Disusun Oleh:
Nama penyusun: Muhammad Adityafarrasy Azka
NIM: 191251151
Dosen Pengampu: Ervan Kus Indarto, S.IP., M.IP
Mata Kuliah: Lohika Pemikiran Kritis
UNIVERSITAS: Airlangga
Tahun: 2025
PENDAHULUAN
Trauma generasi atau generational trauma merupakan fenomena di mana luka psikologis yang dialami oleh satu generasi dapat diturunkan kepada generasi berikutnya, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui pola asuh, perilaku, dan lingkungan keluarga. Anak-anak yang bertumbuh dalam keluarga dengan riwayat trauma, seperti kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan, atau pengalaman traumatis lainnya, memiliki risiko tinggi terhadap dampak psikologis yang berkelanjutan. Dampak ini tidak hanya terlihat pada masa kanak-kanak, tetapi juga dapat berlanjut hingga masa remaja dan dewasa, bahkan berpotensi mengarah pada gangguan stres pasca trauma (Post Traumatic Stress Disorder/PTSD) (halodoc Trauma Masa Kecil Berpengaruh pada Kesehatan Mental, 06/02/2023).
Survei dalam data literatur yang dilakukan oleh Afrilia dkk. (2025), menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami trauma generasi sering kali menunjukkan perubahan dalam pola pikir, emosi, dan perilaku, seperti kesulitan mengelola emosi, kecemasan berlebih, dan perasaan mati rasa. Selain itu, mereka juga rentan mengalami gangguan psikologis lainnya, seperti depresi, gangguan kecemasan, dan penyalahgunaan zat. Hal ini merupakan dampak buruk yang nyata dari peristiwa traumatis yang dialami oleh orang tua atau anggota keluarga lainnya dapat memengaruhi tumbuh kembang otak anak, sehingga hal tersebut akan berdampak seumur hidup secara fisik, mental, dan sosial.
Masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana trauma generasi dapat memengaruhi kesehatan mental anak secara berkelanjutan dan berpotensi menyebabkan PTSD. Anak-anak yang terpapar trauma generasi sering kali mengalami stres yang berkepanjangan, terutama jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat. Solusi umum yang dapat diberikan adalah intervensi psikologis yang berfokus pada pemutusan mata rantai trauma generasi, seperti terapi keluarga, konseling, dan pendidikan tentang kesehatan mental (klikdokter Break the Cycle: Pentingnya Memutus Trauma Lintas Generasi dalam Keluarga, 05/06/2024).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa jauh dampak yang ditimbulkan trauma generasi pada sisi psikologis anak secara berkelanjutan dan mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan perkembangan PTSD pada anak. Kebaruan penelitian ini terletak pada pendekatan interdisipliner yang menggabungkan aspek psikologis, neurobiologis, dan sosial dalam memahami trauma generasi. Cakupan penelitian mencakup anak-anak yang tumbuh dalam keluarga dengan riwayat trauma, serta faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan PTSD pada anak (halodoc Trauma Masa Kecil Berpengaruh pada Kesehatan Mental, 06/02/2023).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terapi kognitif perilaku (CBT) dan terapi trauma berbasis keluarga dapat membantu anak-anak yang menderita trauma generasi untuk mengatasi gejala PTSD dan gangguan psikologis lainnya. Selain itu, pendekatan yang melibatkan dukungan sosial dan lingkungan yang aman juga terbukti efektif dalam membantu proses penyembuhan kesehatan mental anak (klikdokter Break the Cycle: Pentingnya Memutus Trauma Lintas Generasi dalam Keluarga, 05/06/2024).
Meskipun telah banyak penelitian yang membahas dampak trauma generasi pada anak, masih terdapat celah penelitian mengenai mekanisme transmisi trauma secara psikologis dan neurobiologis, serta efektivitas intervensi jangka panjang dalam memutus mata rantai trauma generasi. Selain itu, penelitian tentang faktor protektif yang dapat membantu anak-anak mengatasi trauma generasi juga masih terbatas. Dikarenakan penelitian mengenai trauma generasi ini masih tergolong baru (Afrilia dkk., 2025).










Komentar