Senin | 15 Desember 2025 | Pukul | 07:40 | WIB
Mediapatriot.co.id | Jakarta | Aceh | Berita Terkini — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data terbaru terkait dampak bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra.
Hingga Minggu, 14 Desember 2025, jumlah korban meninggal dunia tercatat mencapai 1.016 jiwa, dengan 212 orang masih dinyatakan hilang, sementara 624.670 warga terpaksa mengungsi akibat kerusakan luas pada permukiman dan infrastruktur publik.
Data tersebut disampaikan dalam konferensi pers BNPB oleh Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan, Abdul Muhari, yang menjelaskan bahwa proses pencarian dan pertolongan (search and rescue) masih terus berlangsung di berbagai titik terdampak.
“Per hari ini, hasil pencarian dan pertolongan bertambah 10 jasad yang berhasil ditemukan,” ujar Abdul Muhari.
Dari jumlah tersebut, sembilan korban ditemukan di Aceh dan satu korban di Kabupaten Agam, Sumatra Barat, sehingga angka korban meninggal meningkat dari 1.006 menjadi 1.016 jiwa.
Sebaran Korban Hilang di Tiga Provinsi
BNPB mencatat, korban hilang tersebar di sejumlah kabupaten dan kota di Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh, yang merupakan wilayah dengan tingkat kerusakan tertinggi akibat bencana hidrometeorologi tersebut.
Di Sumatra Utara, korban hilang tercatat di:
Kabupaten Tapanuli Tengah, Kecamatan Sukabangun dan Aloban Bair (56 orang)
Kabupaten Tapanuli Selatan, Desa Garoga, Batang Toru (30 orang)
Kota Sibolga, Kelurahan Pancuran Gerobak, Kecamatan Sibolga Kota (1 orang)
Sementara di Sumatra Barat, korban hilang meliputi:
Kabupaten Agam, Kecamatan Malalak dan Palembayan (53 orang)
Kota Padang Panjang, sepanjang aliran Sungai Batang Anai (32 orang)
Kabupaten Padang Pariaman, aliran Sungai Batang Anai (1 orang)
Kabupaten Tanah Datar, aliran Sungai Batang Anai
Adapun di Aceh, korban hilang tercatat di:
Kabupaten Bener Meriah (14 orang)
Kabupaten Aceh Utara (6 orang)
Kabupaten Aceh Tengah (4 orang)
Kabupaten Bireuen (4 orang)
Kabupaten Aceh Tamiang
Kabupaten Nagan Raya
Aceh Ajukan Bantuan ke UNDP dan UNICEF
Di tengah eskalasi dampak bencana yang kian meluas, Pemerintah Aceh secara resmi menyurati dua lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yakni United Nations Development Programme (UNDP) dan United Nations Children’s Fund (UNICEF),
guna meminta keterlibatan dalam penanganan dan pemulihan pascabencana.
Juru Bicara Pemerintah Aceh, Muhammad MTA, menyampaikan bahwa langkah tersebut diambil berdasarkan kebutuhan mendesak serta pengalaman kedua lembaga internasional itu dalam penanganan bencana besar, termasuk saat tsunami Aceh tahun 2004.
“Pemerintah Aceh secara resmi telah menyampaikan permintaan keterlibatan beberapa lembaga internasional, seperti UNDP dan UNICEF, dengan pertimbangan pengalaman mereka dalam penanganan bencana berskala besar,” ujar Muhammad MTA.
Ia menegaskan bahwa permintaan tersebut telah disampaikan secara formal, mengingat besarnya kebutuhan pemulihan di berbagai sektor strategis.
“Mempertimbangkan bahwa mereka merupakan lembaga resmi PBB yang berada di Indonesia, maka keterlibatan mereka dalam proses pemulihan kami nilai sangat dibutuhkan,” katanya.
Kerusakan Infrastruktur dan Mobilisasi Relawan
Pemerintah Aceh mencatat, banjir bandang dan longsor telah berdampak pada 18 kabupaten dan kota, menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur publik dan fasilitas sosial.
Hingga Minggu siang, data posko tanggap darurat bencana hidrometeorologi Aceh mencatat 419 korban meninggal dunia, 32 orang hilang, dan 474.691 warga mengungsi di berbagai titik pengungsian.
Kerusakan meliputi:
258 unit kantor pemerintahan
287 tempat ibadah
305 sekolah
431 pesantren
206 rumah sakit dan puskesmas
461 titik jalan
332 jembatan
Dalam upaya percepatan pemulihan, hingga kini telah tercatat 77 lembaga dan 1.960 relawan yang terlibat langsung di Aceh.
Mereka berasal dari organisasi lokal, nasional, hingga internasional, dan telah terkoordinasi melalui desk relawan BNPB.
Beberapa lembaga yang telah aktif di antaranya Save the Children, Islamic Relief, Baznas, Orari, Yayasan Geutanyoe, Koalisi NGO HAM, serta berbagai institusi pendidikan dan organisasi kemanusiaan lainnya.
“Besar kemungkinan keterlibatan lembaga dan relawan akan terus bertambah seiring kebutuhan di lapangan,” kata Muhammad MTA.
Ia menyampaikan apresiasi Gubernur Aceh kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dalam proses tanggap darurat dan pemulihan.
Operasi SAR Masih Berlangsung
BNPB menegaskan bahwa operasi pencarian korban hilang masih terus dilanjutkan, dengan mempertimbangkan kondisi cuaca, medan yang berat, serta faktor keselamatan tim di lapangan.
Pemerintah pusat dan daerah juga terus berkoordinasi untuk memastikan kebutuhan dasar pengungsi terpenuhi, termasuk logistik, layanan kesehatan, serta dukungan psikososial bagi korban terdampak.
Bencana ini menjadi pengingat serius akan kerentanan wilayah Sumatra terhadap bencana hidrometeorologi ekstrem, sekaligus menegaskan pentingnya penguatan sistem mitigasi, tata kelola lingkungan, dan kesiapsiagaan bencana secara berkelanjutan di masa mendatang.
(Redaksi | Mediapatriot.co.id | Ramlan)












Komentar