Jakarta — Perubahan lanskap industri konstruksi nasional yang semakin kompleks menuntut pelaku usaha jasa konstruksi untuk melakukan penyesuaian fundamental. Kontraktor yang tidak mampu beradaptasi, dinilai berisiko tertinggal dalam persaingan pasar pada tahun 2026.
Pandangan tersebut disampaikan Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) sekaligus Kepala Laboratorium Manajemen Proyek Konstruksi, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik UGM, Prof. Dr. Tech. Ir. Danang Parikesit, MSc (Eng), saat menjadi keynote speaker dalam Seminar Nasional bertajuk “Dinamika Pasar Konstruksi Nasional dan Persepsi Risiko Usaha Jasa Konstruksi Tahun 2026”. Kegiatan ini berlangsung di Gedung Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Dirjen SDA) Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta, Kamis (18/12/2025).
Dalam paparannya, Prof. Danang menilai bahwa dinamika pasar konstruksi ke depan tidak lagi memberi ruang bagi perusahaan yang bertahan dengan model bisnis konvensional. Perubahan struktur pasar, tuntutan efisiensi, serta peningkatan risiko proyek menjadi tantangan nyata yang harus direspons secara strategis.
Ia menegaskan bahwa kontraktor perlu melakukan transformasi dengan memperkuat keunggulan kompetensi internal, bukan sekadar mengandalkan status sebagai kontraktor umum. Pendekatan berbasis spesialisasi dinilai akan meningkatkan daya saing perusahaan di tengah persaingan yang semakin ketat.
“Penguatan kemampuan divisi-divisi internal menjadi sangat penting. Kontraktor tidak bisa lagi mengerjakan semua hal secara umum, tetapi harus fokus pada kompetensi yang benar-benar dikuasai,” ujarnya.
Selain aspek kompetensi, Prof. Danang juga menyoroti pentingnya tata kelola perusahaan yang baik dan kondisi keuangan yang sehat. Ia menyebut, masih banyak badan usaha jasa konstruksi yang rentan karena lemahnya manajemen risiko dan pengelolaan keuangan.
Menurutnya, tanpa fondasi manajemen yang kuat, perusahaan konstruksi akan kesulitan bertahan, terlebih menghadapi tantangan pembiayaan dan kompleksitas proyek infrastruktur ke depan.
Seminar nasional ini menjadi wadah diskusi strategis yang mempertemukan unsur pemerintah, akademisi, asosiasi, serta pelaku industri jasa konstruksi. Forum tersebut diharapkan mampu menghasilkan pemetaan risiko, rekomendasi kebijakan, serta strategi adaptif guna memperkuat ketahanan dan daya saing industri konstruksi nasional.
Melalui upaya kolaboratif ini, sektor jasa konstruksi diharapkan dapat bertransformasi secara berkelanjutan dan tetap menjadi pilar utama dalam mendukung pembangunan infrastruktur Indonesia di masa mendatang.
(Red Irwan)




Tinggalkan Balasan