SUMEDANG — Program Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang didanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kembali menunjukkan wajah ideal tata kelola pembangunan pendidikan yang akuntabel dan tepat sasaran. Pada Tahun Anggaran 2025, SMKN 1 Buahdua, Kabupaten Sumedang, dipercaya mengelola bantuan revitalisasi senilai Rp1.616.148.000, yang dimanfaatkan secara profesional dan bertanggung jawab melalui kinerja Panitia Pembangunan Satuan Pendidikan (P2SP).
Pelaksanaan revitalisasi dilakukan dengan skema swakelola, sebuah mekanisme yang menempatkan sekolah sebagai subjek utama pengelolaan anggaran negara. Melalui pola ini, prinsip efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas penggunaan APBN tidak hanya menjadi jargon kebijakan, tetapi diterjemahkan secara nyata dalam setiap tahapan pelaksanaan pembangunan di SMKN 1 Buahdua.
Sejak tahap perencanaan, P2SP SMKN 1 Buahdua menerapkan tata kelola yang disiplin dan terukur. Seluruh kegiatan pembangunan disusun berdasarkan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan desain teknis yang mengacu pada standar bangunan serta ketentuan teknis yang berlaku. Langkah ini menjadi fondasi penting untuk memastikan anggaran negara digunakan secara tepat guna, berdaya guna, dan memberikan manfaat langsung bagi proses pembelajaran.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana SMKN 1 Buahdua, Iwan, S.Pd, menegaskan bahwa keberhasilan revitalisasi tidak terlepas dari komitmen sekolah dalam menjaga kepercayaan negara terhadap pengelolaan APBN.
“Bantuan revitalisasi ini adalah amanah negara yang harus dikelola secara profesional dan penuh tanggung jawab. Kami berupaya memastikan setiap rupiah APBN digunakan sesuai peruntukannya dan berdampak langsung pada peningkatan kualitas pembelajaran,” ujar Iwan.
Menurutnya, revitalisasi sarana dan prasarana bukan sekadar pembangunan fisik, melainkan bagian dari investasi jangka panjang negara dalam menyiapkan sumber daya manusia vokasi yang unggul dan siap kerja.
“Dengan fasilitas praktik yang memadai, siswa dapat belajar dalam lingkungan yang lebih representatif dan relevan dengan kebutuhan dunia industri,” tambahnya.
Iwan juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program tersebut, baik dari unsur pemerintah, pendamping teknis, maupun warga sekolah.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah atas kepercayaan yang diberikan, serta kepada seluruh tim P2SP dan warga sekolah yang telah bekerja dengan penuh dedikasi. Sinergi ini menjadi kunci keberhasilan tata kelola bantuan APBN agar benar-benar dirasakan manfaatnya oleh peserta didik,” tuturnya.
Dalam pelaksanaannya, P2SP menerapkan pengawasan internal yang ketat, mulai dari pemilihan material, pengendalian mutu pekerjaan, hingga ketepatan waktu pelaksanaan. Seluruh proses didokumentasikan dan dilaksanakan secara terbuka sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik.
Sebagai proyek yang didanai APBN, revitalisasi SMKN 1 Buahdua dilaksanakan dengan prinsip transparansi. Papan informasi kegiatan dipasang di lokasi pekerjaan, sementara dokumentasi progres pembangunan disiapkan untuk memastikan masyarakat dapat memantau jalannya proyek secara langsung.
Melalui Program Revitalisasi SMK ini, SMKN 1 Buahdua kini bergerak menuju lingkungan belajar yang lebih aman, nyaman, dan berstandar industri. Penataan ruang kelas, bengkel praktik, dan fasilitas pendukung lainnya diarahkan untuk memperkuat keterkaitan antara pendidikan vokasi dan kebutuhan dunia usaha serta dunia industri.
Keberhasilan P2SP SMKN 1 Buahdua dalam mengelola bantuan revitalisasi ini menjadi contoh bahwa tata kelola APBN yang baik di tingkat satuan pendidikan bukan hanya mungkin, tetapi juga berdampak nyata. Lebih dari sekadar pembangunan fisik, revitalisasi ini menegaskan bahwa anggaran negara, ketika dikelola secara amanah dan profesional, mampu menjadi motor penggerak peningkatan kualitas pendidikan vokasi di daerah..(Asep Apendi)













Komentar