mendukung inovasi dan investasi, termasuk pengembangan teknologi pendidikan dan kesehatan. Public-Private Partnership (PPP) menjadi model kerja sama strategis untuk efisiensi dan percepatan pembangunan.
Komitmen jangka panjang dengan investasi berkelanjutan seperti alokasi 20% APBN untuk pendidikan, kesehatan, dan evaluasi rutin akan membangun fondasi kuat menuju masa depan cerah. Generasi mendatang akan hidup sehat, terdidik, dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa, mewujudkan Indonesia Emas 2045 sebagai realitas.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Council of Europe. (2020). Common European Framework of Reference for Languages (CEFR).
Badan Pusat Statistik (BPS). (2023). Data NEET Indonesia.
Kementerian Kesehatan RI. (2023). Program Makan Bergizi (MBG).
Dispendik Banyuwangi. (2024). Gerakan Sekolah Sehat (GSS).
Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang. (2023). Survei Kesehatan Indonesia (SKI).








Komentar