Oleh: Trisya Suherman (Aisyah Icha)
Jakarta – INDONESIA| Ketua Pengusaha Bela Bangsa (PPB), Trisya Suherman, sangat mendukung program Koperasi Merah Putih dan berharap koperasi sebagai ujung tombak gerakan ekonomi untuk hilirisasi, bukan hanya sebagai lembaga ekonomi biasa, gerakan koperasi harus memiliki tujuan yang lebih luas, yakni dapat membangun ekonomi masyarakat yang lebih adil, dan tentunya dapat meningkatkan ekonomi bagi hilirisasi. Dengan adanya Koperasi Merah Putih, tentuh gagasan ini sangat baik dengan perencanaan pembangunan koperasi sebanyak tujuh puluh ribu (70.000) unit koperasi, dalam rangka program perencanaan pembangunan desa Koperasi Merah Putih.
Trisya Suherman atau yang biasa disapa Icha, berharap Koperasi Merah Putih yang dibangun di hampir semua desa di Indonesia bisa menjadi pintu masuk untuk gerakan kembali ke hilirisasi atau desa, agar para pekerja industri manufaktur yang terdampak korban PHK di sejumlah industri dapat turut andil dan berperan untuk kembali dan tidak menetap diperkotaan, guna membangun desa bersama-sama untuk kemajuan bangsa.
Koperasi harus dikembalikan sebagai gerakan koperasi, bukan hanya sebagai lembaga ekonomi biasa. Gerakan koperasi harus memiliki tujuan yang lebih luas, yaitu membangun masyarakat yang lebih berkeadilan sosial, dan tentunya berdaya saing untuk kemajuan bangsa. Kalau kita bicara koperasi yang paling penting adalah menemukan roh koperasi yakni gerakan ekonomi koperasi. Gerakan ini harus memiliki semangat perubahan sosial, membangun kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam mengelola ekonomi dan sumber daya secara bersama-sama. Dalam konteks ini, koperasi harus menjadi wadah perjuangan ekonomi kerakyatan, serta sarana pembangunan sosial dalam kesadaran dan partisipasi masyarakat.
Saat ini kiita menghadapi fakta bahwa banyak pabrik-pabrik mengurangi karyawan, di satu sisi pula banyak korban PHK yang berasal dari desa, yang melakukan urbanisasi ke kota, karena sulitnya lapangan pekerjaan di desa. Dengan adanya koperasi merah putih di setiap desa, Ini harus dipikirkan, sekaligus menjadi pintu bagi gerakan kembali ke hilirisasi yakni ke desa, sebab adanya aktivitas ekonomi dengan masuknya koperasi merah putih. Dengan demikian, koperasi dapat menjadi kekuatan yang efektif dalam membangun masyarakat hilirisasi.
Dengan memahami dan menghayati nilai-nilai kebersamaan, amanah dan gotong-royong, tentunya kita dapat membangun koperasi yang tidak hanya berhasil secara ekonomi, tetapi juga memiliki dampak sosial yang positif dan berkelanjutan. Koperasi jika menjadi gerakan akan dinamis menyadarkan rakyat untuk bersama sama, dalam semangat gotong-royong membangun saling bahu-membahu, membantu persaudaraan sesama warga bangsa. Oleh sebab itu bukan hanya soal ekonomi, harus ada gerakan dan peran serta untuk mengedukasi dan menyadarkan pejabat dan masyarakat hilirisasi (desa), akan pentingnya koperasi sebagai gerakan yang holistik dan komprehensif. Hal ini memerlukan kerja sama dan kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat sipil, dan organisasi koperasi.
Untuk pengelola koperasi dalam hal ini perlunya pelatihan-pelatihan guna meningkatkan kemampuan dan kesadaran mereka dalam mengelola koperasi secara profesional dan berkelanjutan. Selain itu, pelatihan juga dapat difokuskan pada pengembangan kemampuan soft skill, dengan pelatihan yang tepat, pengelola koperasi dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam mengelola koperasi secara profesional dan berkelanjutan, serta membangun kepercayaan dan kerja sama yang efektif dengan stakeholder dan masyarakat. Di samping itu teknologi digital telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari, dengan penerapan koperasi berbasis teknologi, peranan teknologi dapat membantu dan menciptakan super koperasi yang dapat diakses melalui perangkat lunak baik itu melalui PC, Handphone, karena hal ini adalah langkah yang sangat strategis untuk menopang perkembangan zaman dalam program koperasi merah putih.
Dengan penerapan teknologi tentunya, koperasi dapat membangun jejaring ekonomi pedesaan yang lebih kuat dan berkelanjutan. Karena peranan teknologi sangatlah membantu, dan lebih meningkatkan efisiensi dan efektifitas operasional koperasi, serta memperluas jangkauan dan aksesibilitas koperasi kepada masyarakat pedesaan untuk lebih meningkatkan efektivitas koperasi serta pembangunan ekonomi hilirisasi melalui koperasi yang berkelanjutan dan tentunya berbasis teknologi digital. (*Trsy).
Red Irwan