Disusun Oleh:
Floreine Kanaya Chandra
Dosen Pengampu:
Dr. Hafna Ilmy Muhalla, S. Kep., Ns., M. Kep., Sp. Kep. M. B.
Mata Kuliah:
Pancasila
UNIVERSITAS:
Airlangga
Tahun:
2025
PENDAHULUAN
Kemasan plastik konvensional banyak digunakan di berbagai sektor industri. Bahan ini kuat dan harganya terjangkau. Namun, di sisi lain, plastik sulit terurai oleh mikroba di alam. Limbah plastik sering menumpuk di tanah dan laut selama bertahun-tahun. Dampaknya merusak lingkungan dan ekosistem. Pemakaian plastik juga meningkat setiap tahun. Hal ini memicu pencarian alternatif yang lebih ramah lingkungan. Salah satu solusi yang sedang berkembang adalah kemasan berbasis pati singkong.
ISI
Pati singkong adalah polisakarida yang diekstrak dari umbi singkong. Indonesia termasuk negara penghasil singkong besar. Pati singkong memiliki struktur yang bisa dibentuk menjadi film tipis atau plastik biodegradable. Material ini mudah terdegradasi oleh mikroorganisme di tanah dan air. Jadi setelah digunakan, kemasan akan terurai lebih cepat dibandingkan plastik sintetik.
Secara kimia, pati singkong menyusun molekul glukosa yang saling terikat. Struktur ini berbeda dengan plastik berbasis minyak bumi yang susah diurai. Kemasan dari pati singkong dapat dibuat melalui proses pengolahan pati, pencampuran plasticizer, pengeringan, dan pencetakan film. Plasticizer seperti gliserol dimasukkan untuk membuat kemasan lebih fleksibel.
Keunggulan kemasan pati singkong sangat sesuai untuk tujuan lingkungan. Pertama, sifat biodegradabelnya memungkinkan kemasan terurai secara alami dalam waktu jauh lebih singkat dibanding plastik biasa. Hal ini mengurangi jumlah limbah yang menumpuk di tempat pembuangan akhir.
Kedua, bahan baku singkong berasal dari sumber terbarukan. Singkong tumbuh cepat di iklim tropis dan tersedia melimpah di Indonesia. Pemanfaatan pati singkong sebagai bahan kemasan dapat meningkatkan nilai tambah produk pertanian lokal. Hal ini juga dapat memberi peluang ekonomi bagi petani singkong.
Ketiga, kemasan pati singkong dinilai aman untuk makanan. Bahan bakunya tidak mengandung bahan kimia berbahaya yang bisa mencemari produk yang dibungkus. Oleh karena itu, kemasan ini potensial untuk sektor makanan dan minuman yang mengutamakan keamanan pangan.
Beberapa studi ilmiah menegaskan manfaat kemasan berbasis pati singkong. Kemasan dapat dibuat sebagai edible film yang bisa dimakan bersama produk makanan. Ini berarti tidak hanya terurai di alam, tetapi aman jika kontak langsung dengan makanan. Penelitian juga menunjukkan bahwa limbah kulit singkong dapat dimanfaatkan untuk membuat film edible, sehingga mengurangi limbah industri singkong.
Namun, terdapat tantangan teknis dalam penggunaan kemasan pati singkong. Pertama, karakteristik tahan air dan mekanik kemasan masih lebih rendah dibanding plastik sintetik. Hal ini berarti kemasan pati singkong belum ideal untuk produk yang memerlukan perlindungan tinggi terhadap kelembaban dan benturan.
Kedua, biaya produksi kemasan pati singkong saat ini lebih tinggi daripada plastik biasa. Skala produksi dan teknologi masih berkembang. Oleh karena itu, harga kemasan ramah lingkungan masih lebih mahal bagi produsen dan konsumen.
Upaya penelitian terus dilakukan untuk meningkatkan performa kemasan berbasis pati. Peneliti menambahkan bahan penguat seperti chitosan atau plasticizer yang tepat untuk memperbaiki kekuatan dan ketahanan film pati. Hasilnya menunjukkan kemasan bisa menjadi lebih kuat dan lebih cocok untuk penggunaan komersial.
Implementasi kemasan pati singkong sudah mulai dilakukan oleh beberapa perusahaan. Mereka memakai kemasan ini untuk produk makanan ringan dan produk konsumsi lain. Respon pasar umumnya positif karena konsumen kian peduli terhadap isu lingkungan. Peralihan ke kemasan jenis ini juga menjadi bagian strategi branding bagi perusahaan yang ingin tampil sebagai ramah lingkungan.
Peran pemerintah juga penting dalam mempercepat pengembangan kemasan ramah lingkungan. Kebijakan yang mendorong penggunaan bahan biodegradable serta insentif bagi industri dapat memperluas penggunaan kemasan pati singkong. Regulasi yang mengurangi plastik sekali pakai dapat memacu permintaan terhadap alternatif yang lebih baik bagi lingkungan.
PENUTUP
Secara keseluruhan, kemasan pati singkong menawarkan solusi nyata dalam upaya mengurangi sampah plastik. Material ini memiliki potensi besar sebagai alternatif kemasan ramah lingkungan. Meski tantangan teknis dan biaya masih ada, penelitian dan inovasi terus berkembang. Dukungan dari pelaku industri, pembuat kebijakan, dan konsumen akan mempercepat transisi menuju penggunaan kemasan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan di masa depan.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Alimah, S., Putri, S. H., & Nurliasari, D. 2023. Perbandingan Karakteristik Kemasan Plastik Berbasis Pati Ubi dan Kulit Singkong: Kajian Literatur. Biomass, Biorefinery and Bioeconomy, 1(1), 48-60.
Apriatin, D., Dersan, I., Nuryadin, A., & Subagyo, L. 2025. Pengembangan Plastik Biodegradable Berbasis Pati: Studi Ketahanan Biodgradasi Lingkungan Tanah dan Air. Jurnal Chemurgy, 9(1), 39-48.
Avanieco.com. 2025. Kemasan Singkong! Rahasia Tren Produk Ramah Lingkungan. Diakses pada 20 November 2025, dari https://avanieco.com/kemasan-singkong-rahasia-tren-produk-ramah-lingkungan/














Komentar