Disusun Oleh:
Sahira Anatashia
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Harya Kuncara Wiralaga, S.E., M.Si
Mata Kuliah:
Ekonomi Moneter
UNIVERSITAS:
Universitas Negeri Jakarta
Tahun:
2025
PENDAHULUAN
Stabilitas nilai rupiah merupakan salah satu fondasi utama dalam menjaga ketahanan ekonomi nasional. Nilai tukar yang stabil berperan penting dalam melindungi daya beli masyarakat, menjaga kepercayaan pasar, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dalam konteks perekonomian Indonesia yang terbuka, tekanan inflasi sering kali muncul akibat faktor global seperti kenaikan harga energi, gangguan rantai pasok, serta dinamika kebijakan moneter negara maju. 
Bank Indonesia sebagai otoritas moneter memiliki mandat utama untuk menjaga stabilitas nilai rupiah, baik dari sisi inflasi maupun nilai tukar. Salah satu instrumen kebijakan yang paling sering digunakan adalah BI-Rate atau suku bunga acuan. Kebijakan kenaikan BI-Rate kerap ditempuh ketika tekanan inflasi meningkat, namun efektivitasnya dalam meredam inflasi domestik masih menjadi bahan diskusi di kalangan akademisi dan praktisi ekonomi.
ISI
Latar Belakang Inflasi Domestik dan Peran BI-Rate
Inflasi di Indonesia dapat bersumber dari faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal meliputi kenaikan harga komoditas impor dan fluktuasi nilai tukar, sedangkan faktor internal antara lain peningkatan permintaan musiman, distribusi yang tidak lancar, serta kebijakan harga yang kurang tepat sasaran. Pada periode 2023 hingga 2025, inflasi tahunan sempat berada di atas target Bank Indonesia, sehingga mendorong perlunya pengetatan kebijakan moneter.
BI-Rate bekerja melalui mekanisme transmisi kebijakan moneter. Kenaikan suku bunga acuan berdampak pada meningkatnya suku bunga kredit dan simpanan perbankan, yang pada akhirnya menekan konsumsi dan investasi. Selain itu, suku bunga yang lebih tinggi dapat menarik aliran modal asing, sehingga membantu menstabilkan nilai tukar rupiah dan menahan tekanan inflasi dari sisi impor.
Efektivitas Kenaikan BI-Rate Berdasarkan Data Empiris
Pengalaman empiris menunjukkan bahwa kebijakan kenaikan BI-Rate memiliki dampak nyata terhadap pengendalian inflasi. Pada periode sebelumnya, pengetatan kebijakan moneter berhasil menurunkan inflasi dengan jeda waktu tertentu. Pola ini menunjukkan adanya lag effect, di mana inflasi baru merespons kebijakan suku bunga dalam rentang beberapa bulan setelah kebijakan diterapkan.
Selain menekan inflasi, stabilitas nilai tukar rupiah juga menjadi indikator keberhasilan kebijakan BI-Rate. Ketika rupiah berada pada kisaran yang relatif stabil, tekanan harga dari barang impor dapat ditekan, sehingga membantu menjaga inflasi inti tetap terkendali. Temuan ini sejalan dengan kajian Bank Indonesia yang menyatakan bahwa kenaikan suku bunga acuan memiliki koefisien transmisi negatif terhadap inflasi.
Tantangan dan Keterbatasan Kebijakan Suku Bunga
Meskipun efektif, kenaikan BI-Rate tidak terlepas dari dampak samping. Suku bunga yang tinggi berpotensi menahan laju pertumbuhan ekonomi karena meningkatnya biaya pembiayaan bagi dunia usaha, terutama sektor usaha mikro, kecil, dan menengah. Selain itu, nilai tukar yang terlalu kuat juga dapat mengurangi daya saing ekspor.
Di luar faktor moneter, inflasi di Indonesia juga dipengaruhi oleh kebijakan fiskal, kondisi iklim, serta efektivitas distribusi barang. Oleh karena itu, kebijakan BI-Rate tidak dapat berdiri sendiri dan perlu dikombinasikan dengan instrumen lain seperti operasi pasar terbuka, kebijakan makroprudensial, serta koordinasi yang erat dengan pemerintah.
PENUTUP
Kenaikan BI-Rate terbukti menjadi instrumen penting dalam meredam inflasi domestik dan menjaga stabilitas nilai rupiah. Melalui mekanisme transmisi suku bunga, kebijakan ini mampu menekan permintaan berlebih dan mengurangi tekanan harga dari sisi eksternal. Namun demikian, efektivitas BI-Rate sangat bergantung pada kondisi ekonomi secara keseluruhan serta dukungan kebijakan fiskal dan struktural.
Ke depan, stabilitas ekonomi yang berkelanjutan hanya dapat dicapai melalui sinergi antara kebijakan moneter yang kredibel dan kebijakan pemerintah yang tepat sasaran. Dengan inflasi yang terkendali, daya beli masyarakat dapat terjaga dan perekonomian nasional dapat tumbuh secara lebih sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia. Laporan Kebijakan Moneter Tahun 2024.
Mankiw, N. G. Teori Makroekonomi.
Sukirno, S. Makroekonomi Teori Pengantar.













Komentar