MENJAGA NALURI AKADEMIK DI TENGAH KEBERADAAN CHATGPT (Oleh: Winston Winata)

Judul Halaman
%%footer%%

Disusun oleh :
Winston Winata

📲 Simak Berita Terpercaya Langsung di Ponselmu!

Ikuti MediaPatriot.CO.ID lewat WhatsApp Channel resmi kami:
👉 Klik di sini untuk bergabung

Fakultas :
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas :
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun :
2025

Keberadaan teknologi kecerdasan buatan seperti ChatGPT telah membawa perubahan besar dalam proses pembelajaran dan praktik akademik di berbagai jenjang pendidikan. Di Indonesia, penggunaan ChatGPT semakin luas, terutama dalam penulisan tugas, pencarian referensi, dan memahami konsep pelajaran. Meskipun teknologi ini memberikan kemudahan signifikan, muncul kekhawatiran bahwa ketergantungan berlebihan terhadap AI dapat melemahkan naluri akademik siswa, seperti kemampuan berpikir kritis, orisinalitas gagasan, serta keterampilan literasi informasi. Tantangan ini perlu mendapat perhatian serius agar perkembangan teknologi tidak menggeser esensi belajar itu sendiri.

Laporan UNESCO (2023) mencatat bahwa peningkatan penggunaan AI dalam pendidikan dapat memberi manfaat besar bila diarahkan dengan benar, namun tanpa literasi digital yang memadai, siswa rentan menggunakan AI sebagai jalan pintas. Fenomena serupa terlihat di sekolah dan universitas Indonesia, di mana sebagian siswa mulai bergantung pada ChatGPT untuk menyelesaikan tugas tanpa memproses ulang informasi. Situasi ini, jika dibiarkan, dapat mengubah proses belajar menjadi aktivitas pasif, serta menurunkan kualitas pemahaman konsep secara mendalam. Dengan demikian, menjaga naluri akademik di tengah derasnya pemanfaatan teknologi menjadi kebutuhan mendesak.

Salah satu tantangan utama adalah menurunnya keterlibatan kognitif siswa dalam proses berpikir. Naluri akademik, yang mencakup rasa ingin tahu, kebiasaan bertanya, proses reflektif, dan analisis independen, dapat melemah ketika siswa lebih mengandalkan jawaban instan dari AI. Hal ini sejalan dengan temuan penelitian Li dan Yang (2022) yang menunjukkan bahwa penggunaan AI tanpa pendampingan cenderung mengurangi kemampuan problem solving karena siswa tidak lagi melalui proses intelektual secara bertahap. Ketergantungan ini juga berdampak pada menurunnya kemampuan menulis akademik, sebab siswa hanya menyalin struktur argumen yang diberikan ChatGPT tanpa memahami logika penyusunannya.

Selain itu, pemahaman etika akademik turut menjadi isu signifikan. Banyak siswa belum sepenuhnya memahami batas antara bantuan teknologi dan plagiarisme. Sistem evaluasi yang masih berfokus pada produk akhir ketimbang proses belajar memperparah kondisi ini. Di beberapa sekolah, penggunaan ChatGPT belum diatur secara jelas, sehingga guru kesulitan membedakan hasil kerja orisinal siswa dengan teks yang dihasilkan AI. Minimnya literasi etika digital juga menyebabkan siswa tidak menyadari pentingnya mencantumkan referensi, memeriksa fakta, dan mengkritisi informasi yang diperoleh.

Teknologi seharusnya digunakan sebagai alat pendukung, bukan sebagai pengganti proses belajar. Oleh karena itu, menjaga naluri akademik memerlukan pendekatan integratif yang menyentuh aspek pembelajaran, kebijakan, dan pengembangan kompetensi guru. Pendekatan berbasis performansi dapat diterapkan dalam menghadapi era AI, dengan fokus pada tugas yang menuntut penerapan kemampuan nyata seperti analisis kasus, proyek penelitian kecil, diskusi berbasis argumen, serta penilaian yang menekankan proses berpikir. Dengan demikian, siswa tidak hanya mengandalkan jawaban AI, tetapi menggunakan teknologi sebagai pemicu eksplorasi intelektual.

Guru memegang peranan sentral dalam mengarahkan penggunaan AI secara bijak. Pelatihan literasi digital bagi guru sangat diperlukan agar mereka memahami bagaimana memanfaatkan ChatGPT sebagai alat pembelajaran tanpa mengorbankan integritas akademik siswa. Modul pembelajaran yang menuntut siswa untuk mengklarifikasi, membandingkan, dan mengevaluasi informasi dari ChatGPT dapat memperkuat kemampuan berpikir kritis. Lebih jauh lagi, guru perlu menerapkan metode pembelajaran yang mendorong kreativitas siswa, seperti project-based learning, debat, atau penulisan reflektif yang menuntut keaslian gagasan.

Dari sisi kebijakan, lembaga pendidikan perlu menyusun pedoman penggunaan AI yang jelas. Pedoman tersebut dapat mencakup batasan penggunaan ChatGPT dalam tugas akademik, aturan sitasi konten AI, serta standar penilaian yang menekankan orisinalitas proses. Evaluasi perlu diarahkan pada tugas yang menilai kemampuan analisis dan argumentasi siswa, misalnya melalui penilaian lisan, diskusi kelas, atau portofolio perkembangan. Dengan demikian, peluang penyalahgunaan AI dapat diminimalkan.

Pemanfaatan AI juga dapat diarahkan untuk memperkuat naluri akademik, bukan melemahkannya. ChatGPT dapat digunakan sebagai alat brainstorming untuk merangsang ide awal, sebagai asisten dalam mengorganisasi gagasan, atau sebagai sarana latihan pemahaman konsep. Namun, siswa perlu dilatih untuk menggunakan AI secara reflektif, misalnya dengan mengevaluasi kebenaran informasi, menguji konsistensi argumen, atau membandingkan jawaban AI dengan sumber ilmiah lainnya.

Kesimpulan
Pemanfaatan AI seperti ChatGPT dalam pendidikan menawarkan peluang besar, tetapi juga membawa risiko bagi naluri akademik jika digunakan tanpa literasi dan etika yang memadai. Oleh karena itu, AI harus diposisikan sebagai alat bantu pembelajaran, bukan pengganti proses berpikir. Dengan pendekatan terintegrasi antara kebijakan, kurikulum, dan metode pembelajaran, teknologi dapat memperkuat kualitas akademik siswa secara berkelanjutan.


Wartawan di lapangan dibekali Kode Sandi untuk membuka DAFTAR WARTAWAN Dibawah ini: DAFTAR WARTAWAN >>>





Tentang Kami

Mediapatriot.co.id adalah portal berita online nasional yang menyajikan informasi aktual, terpercaya, dan berimbang.

Didirikan oleh jurnalis senior Hamdanil Asykar, Mediapatriot.co.id berkomitmen menjaga integritas jurnalistik sesuai Kode Etik Dewan Pers.

Misi kami adalah menjadi media digital yang membangun kesadaran publik melalui berita edukatif, mendalam, dan bebas hoaks.

Untuk pertanyaan, saran, atau kerja sama media, silakan kunjungi halaman Kontak.

📲 Simak Berita Terpercaya Langsung di Ponselmu!

Ikuti MediaPatriot.CO.ID lewat WhatsApp Channel resmi kami:
👉 Klik di sini untuk bergabung

Posting Terkait

Jangan Lewatkan